143
C. Guru
1. Apa yang anda ketahui tentang program Full day school di SDIT Insan Utama
? 2.
Bagaimana pelaksanaan program Full day school di SDIT Insan Utama? 3.
Kegiatan apa saja yang menunjang pelaksanaan program Full day school di SDIT Insan Utama ?
4. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar dalam program Full day school
di SDIT Insan Utama ? 5.
Bagaimana sikap dan tingkah laku peserta didik yang mengikuti program Full day school di SDIT Insan Utama ?
6. Apa saja prestasi peserta didik yang mengikuti program Full day school di
SDIT Insan Utama ? 7.
Apa saja faktor yang mendukung pelaksanaan program full day school di SDIT Insan Utama ?
8. Apa saja faktor yang menghambat pelaksanaan program full day school di
SDIT Insan Utama ? 9.
Apa yang anda ketahui tentang partisipasi orangtua dalam program full day school ?
10. Apa tujuan serta manfaat partisipasi orangtua dalam program full day school
di SDIT Insan Utama? 11.
Sejauh mana partisipasi orangtua dalam program full day school di SDIT Insan Utama ?
12. Bagaimana bentuk- bentuk partisipasi orangtua dalam program full day school
di SDIT Insan Utama ? 13.
Apa saja faktor yang mendukung partisipasi orangtua dalam program full day school di SDIT Insan Utama ?
14. Apa saja faktor yang menghambat partisipasi orangtua dalam program full
day school di SDIT Insan Utama ?
D. Orangtua Siswa
1. Apa yang anda ketahui tentang Full day school di SDIT Insan Utama ?
2. Mengapa anda menyekolahkan anak anda di Full day school Insan Utama?
Apa alasan anda memilih program Full day school di SDIT Insan Utama ?
144 3.
Apa saja kegiatan yang anak anda lakukan saat berada di sekolah ? 4.
Bagaimana pengaruh program Full day school di SDIT Insan Utama bagi anak anda ?
5. Apa saja dampak negatif maupun positif program Full day school SDIT
Insan Utama bagi anak anda ? 6.
Apa yang anda ketahui tentang “partisipasi” ? 7.
Apa tujuan serta manfaat “partisipasi” anda sebagai orangtua dalam penyelenggaraan program-program di sekolah, khususnya program full day
school ? 8.
Sejauh mana partisipasi atau keterlibatan anda sebagai orangtua dalam penyelenggaraan program full day school di SDIT Insan Utama?
9. Apa saja bentuk- bentuk partisipasi yang anda lakukan ?
10. Menurut anda sebagai sesama wali murid, bagaimana partisipasi atau
keterlibatan para orangtua dalam penyelenggaraan program full day school di SDIT Insan Utama?
11. Bagaimana hubungan dan komunikasi yang terjalin antara anda sebagai wali
murid dengan pihak sekolah ? 12.
Hal- hal apa saja yang dapat mendukung mendorong anda untuk berpartisipasiterlibat aktif dalam proses penyelenggaraan program full day
school di SDIT Insan Utama? 13.
Hal- hal apa saja yang dapat menghambat anda untuk berpartisipasi atau terlibat dalam pelaksanaan program full day school di SDIT Insan Utama?
14. Kendala apa yang mungkin anda rasakan selama ini ?
15. Apakah anda sering meluangkan waktu dengan anak ?
16. Bagaimana kedekatan anda dengan anak anda ?
17. Bagaimana rutinitas anda dan anak anda saat berada di rumah dari pagi hingga
malam hari ?
E. Siswa
1. Kenapa kamu sekolah di SDIT Insan Utama ?
2. Kegiatan apa saja yang kamu lakukan saat di sekolah ?
3. Apakah kamu punya kegiatan favorit saat ada waktu kosong di sekolah?
145 4.
Apa yang kamu rasakan saat berada di sekolah dari pagi sampai sore hari? merasa capek lelah
5. Prestasi apa saja yang kamu raih selama di sekolah ?
6. Apa pekerjaan orangtuamu ?
7. Apakah orangtua mu orang yang sibuk ?
8. Apakah orangtua mu selalu mengantar jemput kamu ke sekolah ?
9. Apakah orangtua mu ikut saat ada acara yang berkaitan dengan wali murid di
sekolah, misalnya kegiatan ekstrakurikuler ? 10.
