Bentuk- Bentuk Partisipasi Orangtua

13 manusia; sebagai motivasi dan membangun kepentingan bersama; lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab dan mengikuti perubahan Pariatra Westra dalam Widi Astuti, 2008:14. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa manfaat partisipasi orangtua, antara lain: a. Pencapaian akademik dan perkembangan kognitif siswa dapat berkembang secara signifikan. b. Mengetahui perkembangan anaknya dalam proses pendidikan di sekolah. c. Orangtua dapat menjadi guru yang baik di rumah dan bisa menerapkan formula positif untuk pendidikan anaknya. d. Orangtua memiliki sikap dan pandangan positif terhadap sekolah. e. Mampu mengendalikan nilai- nilai martabat manusia. f. Lebih banyak komunikasi dua arah. g. Sebagai motivasi dan membangun kepentingan bersama. h. Mendorong orang untuk bertanggung jawab. i. Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif. j. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan.

2. Bentuk- Bentuk Partisipasi Orangtua

Partisipasi orangtua memiliki beragam bentuk. Berdasarkan cara keterlibatannya, partisipasi orangtua dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : a. Partisipasi Langsung, yaitu partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi 14 ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya. b. Partisipasi tidak langsung, yaitu partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya Sugiyah, 2011:38. Selain itu, partisipasi orangtuadapat dibedakan berdasarkan bentuk fisik maupun non fisiknya. Basrowi dalam Dwiningrum, 2011: 58-59 berpendapat bahwa partisipasi masyarakat, khususnya orangtua dalam pendidikan terdiri dari dua, yaitu : a. Partisipasi fisik merupakan partisipasi masyarakat atau orangtua dalam bentuk menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan, seperti mendirikan sekolah, menyelenggarakan beasiswa, membantu pemerintah dalam membangun gedung-gedung untuk masyarakat, dan atau menyelenggarakan usaha-usaha perpustakaan yang berupa buku atau bantuan lainnya. b. Partisipasi nonfisik merupakan keikutsertaan masyarakat dalam hal menentukan arah dan pendidikan nasional dan meratanya animo masyarakat untuk menuntut ilmu pengetahuan melalui pendidikan, sehingga pemerintah tidak ada kesulitan mengarahkan warganya untuk bersekolah. Partisipasi nonfisik dapat berupa pemberian gagasan, ide, pemikiran, suara-suara yang dapat mempengaruhi jalannya suatu program atau kebijakan. Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum, 2015: 61-63 membagi partisipasi menjadi empat, yaitu sebagai berikut : a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat berkaitan dengan gagasan atau ide yang menyangkut kepentingan bersama. Wujud partisipasi dalam pengambilan keputusan ini antara lain seperti ikut menyumbangkan gagasan atau pemikiran, kehadiran dalam rapat, diskusi dan tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan. b. Partisipasi dalam pelaksanaan meliputi menggerakkan sumber daya dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan penjabaran program. Partisipasi dalam pelaksanaan merupakan kelanjutan dalam rencana yang telah digagas sebelumnya baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan maupun tujuan. c. Partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi dalam pengambilan manfaat tidak lepas dari hasil pelaksanaan yang telah 15 dicapai baik yang berkaitan dengan kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas dapat dilihat dari output, sedangkan dari segi kuantitas dapat dilihat dari prosentase keberhasilan program. d. Partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi dalam evaluasi ini berkaitan dengan pelaksanaan pogram yang sudah direncanakan sebelumnya. Partisipasi dalam evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian program yang sudah direncanakan sebelumnya Cohen dan Uphoffdalam Dwiningrum, 2015: 61-63. Menurut Asher dalam Dwiningrum, 2015: 72, bentuk- bentuk keterlibatan atau partisipasi orangtua antara lain : a. Menghadiri pertemuan umum di sekolah. b. Menghadiri konferensi orangtua dan guru yang dijadwalkan secara rutin. c. Menghadiri kegiatan sekolah atau kelas. d. Menghadiri sesi pelatihan orangtua yang disediakan oleh rayon sekolah. e. Membantu dan meninjau pekerjaan rumah anak. f. Menyediakan tempat untuk pekerjaan rumah. g. Bertindak sebagai relawan sekolah. h. Membangun rutinitas di rumah untuk membantu kesuksesan anak Asher dalam Dwiningrum, 2015: 72. Partisipasi orangtua dapat pula dilihat dari dimensi orangtua itu sendiri. Seymour B. Sarason dalam Dwiningrum, 2015: 67-68 mengungkapkan bahwa: “Peranan orangtua di sekolah dapat dianalisis dari dua aspek, yaitu orang tua sebagai “assets” dan “deficits”. Orangtua dalam dimensi assetsmeliputi: a Orangtua memiliki pengetahuan mengenai anak mereka yang tidak didapatkan dari orang lain; b Orangtua harus menyertakan understatement ”, perhatian yang serius dalam pengalaman pendidikan formal anaknya; c Orangtua adalah guru pendidik, dan tidak dapat dihindari bahwa mereka perlu memutuskan tentang seperti apa pengajaran yang baik dan buruk; d Dalam peran mereka sebagai warga negara, orangtua bertanggung jawab untuk mengetahui seperti apa sekolah dalam artian bahwa orangtualah yang menyediakan dana untuk pengadaan sekolah yang layak; e Berdasarkan minat khusus, hobi, kejuruan, serta peran masyarakat, dalam setiap kelompok orangtua terdapat anggota yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan untuk pendidikan siswa dan dapat menjadi faktor 16 pendorong bagi guru. Selanjutnya, orangtua dalam dimensi deficitsmeliputi: a Orangtua memiliki sedikit gambaran untuk memahami budaya sekolah dan sistem sekolah: kebenaran dan asumsi yang mendasari perilaku dan regulasi yang terencana; sifat dan dasar pemikiran untuk pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah dan tanggung jawab, bagaimana tujuan organisasi, praktik pendidikan yang berpengalaman dan penafsiran orang dewasa dalam budaya tersebut, bervariasi seperti yang mereka lakukan dengan status, kepemilikan, dan pengalaman; serta bagaimana budaya di dalam, di antara serta di luarnya, adalah sikap dari cara pandang terhadap asal usul dan substansi yang berakar pada masa sekarang dan masa lalu; b Pengetahuan orangtua, sikap terhadap sekolah secara umum dan personil sekolah yang khususnya berasal dari pengalaman mereka sebagai peserta didik; c Orangtua dan yang lainnya menyerukan keterlibatan akan beberapa tingkat dalam proses pengambilan keputusan, penekanan terhadap isu-isu kekuasaan yang mereka inginkan di dalamnya dan bukan pada isu-isu pendidikan yang substantif Sarason dalam Dwiningrum , 2015: 68.” Marrison dalam Patmonodewo Soemiarti, 2003: 125 mengemukakan bahwa ada tiga bentuk orientasi keterlibatan partisipasi orangtua, yaitu : a. Orientasi pada tugas. Orientasi ini paling sering dilakukan oleh pihak sekolah yaitu harapan keterlibatan orangtua dalam membantu program sekolah, yang berkaitan dengan staf pengajar, staf administrasi, sebagai tutor, melakukan monitoring, membantu mengumpulkan dana, membantu mengawasi anak apabila anak-anak melakukan kunjungan luar. Bentuk peran serta orangtua yang tersebut adalah yang biasanya diharapkan para guru. Bentuk peran serta lain yang masih termasuk orientasi pada tugas adalah, orangtua membantu anak dalam tugas-tugas sekolah. b. Orientasi pada proses. Partisipasi orangtua didorong untuk mau berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan proses pendidikan antara lain perencanaan kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan membantu menentukan standar tingkah laku yang diharapkan. Orientasi proses ini jarang dilaksanakan, karena sekolah seringkali menganggap bahwa umumnya orangtua tidak memiliki keterampilan untuk melaksanakannya. c. Orientasi pada perkembangan. Orientasi ini membantu para orangtua untuk mengembangkan keterampilan yang berguna bagi meraka sendiri, anak-anaknya, sekolah, guru, keluarga dan pada waktu yang 17 bersamaan meningkatkan peran serta orangtua. Bentuk peranserta yang baik adalah yang mencakup keterlibatan yang berorientasi tugas, proses dan pada perkembangan Patmonodewo Soemiarti, 2003: 125. Bentuk partisipasi lainnya yaitu „parental involvement’ dan „parental participation’. Davis dalam Dwiningrum, 2015: 72-73 mengemukakan bahwa; “Indikasi parental participation adalah orangtua berpengaruh atau berupaya mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pada hal- hal yang sangat penting di sekolah, seperti penentuan program sekolah, masalah keuangan dan lain-lain. Sebaliknya indikasi parental involvement mengarah pada keterlibatan orangtua pada semua jenis aktivitas yang ditujukan untuk mendukung program- program sekolah.” Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beragam bentuk partisipasi orangtua antara lainpartisipasi langsung; partisipasitidak langsung; partisipasi fisik; partisipasi non fisik;parental involvement;parental participation; partisipasi orangtua sebagai assets dan deficits; partisipasi yang berorientasi pada tugas, proses, dan perkembangan; serta partisipasi dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengambilan manfaat, dan evaluasi.

