Pokok-Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD

21 Gambar 1 Skema garis besar isi Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Azas pikiran Negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Didorong oleh suatu keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas Perikemanusiaan dan perikeadilan Positif: kemerdekaan adalah hak segala bangsa Negative: penjajahan di atas dunia harus dihapuskan . Mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia Alinea I K onsekuensi Fungsijasa pergerakan kemerdekaan Konsepsicita -cita kenegaraan Alin ea II Dasar Religious Dasar ethik Pern yataan kemerdekaan Ali nea III 22 Gambar 2 skema garis besar isi Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

3. Makna Perubahan UUD NRI Tahun 1945.

Sebagai konstitusi, UUD 1945 secara garis besar telah memuat apa yang seharusnya menjadi isi konstitusi, seperti jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga Negara, dan terutama adalah susunan ketatanegaraan dan pembagian serta pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental. Meskipun dalam perkembangan pemikiran ketatanegaraan sekarang dipandang perlu dilakukan perubahan terhadap isi dari UUD 1945. - Ke-Tuhanan Yang maha Esa - Kemanusiaan yang adil dan beradab. - Persatuan Indonesia. - Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. - Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. - Negara berundang-undang dasar. - Negara republic - Negara berkedaulatan rakyat. - Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. - Memajukan kesejahteraan umum. - Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Asas keroh anian Asas politik Nasion al interna sional Dasar negara Tuju an negar a Alinea IV 23 Jika mengacu pada pendapat K.C. Wheare, bahwa isi konstitusi itu harus singkat, maka UUD 1945, sebelum dilakukan perubahan, dapat dikatakan sangat singkat, karena hanya memuat 37 pasal. Namun setelah mengalami perubahan empat kali, UUD 1945 tidak lagi dapat dikatakan singkat, karena tambahan- tambahan pasal-pasalnya cukup banyak. 1. Alasan perubahan Undang-Undang Dasar 1945 Pada saat ditetapkan pertama kalinya, Undang-Undang Dasar 1945 belum memuat tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa, sebab memang pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 adalah UUD baru sehingga belum memungkinkan mengakomodasikan perkembangan ketatanegaraan yang akan terjadi. Karena itu, bukan sesuatu yang tidak mungkin jika Undang-Undang Dasar 1945 perlu disesuaikan dengan tuntutan perkembangan yang ada dalam praktek ketatanegaraan.. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Ir. Soekarno, ketua PPKI pada waktu memberikan pengantar sesaat sebelum Undang- Undang Dasar 1945 ditetapkan: “…bahwa Undang-Undang Dasar yang kita buat sekarang ini, adalah Undang-Undang Dasar sementara. Kalau boleh saya memakai perkataan: ini adalah Undang-Undang Dasar kilat. Nanti kalau kita telah bernegara di dalam suasana yang lebih tentram, kita tentu akan mengumpulkan kembali Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dapat membuat Undang-Undang Dasar yang lebih lengkap dan lebih sempurna”. Pernyataan tersebut kemudian dijadikan dasar dari pendapat yang menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 masih bersifat sementara. Apalagi jika dihubungkan dengan ketentuan yang tercantum dalam pasal 3 dan aturan tambahan ayat 2 pada naskah asli Undang-Undang Dasar 1945. Secara umum paling tidak ada 5 alasan perlunya perubahan terhadap Undang-Undang Dasar 1945, yaitu: 1 Secara filosofis setiap UUD sangat terbatas keberlakuannya, karena terikat oleh ruang dan waktu. Tidak ada satupun UUD yang dapat berlaku sepanjang jaman dan telah memenuhi kebutuhan realitas social yang terus berubah, sehingga perubahan UUD pada hakikatnya merupakan konsekuensi logis dari keinginan untuk memenuhi tuntutan jaman, begitu pula dengann Undang-Undang Dasar 1945.