Apakah orangtuamu selalu bertanya tentang kegiatan kamu selama di sekolah?
11. Apakah kamu dekat dengan orangtuamu ?
12. Kegiatan atau rutinitas apa saja yang kalian lakukan ketika berada dirumah?
13. Apakah kamu suka belajar dirumah ?
14. Apakah orangtua mu suka menemani kamu saat belajar di rumah ?
15. Apakah kamu suka saat bersama dengan orangtua mu ketika dirumah ?
16. Apa yang kamu inginkan saat sedang bersama dengan oran tua ?
146
LAMPIRAN 2 TRANSKRIP WAWANCARA
147
Transkrip Wawancara
Subyek : PS Kepala Sekolah Hari : Jumat
Tanggal: 01 April 2016 Pukul : 08.30 WIB
P : Sejak kapan SDIT Insan Utama berdiri ?
PS : Sekolah ini sudah berdiri sejak tahun 2004, tetapi tahun 1994 baru ada
Taman Kanak- Kanaknya, kemudian tahun 2001 itu baru didirikan Sekolah Dasarnya. Saya mulai menjabat sebagai kepala sekolah disini
tahun 2004, tetapi tahun 2013 sempat ada pergantian kepala sekolah dan tahun 2015 kemarin saya ditunjuk menjadi kepala sekolah disini lagi.Dulu
pas awal- awal itu baru ada sekitar 17 anak. Alhamdulillah sekarang sudah ada sekitar 420 anak. Setiap tahun itu semakin banyak peminat. Memang
banyak orang yang bilang kalau SDIT Insan Utama termasuk sekolah favorit di kawasan ini, sehingga banyak orangtua yang tertarik
menyekolahkan anaknya di sini.
P : Apa yang menjadikan sekolah ini favorit di kalangan masyarakat ?
PS : Ya, kalau dilihat dari hasil ujian yang ada selama ini itu alhamdulillah
termasuk baik. Awal- awal itu sekolah kita pernah dapat peringkat 2 se –
Kabupaten. Kalau sekolah lain itu kan kadang peringkat dua atau peringkat sepuluh. Kalau sekolah kita kan, kalau enggak peringkat satu ya pasti
peringkat dua atau tiga. Sekolah kita prestasi UN nya termasuk stabil.Dari sisi tenaga pendidiknyajuga berkualitas. Kalau disini itu ustad- ustadzah
atau guru- gurunya, kan masih muda- muda ya jadi lebih bersemangat untuk mengajar.
P : Apa latar belakang pelaksanaan program full day school di SDIT Insan
Utama ? PS
: Awalnya yangfull dayitu Taman Kanak- Kanak, kemudian berlanjut ke Sekolah Dasar.Sebenarnya tujuan awal itu, karena adanya kebutuhan dari
masyarakat dan adanya perkembangan teknologi. Dengan adanya full day school ini kan, anak- anak menjadi lebih terawat dibandingkan dengan
anak- anak yang tidak ikut full day. Karena di rumah itu kan pasti ada televisi, yang mana televisi jaman sekarang itu kan tidak mendidik. Jadi,
banyak orangtua yang mencari sekolah full day, sehingga dari pihak yayasan pun terdorong untuk mendirikan sekolah full day. Jadi, rata- rata
memang pasar itu mulai membutuhkan adanya sekolah full day. Dulu sebelum tahun 2004 itu kan memang belum banyak sekolah full day
seperti sekarang, jadi balik lagi kalau menurutku ya hal itulah yang menyebabkan yayasan insan utama mendirikan full day school. Karena ya
memang melihat perkembangan anak- anak makin lama nyatanya memang, apa itu dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kan
berdampak bagi sang anak. Misalnya anak- anak yang tidak ikut full
148
daylebih leluasa untuk melihat tontonan- tontonan yang sifatnya menyimpang. Selain itu, kalau anak yang tidak ikut full day kan dirumah
sepertinya lebih bebas, begitu dia pulang sekolah kan tidak ada yang mengawasi.
P : Menurut anda, apa arti full day school ?
