Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara

36 mimik, bahasa tubuh, serta kelancaran suara. Jika antara bahasa lisan dan faktor penunjang tersebut dapat bersamaan dan saling mendukung, maka komunikasi terbaik antara pembicara dan pendengar akan terbangun.

2.2.2.1 Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Dalam pembelajaran keterampilan berbicara hasil akhir yang ingin dicapai yakni mampu menciptakan siswa-siswa yang terampil berbicara. Menurut Fowler dalam Ahmadi 1990:19 tujuan menyeluruh keterampilan berbicara mencakupi pencapaian hal-hal berikut: 1 mudah dan lancar atau fasih, 2 kejelasan, 3 bertanggung jawab, 4 membentuk pendengaran yang kritis. Guru harus memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk dapat berlatih berbicara sampai mereka dapat lancar dalam berbicara baik itu di depan kelas maupun dalam kelompoknya. Dengan penerapan teknik yang tepat siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan dan dapat mengembangkan kepercayaan diri. Diksi, artikulasi, dan gagasan yang tersusun dengan baik sangat diperlukan dalam berbicara. Hal ini dapat tercapai dengan latihan dan mengatur cara berpikir yang logis dan jelas. Siswa akan terbiasa berbicara dengan tepat dan jelas apabila guru sering memberi latihan-latihan tentang cara berbicara yang baik. 37 Seorang pembicara harus dapat bertanggung jawab dengan topik pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan atau momentumnya. Latihan berbicara yang baik dapat menghindarkan siswa dari kebohongan mengenai hal yang disampaikan. Keterampilan menyimak dan berbicara sangat berkaitan. Latihan berbicara yang baik seperti mengevaluasi kata-kata, niat, dan tujuan pembicara dapat mengembangkan keterampilan mendengarkan yang kritis. Dengan cara seperti ini maka pembicara yang kritis sekaligus juga dapat menjadi pendengar yang kritis. Subyantoro 2009:117 menjabarkan lima tujuan pengajaran kemampuan berbicara antara lain 1 para anak didik dapat menjawab pertanyaan dengan lancar, 2 para anak didik dapat mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat, 3 para anak didik dapat menguasai isi pembicaraan, 4 para anak didik dapat berbicara di depan umum tanpa rasa takut, serta 5 para anak didik dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Seorang pembicara berusaha agar pendengar memahami atau menangkap makna yang disampaikan. Sarana untuk menyampaikan makna tersebut selalu menggunakan bahasa lisan. Keterampilan berbahasa lisan digunakan sebagai sarana memperoleh pengetahuan mangadaptasi, mempelajari lingkungannya, dan mengontrol lingkungannya. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk terampil berbicara. Mereka harus dapat mengekspresikan pengetahuan yang telah mereka miliki secara lisan. Mereka pun harus terampil mengajukan pertanyaan untuk menggali dan mendapatkan informasi, terampil menjelaskan persoalan dan cara 38 pemecahannya, serta terampil menarik simpati pendengar. Walaupun siswa sudah dapat mengekspresikan dirinya secara lisan sebelum mereka diajar secara formal, mereka tetap memerlukan bimbingan untuk mengembangkan keterampilan berbicara. Hakikatnya tujuan pembelajaran keterampilan berbicara adalah membuat siswa lebih mahir dalam berkomunikasi, dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah, dapat dengan lancar mengucapkan kata atau bunyi bahasa dengan tepat, serta mampu menampilkan ekspresi yang sesuai dengan kata yang diungkapkan.

2.2.3 Berbicara Ekspresif