105
c. Faktor Pendukung Partisipasi Orangtua dalam Program Full
Day School SDIT Insan Utama 1
Kesadaran dan Tanggung Jawab Orangtua
Adannya kesadaran dan tanggung jawab dari orangtua terhadap pendidikan anak di sekolah menjadi pemicu timbulnya
partisipasi orangtua di sekolah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh MS selaku Ketua
Komite sekolah berikut : “...yang mendorong partisipasi orangtua di sekolah itu yang
pertama adalah tingkat kesadaran dan tanggung jawab orangtua yang tinggi terhadap pendidikan anak. Tingkat
kesadaran orangtua untuk berpartisipasi akan berbanding lurus dengan sikap dan tanggung jawab orangtua dalam
pen
didikan anak.” WMS1342016 Senada dengan yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah
sebagai berikut : “Orangtua perlu merasa tanggung jawab. Kalau dia merasa
bertanggung jawab, maka ia akan berpartisipasi. Kalau nggak punya rasa tanggung jawab, maka nggak
akan berpartisipasi.” WPS142016
Hal tersebut didukung oleh AN selaku walimurid kelas VI yang mengungkapkan bahwa;
“Ya karena tanggung jawab orangtua itu nggak hanya di sekolah, tetapi ya saya sebagai orangtua juga harus mendidik
atau istilahnya membimbing anak bagaimanapun itu namanya orangtua ya perlu seperti itu. Jadi menurut saya orangtua itu
wajib berpartisipasi dalam memberikan pendidikan kepada
anaknya baik di rumah, di masyarakat dan di sekolah.” WAN942016
106
Kesadaran orangtua dalam hal pendidikan anak dapat ditunjukkan melalui beragam aspek. Salah satunya yaitu terkait
tujuan para orangtua saat memilih sekolah bagi anaknya. Orangtua yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya
pendidikan bagi anak akan memilih dan menentukan sekolah yang berkualitas bagi anak mereka.
Seperti halnya yang dikatakan oleh beberapa walimurid berikut :
“Saya kalau model sekolah itu nggaktak sekolahkan di sekolah A gitu enggak, tetapi anaknya tak jak keliling dulu.
Nanti anaknya milih sekolah sing endi ngono, mbak. Saya dari anak masih TK mesti kayak gitu. Jadi, saya nggak
pernah terpaku sama satu sekolahan gitu. Kalau kriteria ki yo ora sih, biasa wae, maksutnya yo ono pandangan, ya kalau
kriteria itu ya pasti ada ya mbak. Pertama, anaknya mau sik jelas. Kedua, deket juga dengan rumah. Ketiga, anaknya mau
full day terus untuk pendidikan ya tahu. Bapaknya kenal juga sama pengurus yayasannya. Insyaallah pendidikan Insan
Utama itu bagus, mbak. Disana ada tambahan hafalan, bacaan Al-
Qur‟an nya terus ibadahnya kan bagus. Jadi, nggak cuma pendidikan sekolah umum saja.” WIS842016
“Saya menyekolahkan anak di sini, karena gini kalau menyekolahkan anak di negeri itu kita apa ya istilahnya kita
merasa rawan dengan pergaulan anak secara umum. Jadi, kalau di SD yang ada unsur pendidikan agamanya, kita
harapkan anak itu bukan hanya pintar dari sisi akademik, tetapi juga unsur kekuatan akidahnya secara alami itu bisa
te
rbentuk.” WIU1242016 “..yang saya utamakan dalam memilih sekolah adalah
kurikulum sekolahnya. Insan Utama itu berbeda dengan sekolah pada umumnya, yaitu ada tambahan keagamaan yang
menjadi nilai plus untuk anak. Kalau saya melihat di SDIT Insan Utama itu, pendalaman agama untuk anak- anak disana
sangat intens.” WSR1342016
107
2 Kemauan dan Kebutuhan Orangtua
Kemauan dari diri masing- masing orangtua dapat mendorong timbulnya partisipasi. Kemauan yang dimaksud
dalam hal ini ini adalah kemauan orangtua untuk memperbaiki atau mengubah diri menjadi lebih baik. Kemauan tersebut dapat
diwujudkan dengan berbagai cara, seperti yang diungkapkan oleh Ketua Komite Sekolah MS dan walimurid kelas V SR
sebagai berikut : “Faktor pendorong untuk partisipasi orangtua adalah
kepandaian atau kepiawaian orangtua dalam manajemen waktu. Misalnya acara POMG itu kan, cuma 1 sampai 2
bulan sekali itu juga untuk kepentingan anaknya sendiri gitu loh. Saya itu juga orang sibuk, tetapi kalau ada kepentingan
dan panggilan dari sekolah saya usahakan hadir dengan
mengatur waktu.” WMS1342016 “Kalau sampai nggak datang ke acara sekolah itu kayaknya
belum pernah ya mbak. Kecuali kalau saya sedang di luar kota untuk urusan keluarga gitu. Saya usahakan untuk selalu
datang walaupun agak terlambat ya. Biasanya undangan itu jam 10.00 WIB dan selesai sebelum dzuhur. Saya biasanya
