49 manusia menyebabkan orang tidak mungkin membuat suatu definisi hukum yang
memadai dan konferhensip Van Apeldon, 1983 : 13.
3. Tujuan Hukum.
Hukum yang mempunyai sifat mengatur dan memaksa ini bertujuan : pertama, untuk Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai Van
Apeldorn; Kedua, untuk mencapai keadilan, yaitu adanya unsur daya guna dan kemanfaatan Geny; Ketiga, untuk menjaga kepentingan tiap-tiap manusia
supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat digangugat smansatucineam. Disamping ketiga 3 hal tersebut di atas hukum juga bertujuan menjamin adanya
kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan dari masyarakat itu. Berdasarkan uraianb
tersebut secara garis besar tujuan-tujuan tersebut meliputi pencapaian suatu masyarakat yang tertib dan damai, mewujudkan keadilan serta untuk
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan atau kesejahteraan.
4.
Fungsi Hukum.
Manusia di dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau kepentingan-kepentingan yang hendak dipenuhinya. Namun , tidak semua
manusia mempunyai kebuthan atau kepentingan yang sama, melainkan kadang berbeda, dan bukan tidak jarang pula bertentangan satu sama lain. Oleh sebab
itu, Hoebel menyimpulkan adanya empat fungsi dasar hukum, yaitu : a. Menetapkan hubungan-hubungan antara para anggota masyarakatn dengan
menunjukan jenis-jenis tingkah laku-tingkah laku apa yang diperkenankan dan apa pula yang dilarang;
b. Menentukan pembagian kekuasaan dan merinci siapa saja yang boleh melakukan paksaan, serta siapakah yang harus mentaatinya dan sekaligus
memilihkan sanksi-sanksinya yang tepat dan efektif; c. Menyelesaikan sengketa;
d. Memelihara kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi- kondisi kehidupan yang berubah.
Disamping itu, hukum menghendaki warga masyarakat bertingkah lakusesuai dengan harapan masyarakat atau berfungsi sebagai kontrol sosial.
Begitu juga hukum berfungsi sebagai perlindungan, keadilan dan pembangunan.
50
5. Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia Periode Kolonialisme.
Periode kolonialisme dibedakan menjadi tiga era, yaitu: Era VOC, Liberal Belanda dan Politik etis hingga pendudukan Jepang.
a. Era VOC b. Era Liberal Belanda
c. Era Politik Etis Sampai Kolonialisme Jepang
6.
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia Era Revolusi Fisik Sampai Demokrasi Liberal.
Undang-undang Dasar Sementara 1950 yang sudah mengakui Hak Asasi Manusia HAM. Namun pada era ini pembaharuan hukum dan tata peradilan
tidak banyak terjadi, yang terjadi adalah dilema untuk mempertahankan hukum dan peradilan adat atau mengkodifikasi dan mengunifikasinya menjadi hukum
nasional yang peka terhadap perkembangan ekonomi dan tata hubungan internasional. Selajutnya yang terjadi hanyalah unifikasi peradilan dengan
menghapuskan seluruh badan-badan dan mekanisme pengadilan atau penyelesaian sengketa di luar pengadilan negara, yang ditetapkan melalui UU
No. 91950 tentang Mahkamah Agung dan UU Darurat No. 11951 tentang Susunan Kekuasaan Pengadilan.
7.
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia Era Demokrasi Terpimpin Sampai Orde Baru.
Perkembangan dan dinamika hukum di era demokrasi terpimpin sampai orde baru ini, mengalami beberapa pembaharuan, yakni :
1 Menghapuskan doktrin pemisahan kekuasaan dan mendudukan Makamah Agung MA dan badan-badan pengadilan di bawah lembaga
eksekutif; 2 Mengubah lambang hukum dewi keadilan menjadi pohon beringin
yang berarti pengayoman;