PS : full day school
itu ya “full di sekolah”, kan full itu artinya semua ya berarti sehari- hari di sekolah. Jadi, ya seperti pembelajaran sehari- hari di
sekolah. Kalau dirumah itu anak- anak hanya istirahat, mainya juga di sekolah. Anak- anak, kan jam 07.00- 16.00 berada di sekolah kalau bagi
anak- anak seperti itu kan sudah padat. Jadi, kalau sudah pulang atau sudah dirumah itu anak- anak tidak belajar lagi. Bukan berarti tidak belajar
semua lho kalau yang sudah merasa cukup di sekolah ya tidak perlu belajar lagi, tetapi kalau yang yang masih ingin belajar ya dipersilahkan
untuk masing- masing.
P : Apa tujuan diadakannya full day school di SDIT Insan Utama ini ?
PS : Kita ingin memasyarakatkan keislaman, artinya kita membentuk anak
didik yang berakhlak baik, sehingga nantinya saat mereka ada di masyarakat dapat menjadi power untuk kebaikan. Sama seperti misi dari
sekolah, yaitu membentuk generasi muda yang unggul, takwa, dan mandiri. Kunci kesuksesan seseorang itu berasal dari kemandirian kalau
anak tidak mandiri, maka dia tidak akan berkembang.
P : Apakah ada tujuan lain dari pelaksanaan full day school di sekolah ini ?
PS : Ya kalau unggulnya itu, kan dalam ibadahnya juga ya. Kalau mandiri itu
anak akan lebih siap, jadi dimanapun dia berada tidak harus bergantung pada orang lain dan bisa meningkatkan rasa suportif anak. Jad, penerapan
full day school di sekolah ini bertujuan untuk membentuk karakter dari dalam anak sendiri.
P : Apa manfaat dari program Full day school di SDIT Insan Utama ?
PS : Kalau orangtua itu rata- rata menghendaki anaknya menjadi insan yang
baik. Jadi, kesuksesan anak itu, sepanjang anak yang pernah masuk ke sekolah ini itu bukan nilai yang baik, tapi akhlak yang baik. Biasanya nilai
dan akhlak itu kan berbanding lurus, kalau anak mendapat nilai yang baik pasti akhlaknya juga baik. Sebaliknya jika nilainya cenderung jelek
kemungkinan akhlaknya juga menurun.
P : Siapa sasaran dari program Full day school di SDIT Insan Utama ?
PS : Nah, karena full day school ini kan ada makan siang, minum dan juga
snack, maka kelihatannya mahal. Padahal kalau dihitung- hitung itu sebenarnya enggak mahal. Tapi kalau orang yang gak mampu itu gak
mungkin, karena SPP setiap bulannya itu kan di atas 300 ribu ya mbak, itu sudah termasuk uang makan. Kalau untuk orang yang mampu kan
kelihatannya murah, karena kalau tidak ikut full day school kan mereka perlu mengeluarkan uang makan siang dirumah dan juga uang saku untuk
anak yang juga tidak sedikit. Oleh karena itu, kebanyakan masyarakat yang mendaftar di sini itu dari kalangan menengah ke atas. Disini itu, uang
masuknya sekitar 9 juta sudah dapat seragam dan buku- buku pelajaran. Di sekolah ini sistem nya subsidi silang, mbak.Jadi, disesuaikan dengan
149
kemampuan wali murid, jadi nanti biaya sekolahnya berbeda- beda. Beban biayanya itu bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain. Orangtua
juga diberi pilihan untuk kategori SPP nya, ada yang 250 ribu, 300 ribu dan 350 ribu. Kalau uang masuk itu aada yang lebih mbak, kalau uang
mausk ini kan hanya dibayarkan satu kali pas masuk itu saja. Uang ini bisa dibilang sebagai wakaf atau infaq wali murid untuk sekolah. Bagi wali
murid yang paham agama itu biasanya memberikan lebih, tetapi kalau yang nggak paham agama ya kami serahkan pada individunya sendiri.
P : Bagaimana kompetensi ustad-ustadzah di sekolah ini ?
PS : Oh, kalau latar belakang pendidikan ustadustadzah disini itu macam-
macam, ada yang dari pendidikan, ada yang umum, ada yang dari industri, ada juga yang dari peternakan. Seperti saya ini lulusan dari peternakan,
jadi beragam mbak. Dari keragaman itulah kita bisa saling mengisi satu sama lain. Guru di ini tidak harus berasal dari keguruan, kan ini sekolah
swasta, beda dengan sekolah negeri.
P : Bagaimana dengan sistematika penerimaan guru baru di sekolah ini?
