43
menumbuhkan daya kreatif siswa, dan 8 melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
Dalam simulasi, siswa diajarkan untuk berlatih memegang peranan sebagai orang lain untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu. Keterampilan tersebut
dapat dikuasai oleh siswa melalui simulasi jika guru benar-benar memperhatikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dengan diterapkannya teknik simulasi
ini. Simulasi mempunyai beberapa tujuan menurut berbagai versi. Pada
hakikatnya tujuan dari simulasi itu sendiri adalah untuk membantu siswa menguasai suatu keterampilan tertentu. Dengan penerapan teknik simulasi ini,
diharapkan dapat menumbuhkan daya kreatifitas siswa, simulasi juga dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran untuk mengusir rasa jenuh dan bosan
pada diri siswa pada saat mengikuti pembelajaran yang bersifat klasikal.
2.2.4.3 Prinsip-Prinsip Simulasi
Simulasi sebagai salah satu strategi pembelajaran memiliki prinsip-prinsip tertentu.
Prinsip-prinsip tersebut
harus diperhatikan
oleh guru
sebelum menerapkan simulasi dalam pembelajaran.
Menurut Soeparno 1988:98 ada tujuh prinsip dalam simulasi di antaranya:
1 dalam setiap kegiatan simulasi, tujuan yang hendak dicapai atau keterampilan yang hendak dilatihkan harus jelas,
2 simulasi harus diarahkan untuk menyiapkan siswa dapat menghadapi situasi yang nyata,
3 simulasi harus diakukan oleh para siswa dalam suatu kelompok,
4 keterampilan yang dilatihkan kepada para siswa hendaknya merupakan keterampilan yang paripurna yang mencakupi
44
semua ranah dalam taksonomi Bloom, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik,
5 perlu ditimbulkannya kemungkinan pemecahan masalah dengan berbagai cara seperti trial and error, analogi, sebab
akibat, dan sebagainya, 6 pemilihan topik dan masalah harus sesuai dengan dengan
kemampuan para siswa atau pemain, 7 pemilihan topik dan masalah dapat dilakukan oleh guru dan
murid bersama-sama.
Dalam menerapkan simulasi diperlukan kerjasama baik itu antar anggota kelompok siswa dengan teman sekelompoknya ataupun antara guru sebagai
fasilitator dengan siswa. Siswa harus benar-benar paham tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai agar siswa tidak menyalahartikan kegiatan
simulasi tersebut. Uno 2007:29 mengatakan ada empat prinsip yang harus dipegang oleh
guru atau fasilitator dalam menerapkan simulasi, yaitu penjelasan, mengawasi refereeing, melatih coaching, dan diskusi.
5 Penjelasan Penjelasan sangat dibutuhkan agar peserta benar-benar memahami urutan
main sebelum melakukan simulasi. Oleh karena itu, gurufasilitator hendaknya memberikan penjelasan tentang aktivitas yang telah dilakukan berikut
konsekuensi-konsekuansinya. 6 Mengawasi refereeing
Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur main tertentu. Oleh karena itu, guru harus mengawasi proses simulasi sehingga
berjalan sebagaimana seharusnya.
45
7 Melatih coaching Sebelum melakukan simulasi, peserta harus berlatih agar tidak mengalami
kesalahan. Kesalahan dalam simulasi pasti terjadi jika simulasi tidak didahului dengan latihan. Oleh karena itu, gurufasilitator harus memberikan saran,
petunjuk, atau arahan sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang sama.
8 Diskusi Diskusi dijadikan sebagai bahan refleksi yang dilakukan setelah simulasi
selesai. Oleh
karena itu,
setelah simulasi
selesai, fasilitatorguru
mendiskusikan beberapa hal, seperti 1 seberapa jauh simulasi sudah sesuai dengan situasi nyata real word, 2 kesulitan-kesulitan, 3 hikmah apa yang
dapat diambil dari simulasi, dan 4 bagaimana memperbaikimeningkatkan kemampuan simulasi, dan lain-lain.
Prinsip-prinsip simulasi harus diterapkan saat simulasi berlangsung. Dalam simulasi, peran guru sebagai fasilitator sangat diperlukan untuk menjelaskan
bagaimana simulasi tersebut berlangsung di kelas dan apa manfaat yang dapat diperoleh siswa dari kegiatan pembelajaran tersebut. Fasilitator berkewajiban
untuk menyampaikan atau memberikan materi pelajaran, baik dalam pengertian yang lengkap maupun secara garis besar dari content materi yang ada.
2.2.5 Simulasi Sebagai Teknik Pembelajaran