berangkat sekitar jam setengah sepuluh. Jadi ya paling saya suka telat seperempat jam, karena memang tempat kerja saya
kan nggak bisa ditinggal gitu saja kalau jam-
jam segitu.” WSR1342016
Kemauan orangtua dalam hal ini dapat pula diwujudkan dengan adanya ketertarikan orangtua walimurid terhadap visi
dan misi atau tujuan sekolah. Sebagaimana yang diungkapkan SN, guru walikelas yang mengatakan sebagai berikut :
“Kalau yang mendukung partisipasi orangtua di sekolah mungkin karena visi, misi, dan program kerja sekolah ini
yang membuat walimurid tertarik untuk memberikan
dukungan ya mbak.” WSN1242016
108
Selain itu, adanya kebutuhan dari orangtua untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah dapat pula mendorong orangtua
untuk mau terlibat dalam kegiatan di sekolah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut :
“Dengan partisipasi kan, orangtua akan mendukung program- program yang ada. Biasanya kalau orangtua merasa
partisipasi, dia pasti menginginkan hasil yang bagus untuk anaknya. Orangtua menginginkan hasil yang bagus akan
merencanakan tujuan ke depan untuk kebaikan. Sehingga pikiran dan badanya akan terdorong untuk mencapai hasil
yang bagus. Jadi, mungkin partisipasi memang sangat penting
ya.” WPS142016 Seperti halnya yang diungkapkan oleh beberapa walimurid
SDIT Insan Utama berikut : “Yang jelas kalau yang mendukung itu sebenarnya karena
kita ingin mendapat informasi yang banyak tentang anak kita dari sekolah. Jadi kalau kita ikut berpartisipasi di sekolah
atau segala macam itu sebenarnya karena cuma kita pengen tahu apa saja kegiatan anak di sekolah atau apa saja yang bisa
diserap anak selama di sekolah.” WSR1342016 “Kalau nggak ada halangan saya usahakan bisa ikut atau
hadir kalau ada kegiatan- kegiatan di sekolah. Sejauh ini saya sering hadir, karena saya juga merasa butuh, mbak. Yang
mendorong saya harus berpartisipasi ya untuk kemajuan anak saya sendiri dalam h
al pendidikan.” WIU1242016 “Sejak anak saya TK, saya suka berkomunikasi sama
gurunya. Kalau kita nggak komunikasi sama gurunya kita nggak tahu tentang perkembangan anak kita. Anak ini
kurangnya apa atau lebihnya dimana gitu
.” WIS842016
3 Penghasilan Orangtua
Faktor ekonomi berupa penghasilan orangtua sangat mendukung keterlibatan orangtua dalam program- program di
109
sekolah. Penghasilan erat kaitannya dengan pekerjaan. Berdasarkan hasil dokumentasi tentang mata pencaharian
pekerjaan orangtua, diperoleh hasil bahwa sebagian besar orangtua siswa bekerja sebagaipegawai swasta dan pedagang
wiraswasta. Selain itu, mayoritas orangtua siswa di SDIT Insan Utama termasuk dalam kategori masyarakat menengah ke atas.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Komite Sekolah MS berikut :
“Di sini itu rata- rata menengah ke atas, karena bayarnya mahal dan sepertinya SPP nya itu kalau nggak salah 300
ribuan yang berarti merupakan golongan menengah ke atas. Latar belakang walimuridnya itu lengkap, guru banyak, dosen
banyak, pegawai negeri banyak, pegawai swasta juga banyak. Rata- rata walimurid di sini itu orang yang berpendidikan dan
sibuk. Bukan maksut saya meremehkan pekerjaan orang, tetapi di sini mungkin tidak ada walimurid yang tukang becak
gitu. Karena ketika mau masuk ke sini itu sudah tahu kalau biayanya besar jadi nggak mungkin juga. Tetapi kalau buruh
gitu
masih ada sih, tetapi buruh yang pendapatannya besar.” WMS1342016
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa partisipasi secara finansial merupakan bentuk partisipasi utama di sekolah
ini. Banyak walimurid yang merasa tidak keberatan dengan biaya atau dana yang mereka keluarkan untuk keperluan atau
kebutuhan sekolah anak. Seperti yang diungkapkan oleh para walimurid sebagai berikut :
“Kalau uang masuknya juga relatif murah dibandingkan yang lain. Uang masukan di sekolah ini beda- beda, orangtua bisa
pilih. Kemarin anak saya sing kelas I itu tujuh sampai sembilan juta kok. Itu sudah komplit mbak, sudah seragam
sudah infaq juga.” WIS842016
110
“Kalau disini masih terbilang murah. SPP nya sudah termasuk uang konsumsi, ada snack di pagi dan makan di