3. Tingkatan Partisipasi Orangtua

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PROGRAM FULL DAY SCHOOL DALAM PENGEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL SISWA Pelaksanaan Program Full Day School Dalam Pengembangan Interaksi Sosial Siswa Di SD IT Ar Risalah Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 1 15

PERBEDAAN STATUS GIZI DAN KARAKTERISTIK KELUARGA PADA SISWA SD ANTARA PROGRAM FULL DAY SCHOOL DENGAN NON FULL Perbedaan Status Gizi Dan Karakteristik Keluarga Pada Siswa SD Antara Program Full Day School Dengan Non Full Day School Di Desa Tulakan Kabup

0 3 16

PERBEDAAN STATUS GIZI DAN KARAKTERISTIK KELUARGA PADA SISWA SD ANTARA PROGRAM FULL DAY SCHOOL DENGAN Perbedaan Status Gizi Dan Karakteristik Keluarga Pada Siswa SD Antara Program Full Day School Dengan Non Full Day School Di Desa Tulakan Kabupaten Paci

0 1 11

PENGELOLAAN FULL DAY SCHOOL STUDI SITUS SMP ISLAM TERPADU HARAPAN BUNDA SEMARANG PENGELOLAAN FULL DAY SCHOOL STUDI SITUS SMP ISLAM TERPADU HARAPAN BUNDA SEMARANG.

0 2 13

KEMANDIRIAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN FULL DAY KEMANDIRIAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SD ISLAM TERPADU NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG.

0 0 12

PENDAHULUAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SD ISLAM TERPADU NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG.

0 0 9

IMPLEMENTASI PROGRAM FULL DAY SCHOOL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DI SD ISLAM TERPADU TARUNA TELADAN DELANGGU TAHUN 2015/2016.

4 11 25

PROGRAM FULL DAY SCHOOL DALAM PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN SISWA KELAS IV DI SDIT INSAN UTAMA BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014.

1 11 248

Perbedaan relgiusitas remaja SMP Islam full day school dan non full day school - Ubaya Repository

0 1 1

PendIdIkAn kARAkTeR MelAlUI PROGRAM PeMBIASAAn dI Sd ISlAM TeRPAdU InSAn UTAMA BAnTUl YOGYAkARTA

0 1 7