PS : Iya yang pasti tetap ada seleksi, setelah itu ada pembinaan terus yang
menyeleksi dan membina itu dari guru- guru disini. Biasanya itu ada pelatihan training guru baru oleh guru sini untuk persiapan mengajar dan
hal- hal yang berkaitan dengan pembelajaran disini.
P : Bagaimana sistematika perencanaan dan perumusan program Full day
school di SDIT Insan Utama ? PS
: Ya kalau untuk urusan itu ya sekolah atau lembaga yang berwenang. Yayasan hanya memikirkan perihal yayasan saja, kalau untuk urusan di
lapangan seperti proses perencanaan atau pembuatan sampai ke tahap pelaksanaan ya diserahkan kepada lembaga, setelah itu baru dilaporkan ke
pihak yayasan. Nanti lembaga membuat laporan dan diserahkan kepada yayasan untuk melihat apakah di bagian SD ini ada kemajuan atau tidak
seperti itu. Kalau untuk perencanaan perumusan program itu kita lakukan per bidangnya, kalau disini itu kan bidangnya di bagi- bagi, ada tiga
bidang yaitu bidang kurikulum, bidang kesiswaan dan bidang sarana prasarana. Dari masing- masing bidang itu nanti menyusun rencana
program dan selanjutnya dimusyawarahkan bersama dalam rapat. Tetapi keputusan tetap dari pemimpin yaitu kepala sekolah. Nanti di dalam rapat
itu akan dibahas bersama- sama apakah rencana program yang diajukan itu layak atau tidak, baru kemudian saya menimbang lagi hasil rapat dan
memberikan keputusan perijinan pelaksanaan.
P : Apakah dalam perencanaan program tersebut ada keterlibatan dari pihak
orang tua siswa ? PS
: Enggak, semua itu sudah menjadi tanggung jawab sekolah dan kita yang mengurusnya. Paling nanti kalau ada masukan dari wali murid baru kita
rubah sedikit, biasanya itu ada sedikit perubahan dalam hal biaya, mbak. Paling nanti kita pertimbangan ulang, karena kita juga tidak mungkin
terlalu memaksa orangtua kan, makanya bisa saja ada sedikit perubahan.
P : Apakah di sekolah ini ada kegiatan sosialisasi tentang program- program
sekolah ?
150
PS : Iya, biasanya untuk calon murid baru itu dikasih tahu pas awal- awal
masuk sekolah itu mbak. Kalau yang sudah diterima atau masuk duluan itu pasti sudah tahu tentang sekolah kita. Kalau untuk calon wali murid baru
itu cuma secara umum, tapi untuk walimurid yang sudah terdaftar itu ya pasti mendetail.
P : Bagaimana cara penyampaian rencana program kepada orangtua
walimurid? PS
: Ya lewat musyawarah dengan komite, setelah itu biasanya sekolah memberitahu perihal kegiatan- kegiatan di sekolah lewat surat undangan
atau bisa juga sekolah menyampaikan kepada siswa. Nanti siswa dihimbau untuk menyampaikan langsung pada masing- masing orangtuanya bisa
juga lewat komite kelas atau wali kelas masing- masing.
P : Kegiatan apa saja yang menunjang pelaksanaan program Full day school
di SDIT Insan Utama ? PS
: Ya, kalau sesuai kurikulum 2013 itu ya KBM sesuai dengan kurikulum dinas, lalu kita juga memakai kurikulum JSIT Jaringan Sekolah Islam
Terpadu misalnya PAI, tahfidz hafalan Al- Qur‟an, dan praktek- praktek
ibadah. Kalau di sekolah negeri kan tidak ada praktek, di sekolah kami ini ada seperti baca tulis Al-
Qur‟an dan praktek ibadah lainnya. P
: Apa yang dimaksud dengan kurikulum JSIT ? PS
: JSIT itu kan singkatan dari Jaringan Sekolah Islam Terpadu. Jadi gini, sekolah IT itu kan banyak, tapi tidak semua sekolah IT itu termasuk satu
jaringan. Sekolah IT itu tidak mesti JSIT. Kalau sekolah IT yang JSIT itu biasanya ada logo dan plakatnya. Sebagian besar masyarakat tahu kalau
banyak masyarakat yang tertarik dengan sekolah IT, sehingga saat ini banyak lembaga yang mendirikan sekolah islam terpadu.
P : Mengapa banyak masyarakat yang tertarik dengan SDIT ?
