Kedudukan Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 Dan Merupakan

19 sekaligus ketentuan hukum yang tertinggi. Oleh karena itu pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang tetap, kuat, tidak bisa diubah atau diganti oleh siapapun. Artinya, dalam ilmu suatu peraturan hokum dapat diubah atau diganti oleh lembaga yang membuatnya atau lembaga yang lebih tinggi kedudukannya.pembukaan UUD 1945 yang membentuk dan membuat adalah para pembentuk Negara. Setelah selesai tugasnya yakni membentuk Negara, pembentuk Negara berubah fungsinya menjadi alat-alat perlengkapan Negara kedudukan lebih rendah dari pada pembentuk negara. Di Indonesia, pembentuk Negara ini sudah tidak ada lagi sebab pembentukkan Negara yang ditegaskan dengan pernyataan proklamasi kemerdekaan sifanya einmalig atau sekali peristiwa. Selain itu, Undang-undang dasar Negara republic Indonesia yang kemudian disebut dengan UUD 1945, adalah undang-undang dasar proklamasi, artinya sebagai perwujudan dari tujuan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pada saat ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 dan dimuat dalam lembaran Negara nomor 7 pasal II tanggal 16 Februari 1946, UUD 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh, aturan peralihan dan aturan tambahan. Demikian pula pasal II aturan tambahan perubahan keempat UUD Negara republic Indonesia tahun 1945 menentukan: “dengan ditetapkannya perubahan Undang-undang dasar ini. Meskipun pembukaan merupakan bagian dari UUD 1945, pembukaan mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi dari pasal-pasal batang tubuh UUD 1945. Kedudukan lebih tinggi ini karena pembukaan UUD 1945: a. Mengandung jiwa proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan suasana kerohanian dari terbentuknya Negara republic Indonesia. b. Memuat tujuan Negara dan dasar Negara pancasila. c. Menjadi acuan dan pedoman dalam perumusan pasal-pasal UUD 1945. Dengan demikian pembukaan UUD 1945 merupakan staatsfundamental norm atau yang disebut dengan norma fundamental Negara, pokok kaidah fundamental Negara, atau norma pertama, yang merupakan norma tertinggi dalam suatu Negara. Ia merupakan norma dasar grundnorm. Ia juga merupakan norma yang menjadi tempat bergantungnya norma- norma hokum di bawahnya, termasuk menjadi dasar bagi pembentukan konstitusi atau Undang-Undang Dasar suatu Negara.ia juga merupakan landasan 20 dasar filosofis yang mengandung kaidah-kaidah dasar bagi pengaturan Negara lebih lanjut. Menurut Hans Kelsen bahwa norma hokum yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan norma hokum yang lebih tinggi, dan norma hokum yang lebih tinggi tidak boleh bertentangan dengan norma lain yang lebih tinggi lagi, begitu seterusnya hingga rangkaian norma ini diakhiri oleh suatu norma dasar tertinggi staatsfundamentalnorm. Pendapat Kalsen ini kemudian dikenal dengan Stufenheorie.

2. Pokok-Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD

NKRI Tahun 1945. Istilah “pokok-pokok pikiran” pembukaan UUD 1945 pertama kali tertuang dalam penjelasan umum UUD 1945 yang menyebutkan bahwa pembukaan UUD 1945 mengandung empat pokok pikiran, yaitu: a. Negara persatuan yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. b. Negara kesejahteraan yang hendak mewujudkan keadilan sosiial bagi seluruh rakyat. c. Negara yang berkedaulatan rakyat. d. Negara berdasar ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 dapat dielaborasi dengan mengacu kepada makna yang terkandung dalam setiap alinea. Secara ringkas dapat dilihat pada skema garis besar isi Pembukaan UUD NRI Tahun 1945: 21 Gambar 1 Skema garis besar isi Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Azas pikiran Negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Didorong oleh suatu keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas Perikemanusiaan dan perikeadilan Positif: kemerdekaan adalah hak segala bangsa Negative: penjajahan di atas dunia harus dihapuskan . Mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia Alinea I K onsekuensi Fungsijasa pergerakan kemerdekaan Konsepsicita -cita kenegaraan Alin ea II Dasar Religious Dasar ethik Pern yataan kemerdekaan Ali nea III