siang hari. Jadi, anak juga tidak perlu uang jajan lagi, kita kan nggak repot. Kalau sekolah di luar itu kan masih perlu uang
jajan tiap hari jadi bisa dibilang boros, walaupun mungkin cuma 5 atau 8 ribu tetapi kalau sudah dikumpulin semua kan
banyak juga itu.” WIU1242016 “Uang masuk itu bisa dicicil, biasanya harus bayar sekian
persen dulu gitu. Kalau dulu pas tahunnya anak saya yang sekarang sudah SMP itu masih murah sekitar 3 juta. Kalau
anak saya yang sekarang kelas VI ini sudah hampir 10 juta. Anak saya itu masuknya kalau nggak salah sekitar satu
setengah juta sudah dapat seragam dan buku, tetapi itu baru uang gedungnya mbak. Kalau total sama infaq itu sekitar dua
setengah juta. Istilahnya sekolah sudah memberi harga segitu pas dulu pendaftaran masuk, mbak. Biaya SPP itu juga
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, kalau dulu pas awal itu saya cuma bayar 230 ribu kalau gak salah, tetapi sekarang
sudah hampir 300 ribuan. Mungkin mengikuti harga- harga
sembako yang naik juga ya.” WAN942016
4 Komunikasi antara Orangtua dan Sekolah
Komunikasi yang baik antara orangtua dan pihak sekolah, khususnya guru dalam hal ini dapat mendorong keterlibatan
orangtua di sekolah. Komunikasi antara orangtua dan guru dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Seperti yang
diungkapkan oleh walimurid AN dan guru H berikut : “...mulai semester kemarin itu, kan ada ustadustadzah
pendamping atau wali pendamping gitu ya mbak. Satu ustadustadzah itu mengampu dua orang siswa. Jadi,
ustadustadzah itu ditugaskan oleh sekolah untuk mengawasi dan mengampu atau membimbing murid- muridnya gitu.
Kadang ustadustadzahnya itu suka mengingatkan untuk rajin belajar, mengaji atau mengingatkan tentang nilai- nilai
mereka lewat SMS atau WA. Pernah ke rumah sini juga, waktu itu saya juga sempat ngobrol dengan ustad
ustadzahnya di rumah.” WAN942016
111
“Biasanya kalau ada masalah dirumah, misalnya anaknya jadi pendiam atau gak mau berangkat sekolah biasanya nanti
walimurid akan curhat lewat jaringan WA pribadi itu lho mbak. Kalau masalah yang pribadi bisa langsung ke saya
tetapi kalau yang umum ya lewat grup kelas. Biasanya itu langsung janjian mau ketemu di sekolah. Kadang bisa juga
ketemu pas jemput atau pas pagi kalau saya ada jam kosong sebelum mengajar. Kalau enggak kadang kita yang datang ke
rumah.” WH542016 Sekolah telah berupaya meningkatkan keterlibatan orangtua
dalam kegiatan sekolah dengan mengadakan kegiatan seperti POMG Pertemuan Orangtua Murid dan Guru yang biasa
dilakukan setiap satu atau dua bulan sekali. Sebagaimana yang yang dikemukakan Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah
sebagai berikut: “POMG itu dilaksanakan atas inisiatif walimurid dan juga
guru wali kelas. Biasanya setiap hari Jumat atau Sabtu di sekolah. Kegiatan yang dilakukan saat POMG itu biasanya
tukar pendapat, ada juga materi dari luar. Contohnya materi tentang pendidikan, terus perkembangan anak itu dari
psikologi kayaknya” WPS142016 “Kalau POMG kan itu, acaranya ada dua. Pertama,
walimurid itu mendapatkan wawasan dari narasumber. Kedua adalah komunikasi dan konsolidasi antara walimurid dengan
sekolah. Jadi, walimurid bisa membahas masalah anaknya atau memberi masuka
n kepada sekolah.” WMS1342016 SR dan IU selaku walimurid di sekolah menambahkan
sebagai berikut : “Kalau pas ada kegiatan POMG di sekolah gitu suka ada
tanya jawab, begitu narasumber memberikan waktu untuk pertanyaan ya kita bisa mengajukan pertanyaan masing-
masing. Tetapi selama ini lebih sering bertanya jawab.” WSR1342016
112
“Kalau saya pribadi, karena saya di luar atau bukan sebagai pengurus ya paling saya ikut mensukseskan program yang
diadakan di sekolah. Contohnya saya datang kalau ada undangan POMG, kemudian saya juga memotivasi anak
supaya prestasinya bagus. Jadi, kalau prestasi anak- anak
bagus kan membawa nama baik sekolah juga.” WIU1242016
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mendukung keterlibatan orangtua dalam
program sekolah antara lain adanya kesadaran dan tanggung jawab orangtua, adanya kemauan dan kebutuhan orangtua, penghasilan
orangtuawalimurid, serta adanya komunikasi yang baik dari orangtua dan sekolah.
d. Faktor Penghambat Partisipasi Orangtua dalam Program Full