PS : Ya karena memang hasil dari IT itu kan berbeda dengan sekolah lain.
Maksutnya hasil prestasi nya itu kan lain, jadi lebih bagus yang SDIT. Karena kan dari awal kita sudah mengajarkan baca tulis Al-
Qur‟an terlebih dahulu. Baik yang dimaksut yaitu baik secara akademik maupun
dari akhlaknya. P
: Apakah ada kegiatan penunjang lain dalam program Full day school di SDIT Insan Utama ?
PS : Ya ada pembiasaan karakter untuk hidup bermasyarakat yang sesuai
dengan syariat islam. Pembiasaan karakter itu merupakan program dari JSIT, jadi kan ada standar JSIT kalau di sini itu untuk kelas atas itu ada
sholat dhuha, ada sholat jamaah, ada hafalan. Itu semua adalah standar dari JSIT kalau yang masih kecil- kecil kelas bawah itu kan hanya mencontoh
saja. Oh ya ada ekstrakurikuler juga, seperti renang, pramuka, market day, social agency sama kunjungan edukasi. Seperti hari ini itu sedang
dilaksanakan kunjungan edukasi untuk siswa kelas I dan II. Ekstra itu khusus hari Sabtu, tetapi ada juga yang hari Jumat, misalnya renang dan
pramuka ekstra wajib.
P : Apakah kunjungan edukasi itu sama dengan study tour ?
151
PS : Beda itu, mbak. Study tour itu hanya dlaksanakan sekali pas kelas enam
saja. Sedangkan kunjungan edukasi itu dilakukan mulai dari kelas satu sampai lima. Kalau study tour itu biasanya masih di kawasan Yogya-
Jateng, misalnya di goa gong. Kalau lokasi kunjungan edukasi itu berbeda- beda disesuaikan dengan tingkatan kelasnya, misalnya kelas 1 dan 2 itu ke
perpustakaan, nanti yang kelas 3 itu ke seni kerajinan dan batik, nanti yang kelas 4, 5,6 beda lagi. Pemilihan lokasinya itu sudah diarahkan oleh wali
kelas masing- masing sesuai perkembangan anak dan materi yang diajarkan di kelas. Jadi, programnya kunjungan edukasi ini dirancang
sendiri oleh wali kelas.
P : Apakah mungkin ada ide atau usulan dari wali saat merancang program
kunjungan edukasi tersebut ? PS
: Oh, biasanya ada perwakilan dari komite yang usul gitu. Tetapi untuk kegiatan kunjungan edukasi itu memang murni perencanaan dari pihak
sekolah, karena kan sudah berhubungan dengan KBM, jadi wali murid manut saja sama gurunya. Kalau kegiatan yang bisa dirancang bersama
wali murid itu misalnya study tour. Jadi kan, komite itu merupakan kumpulan dari para wali murid Insan Utama mbak, jadi kita biasanya
membahas perihal dana atau lokasi mana yang layak untuk dikunjungi. Wali murid yang tergabung dalam komite bisa mengajukan usul dan
dirembug sama- sama dengan kita sampai ada kata mufakat.
P : Apa saja kegiatan yang dilakukan murid-murid dari berangkat hingga
pulang sekolah? PS
: Oh, kalau pagi itu biasanya ada doa dulu terus idealnya ada tausiyah dari wali kelas, banyak yang melakukan tausiyah di pagi hari. Lalu ada tahfidz
atau UMMI setelah UMMI dilanjutkan dengan KBM, setelah itu istirahat, lalu ada sholat dhuha. Oh iya, siang hari itu ada sholat dzuhur berjamaah.
Setelah sholat dzuhur itu ada kultum anak- anak yang dijadwalkan secara bergiliran untuk melatih keberanian. Kultum itu dibuat sendiri oleh anak,
temanya bebas, misalnya adab bergaul, adab beribadah dan berdoa. Biasanya isi kultum anak itu berkaitan dengan kehidupan sehari- hari.
Kadang- kadang juga ada yang di arahkan oleh orangtuanya. Setelah dzuhur itu ada KBM lagi sampai jam terakhir lalu sholat lagi mbak, sholat
azhar habis itu pulang.
P : Apa yang dimaksud dengan UMMI ?
