132
dalam pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola. Beberapa siswa berlatih dengan kelompoknya dengan serius dan sungguh-
sungguh. Hal
itu terlihat
ketika peneliti
memberikan tugas
untuk memerankan tokoh idola di depan kelas, siswa-siswa tersebut memanfaatkan
waktu seefektif mungkin untuk berlatih terlebih dahulu dengan kelompok masing-masing sebelum tampil di depan kelas.
Perilaku siswa selama pembelajaran berbicara ekspresif dengan menggunakan teknik simulasi tokoh idola yakni sebagian besar siswa
berperilaku positif, siswa yang pada siklus I enggan untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran, pada siklus II sudah bersemangat dan aktif dalam
pembelajaran.
4.1.3.2.3 Hasil Wawancara
Kegitan wawancara pada siklus II ini juga dilakukan pada siswa yang memperoleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah. Pertanyaan yang diajukan
pada wawancara siklus II ini juga sama dengan siklus I yang meliputi, 1 tokoh yang diidolakan siswa dan alasan mereka mengidolakan tokoh tersebut,
2 kesulitan yang sering ditemukan siswa dalam pembelajaran berbicara ekspresif, 3 kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran berbicara
ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola, 4 pendapat siswa tentang pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola, 5
pendapat siswa tentang ketertarikan pembelajaran keterampilan berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola, 6 saran siswa terhadap
133
pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola, 7 saran siswa terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran yang
akan datang. Pendapat siswa tentang tokoh yang mereka idolakan dan alasan
mereka mengidolakan tokoh tersebut pada siklus II ini. Untuk siswa yang memperoleh nilai tertinggi memilih tokoh yang mereka idolakan yakni tokoh-
tokoh yang dapat menampilkan ekspresi mereka saat berbicara dan siswa tersebut mengaku dapat lebih mudah memerankan tokoh idola mereka saat
mengingat gerak-gerik tokoh tersebut. Siswa yang memperoleh nilai sedang juga memilih tokoh idola yang lebih menonjolkan ekspresi mereka saat
berbicara dan siswa tersebut merasa lebih mudah meniru gaya berbicara tikioh idolanya. Sementara itu, siswa yang yang memperoleh nilai rendah
juga berpendapat bahwa tokoh idola yang lebih sering menampilkan ekspresi mereka saat berbicara lebih dapat membantu siswa dalam menampilkan
ekspresi saat berbicara. Selanjutnya, pada pertanyaan mengenai kesulitan
yang sering ditemukan siswa dalam pembelajaran berbicara ekspresif. Baik siswa yang
memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah merasa tidak menemui kesulitan dalam siklus II ini saat pembelajaran berbicara ekspresif berlangsung.
Sementara itu, kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola, siswa yang
memperoleh nilai tertinggi dan sedang merasa telah dapat menyesuaikan diri dan dapat menerapkan teknik simulasi tokoh idola pada pembelajatan
134
berbicara ekspresif. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah merasa masih kesulitan dalam menerapkan teknik simulasi tokoh idola pada
pembelajaran berbicara ekspresif. Selain itu, pendapat siswa tentang pembelajaran berbicara ekspresif
dengan teknik simulasi tokoh idola, siswa yang memperoleh nilai tertinggi dan sedang merasa sangat tertantang dengan pembelajaran tersebut karena
dengan penerapan teknik simulasi ini dapat membantu siswa untuk mengeluarkan ekspresi mereka saat berbicara. Siswa yang mendapat nilai
rendah masih merasa kesulitan dalam menampilkan ekspresi mereka tetapi telah mampu untuk berbicara secara runtut.
Pada pertanyaan mengenai pendapat siswa tentang ketertarikan pembelajaran keterampilan berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh
idola, siswa yang memperoleh nilai tertinggi, sedang, maupun rendah merasa tertarik dengan teknik yang diberikan peneliti karena dengan penerapan
teknik ini dapat membantu menampilkan ekspresi siswa saat berbicara dan dengan penerapan teknik ini juga dapat membantu siswa berbicara secara
runtun dan jelas. Pertanyaan mengenai saran siswa terhadap pembelajaran berbicara
ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola, siswa yang memperoleh nilai tertinggi memberikan saran agar pembelajaran berbicara ekspresif dengan
teknik simulasi tokoh idola diajarkan dan dilanjutkan di kelas lain karena akan membuat pelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Siswa yang
memperoleh nilai sedang memberikan saran agar pembelajaran berbicara
PDF Create 3 Trial
www.scansoft.com
135
ekspresif dengan tenik simulasi tokoh idola harus lebih dikembangkan agar hasilnya lebih baik. Siswa yang memperoleh nilai rendah memberikan saran
agar teknik simulasi tokoh idola bisa digunakan dalam pembelajaran keterampilan lain, tidak hanya keterampilan berbicara ekspresif.
Siswa yang
memperoleh nilai
tertinggi, sedang,
dan rendah
memberikan saran
terhadap hal-hal
yang perlu
diperbaiki dalam
pembelajaran yang akan datang. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi dan sedang memberikan saran agar pembelajaran yang akan datang lebih menarik
dan dapat mengembangkan cerita agar lebih menyenangkan. Siswa yang memperoleh
nilai rendah
memberikan saran
kepada peneliti
agar pembelajaran yang akan datang peneliti lebih mempersiapkan tempat tes agar
lebih mirip dengan keadaan yang sebenarnya.
4.1.3.2.4 Hasil Perekaman