10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Partisipasi Orangtua
1. Pengertiandan Manfaat PartisipasiOrangtua
Kata partisipasi berasal dari bahasa Inggris “participate” yang artinya mengikutsertakan, ikut mengambil bagian Wijaya, 2004: 208.
Menurut Made Pidarta dalam Dwiningrum, 2015: 50, partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan.
Keterlibatan tersebut dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya atau
berinisiatif dalam segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggungjawab atas segala keterlibatan. I
Nyoman Sumaryadi dalam B Tokan Ferdinand, 2012: 12 berpendapat bahwa partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok
masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran,
tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil- hasil pembangunan.
Secara umum orangtua adalah ayah dan ibu kandung. Thamrin dan Nurhalijah Nasution dalam Nia Amalia, 2011:39 mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan orangtua adalah; “Setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang
dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut Ibu- Bapak. Orangtua adalah orang
–orang yang sudah dewasa, sebagai orang-orang yang
11
telah dewasa, maka orangtua harus bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Orangtua tidak hanya bertanggung jawab
pada pemeliharaan anak saja, melainkan orangtua juga wajib bertanggun
g jawab pada pendidikan anaknya.” Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
partisipasi orangtua adalah peran serta atauketerlibatan setiap orang dewasa yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang lazim
disebut Ibu- Bapak secara mental, emosi atau fisik yang dimilikinya dengan tanggung jawab atas segala keterlibatanuntuk mendukung
pencapaian tujuan bersama dalam suatu kegiatan. Partisipasi dapat terjadi apabila di dalamnya telah mencakup
prinsip- prinsip partisipasi. Sebagaimana yang tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipatif yang disusun oleh Department for
International Development Retno SetyaPutri, 2012: 18-19 sebagai berikut:
a. Cakupan. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok
yangterkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan.
b. Kesetaraan dan kemitraan Equal Partnership. Pada dasarnya setiap
orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut dalam setiap
proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.
c. Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan
komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.
d. Kesetaraan kewenangan Sharing PowerEqual Powership.
Berbagai pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya
dominasi.
e. Kesetaraan Tanggung Jawab Sharing Responsibility. Berbagai
pihak mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan Sharing power dan
12
keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.
f. Pemberdayaan Empowerment. Keterlibatan berbagai pihak tidak
lepas dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan,
terjadi suatu proses saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
g. Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang
terlibat untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan
sumber daya manusia Retno SetyaPutri, 2012: 19.
Keikutsertaan atau partisipasi orangtua dalam pendidikan anak di sekolah memiliki banyak keuntungan, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Rhoda Nia Amalia, 2011: 44-45, sebagai berikut: “Pertama, pencapaian akademik dan perkembangan kognitif siswa
dapat berkembang secara signifikan. Kedua, orangtua dapat mengetahui perkembangan anaknya dalam proses pendidikan di
sekolah. Ketiga, orangtua akan menjadi guru yang baik di rumah dan bisa menerapkan formula-formula positif untuk pendidikan
anaknya. Keempat, akhirnya orangtua memiliki sikap dan pandangan positif terhadap sekolah.
” Burt K. Schalan Roger dalam Widi Astuti, 2008:14
berpendapat bahwa partisipasi bermanfaat dalam hal: a.
Lebih banyak komunikasi dua arah. b.
Lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan. c.
Manajer dan partisipasi kurang bersikap agresif. d.
Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif, diakui dalam derajat yang lebih tinggi.
Manfaat partisipasi
lainnya, yaitu
lebih mengemukakan
diperolehnya keputusan yang benar; mampu menggunakan kemampuan berpikir kreatif dari anggota; mampu mengendalikan nilaimartabat
13
manusia; sebagai motivasi dan membangun kepentingan bersama; lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab dan mengikuti perubahan
Pariatra Westra dalam Widi Astuti, 2008:14. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa
manfaat partisipasi orangtua, antara lain: a.
Pencapaian akademik dan perkembangan kognitif siswa dapat berkembang secara signifikan.
b. Mengetahui perkembangan anaknya dalam proses pendidikan di
sekolah. c.
Orangtua dapat menjadi guru yang baik di rumah dan bisa menerapkan formula positif untuk pendidikan anaknya.
d. Orangtua memiliki sikap dan pandangan positif terhadap sekolah.
e. Mampu mengendalikan nilai- nilai martabat manusia.
f. Lebih banyak komunikasi dua arah.
g. Sebagai motivasi dan membangun kepentingan bersama.
h. Mendorong orang untuk bertanggung jawab.
i. Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif.
j. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan.
2. Bentuk- Bentuk Partisipasi Orangtua