PS : Ummi itu bisa disebut sebagai kegiatan membaca Al-
Qur‟an, jadi UMMI adalah sebutan atau istilah dari suatu metode untuk membaca Al-
Quran dengan baik dan benar. UMMI juga memiliki kelembagaan tersendiri yang berpusat di Surabaya. UMMI merupakan salah satu
program sekolah ini. Dulu sekolah kita pakai QIROATI terus sekarang pakai UMMI. Ada sekolah yang menggunakan QIROATI, ada yang
menggunakan UMMI, ada juga yang menggunakan metodenya sendiri. Jadi, metode yang diterapkan masing- masing sekolah JSIT itu tidak sama.
Tapi tujuan dari semua metode itu sama aja, yaitu bagaimana cara membaca Al- Quran dengan fasih dan benar. UMMI itu dilakukan empat
kali dalam seminggu, yaitu hari Senin sampai Kamis. Kegiatan UMMI
152
dilakukan selama 2 jam pelajaran. Oh iya, sekolah kita juga memiliki petugas disiplin sholat, mbak. Petugasnya itu murid kelas IV sampai kelas
VI. Petugasnya sudah dijadwalkan dan bergantian agar mereka semua dapat merasakan pentingnya tanggung jawab. Ada yang di bagian tempat
wudhu, ada yang di depan pintu masuk masjid untuk menjaga sandal. Jadi, anak- anak itu kalau mau masuk ke masjid, sandal nya harus tertata dengan
rapi. Anak- anak itu bertugas saat sebelum dan sesudah sholat. Lalu setelah sholat mereka akan membacakan laporan tugas mereka di depan
anak- anak yang lain, misalnya tentang siapa saja yang lupa membaca doa saat masuk kamar mandi atau yang berbicara ketika adzan berkumandang.
P : Apakah semua kegiatan beribadah, seperti sholat dhuha dijadikan sebagai
rutinitas wajib bagi semua anak di sekolah ? PS
: Iya mbak. Semua kegiatan beribadah, seperti sholat dan tahfidz semuanya wajib. Awal masuk itu ada anak- anak yang merasa kesulitan
dengan aturan ini, karena masih awal ya. Kadang juga ada satu dua anak kelas 234 yang tidak sholat dhuha, tapi biasanya setelah itu akan ditegur
oleh kita. Kalo kelas satu itu kan masih kita maklumi ya mbak. Selain itu kelas satu atau kelas bawah juga tidak ikut berjamaah di masjid musola,
karena tempat yang tidak memungkinkan jadi mereka sholat di kelas masing- masing. Kalo yang kelas atas itu di masjid atau musola.
P : Apa saja fasilitas yang menunjang pelaksanaan program Full day school
di SDIT Insan Utama ? PS
: Ya ada alat- alat pembelajaran seperti LCD, printer, komputer juga sarana fisik seperti gedung sekolah dan masjid.
P : Apa saja faktor yang mendukung pelaksanaan program full day school di
SDIT Insan Utama ? PS
: Sudah pasti yang sangat penting itu dana ya, mbak. Selain itu ya semangat dari ustad- ustadzah kita juga. Insyaallah kalau pengajarnya
semangat, murid- murid kita juga akan ikut bersemangat.
P : Apa saja faktor yang menghambat pelaksanaan program full day school
di SDIT Insan Utama ? PS
: Ya kalau fasilitas seperti alat- alat pembelajaran itu sudah ada, tapi kurang. Maksutnya itu ya untuk sekarang ini kan sudah jamanya online ya
mbak, kalo untuk itu kita kurang peralatan ya karena keterbatasan dana juga. Dari SDM juga ada, kan disini masih banyak pengajar yang belum
S2 dan juga bukan berlatar keguruan, lalu ada beberapa pengajar baru yang masih perlu bimbingan.
P : Apakah mungkin ada kendala lainnya ?
PS : Dukungan- dukungan dari wali itu juga sangat penting ya. Dukungan
dalam hal motivasi aja sih sebagai salah satu bentuk dukungan secara psikis juga ya, mbak.
P : Apakah sekolah memiliki solusi untuk mengatasi kendala- kendala
tersebut? PS
: Ya kalau untuk guru- guru tadi ya kita sekolahkan. Sedangkan untuk masalah alat itu biasanya kita menggunakan dana BOS, kadang- kadang
juga dapat bantuan dari pemerintah.
153
P : Apa yang anda ketahui tentang partisipasi ?
PS : Partisipasi itu keikutan, keikutanserta, keikutsertaan orangtua, kalau
nggak ada partisipasi kan berarti program- program nggak akan jalan. Bisa juga diartikan sebagai rasa kepemilikan, kalau kepemilikannya bagus,
nanti programnya juga bagus. Maksudnya rasa kepemilikan itu merasa tanggung jawab kalau dia merasa bertanggung jawab, maka ia akan
berpartisipasi. Kalau nggak punya rasa tanggung jawab, maka nggak akan berpartisipasi. Tanggung jawab itu berkaitan dengan kesadaran secara
moral, mbak. Sehingga partisipasi itu penting bagi pelaksanaan program.
P : Bagaimana partisipasi walimurid dalam program sekolah sejauh ini ?
PS : Mulai sekarang sekitar 3 tahun ini sudah bagus, jadi 80 persen
mendukung. Misalnya saat ada pertemuan atau POMG banyak yang datang. POMG merupakan pertemuan para walimurid dan guru walikelas,
berbeda dengan pembagian raport ya, mbak. POMG sendiri pembagian raport sendiri.
P : Bagaimana pelaksanaan POMG di sekolah ini ?
PS : Kalau POMG itu dilaksanakan atas inisiatif walimurid dan juga guru wali
kelas. Biasanya setiap hari Jumat atau Sabtu di sekolah. Kegiatan yang dilakukan saat POMG itu biasanya tukar pendapat, ada juga materi dari
luar. Contohnya materi tentang pendidikan, terus perkembangan anak itu dari psikologi kayaknya
P : Bagaimana bentuk partisipasi orang tua dalam program full day school di
SDIT Insan Utama ? PS
: Iya ada dana, terus pikiran atau ide- ide, sama dukungan juga. Kalau partisipasi dana itu misalnya kalau kita mengadakan baksos atau bakti
sosial. Kita itu melakukan baksos tiga kali setahun, yaitu pas kurban, pas lebaran puasa, yang satu lagi lupa saya. Dana itu berasal dari sumbangan
orang tua. Ada dana sumbangan, misalnya untuk baksos, ada juga dana wajib untuk penyelenggaraan program sekolah. Kalau partisipasi ide
misalnya orangtua mengusulkan ide- ide, ada beberapa orangtua yang aktif datang kesini untuk mengajukan idenya. Tidak mesti semua kita terima ya
yang penting kita berusaha menampung seluruh ide yang datang. Biasanya mereka mengatakan langsung kepada guru, karena sudah dekat dan akrab
dengan guru disini. Kemudian ada pula dukungan secara moril, misalnya kalau orangtua sudah ikut dan bersemangat. Maksudnya ikut ya pokoknya
orangtua mengikuti sesuai dengan peraturan yang ada, tidak melawan program- program yang ada. Ada juga tho, misalnya mungkin tidak suka
dengan program ltu lalu anaknya diajak untuk tidak ikut.
P : Apakah ada dukungan secara nyata seperti datang atau ikut kegiatan di
sekolah? PS
: Ada yaitu contohnya besok hari Minggu ada acara gerak jalan, nanti murid dan orangtuanya akan jalan santai bersama.
P : Apa manfaat dari adanya partisipasi orangtua di sekolah ?
PS : Kalau manfaatnya sangat besar ya, dengan partisipasi kan dia orangtua
akan mendukung program- program yang ada. Ya biasanya kalau anaknya sekolah disini, orangtuanya itu akan berubah.
154
P : Perubahan apa yang anda maksud ?
PS : Misalnya yang tidak sholat jadi sholat, yang sehari- harinya tidak sesuai
dengan syariat Islam nanti lama kelamaan akan melebur, karena kebiasaan disini kan baik. Contoh lainnya ada orangtua yang malu dengan anaknya
karena anaknya bisa baca Al‟Quran, nanti orangtua itu kepengen minta diajarkan membaca Al-
Qur‟an. Karena tidak semua walimurid disini agamanya bagus. Orangtua disini itu umum. Jadi, kalau orangtua merasa
belum bagus agamanya, mereka akan termotivasi untuk berubah menjadi lebih baik. Insyaallah, orangtua yang sudah masuk kesini itu agamanya
bagus semua. Orangtua bisa termotivasi dan sama- sama belajar juga
P : Lalu seperti apa karakteristik orangtua walimurid di sini ?
PS : Ya berbeda- beda, mbak. Biasanya walimurid disini itu pegawai yang
sibuk yang pulangnya sampai jam empat sore. Ada juga yang berasal dari aparat, ada yang pegawai, ada yang pengusaha, rata- rata itu masyarakat
menengah ke atas, mbak. Mayoritas dari mereka itu bekerja dan termasuk orang- orang sibuk semua.
P : Apa saja faktor yang mendukung partisipasi orang tua dalam program full
day school di SDIT Insan Utama ? PS
: Biasanya kalau orangtua merasa partisipasi, dia pasti menginginkan hasil yang bagus untuk anaknya. Orang tua menginginkan hasil yang bagus
akan merencanakan tujuan ke depan untuk kebaikan. Sehingga pikiran dan badanya akan terdorong untuk mencapai hasil yang bagus. Kalau untuk
orangtuanya ya dengan adanya kegiatan partisipasi itu kan terbentuk anak yang bagus. Nah, orangtua kan kalau anaknya bagus kan senang. Kalau
anaknya nggak bagus, yayasan lembaga kan bisa membentuk anak jadi lebih bagus, mungkin orangtua ketika dirumah kan mendidik sendirian.
Jadi, bisa dibilang bahwa dapat meringankan tugas orangtua dalam mendidik anak. Partisipasi memang sangat penting ya.
P : Apakah berarti bahwa orangtua dapat melepaskan tugasnya ketika anak
berada di sekolah? PS
: Oh enggak, kita harus kerjasama kalau seperti itu. Jadi, ketika kita membuat suatu kegiatan yang baik, maka orangtua juga ikut, harus
meneruskan gitu lho. Misalnya melaksanakan sholat sunnah gitu. Kalau memang kegiatan itu dirasa bagus ya harus diteruskan oleh orangtua
dirumah tho.
P : Apa saja faktor yang menghambat partisipasi orang tua dalam program
full day school di SDIT Insan Utama ? PS
: Ya mungkin faktor kesibukan orangtua. Misalnya kalau ada kegiatan yang terkait orangtua di sekolah biasanya enggak semuanya bisa hadir atau
ikut. Mereka kan orang- orangnya sibuk. Jadi, mungkin para walimurid itu ikut event- event tertentu saja.
155
Transkrip Wawancara
Subyek : SN Guru Walikelas Hari : Selasa
Tanggal: 12 April 2016 Pukul : 10.00 WIB
P : Apa yang anda ketahui tentang Full day school ?
SN : Full day school itu sekolah selama satu hari dari pagi sampai sore, jadi
kegiatan belajarnya selama satu hari penuh, maksudnya dari pagi sampai sore hari. Beda dengan sekolah umum yang belajarnya cuma sampai
setengah hari misalnya jam 10.00, jam 11.30 atau jam 13.00 gitu.
P : Seperti apa kurikulum yang diterapkan di sekolah ini ?
SN : KBM kita itu berdasarkan kurikulum pemerintah, yaitu KTSP. Tahun
kemarin sekolah kita juga melaksanakan kurikulum 2013, tetapi hanya berlangsung selama satu semester saja. Kemudian awal tahun ini kita
berganti lagi ke KTSP berdasarkan anjuran pemerintah. Walaupun kita punya kurikulum sendiri, tetapi tetap mengacu pada kurikulum
pemerintah.Kita punya kurikulum sendiri namanya kurikulum IT. Perbedaannya mungkin hanya sedikit sedikit tidak terlalu banyak. Pada
kurikulum IT itu ada pelajaran bahasa Arab atau pembiasaan ibadah sampai sore, tetapi kalau di kurikulum pemerintah mungkin belum ada.
Karena IT kan, memang lebih menekankan pada unsur agama. Tetapi kalau kurikulumnya kita tetap mengacu pada pemerintah. Jadi, kita
menerapkan kurikulum pemerintah yang ditambahi dengan unsur- unsur ke- IT an.
P : Apa metode pembelajaran yang biasa anda gunakan di kelas ?
SN : Biasanya kalau mengajar, saya pakai metode klasikal, diskusi kelompok,
dan praktik eksperimen, misalnya saat pelajaran matematika, kita melakukan permainan menghitung langkah di luar ruangan.
P : Bagaimana proses belajar mengajar di kelas ?
SN :Kita selalu doa terlebih dahulu sebelum pelajaran, ada juga tausiyah dari
walikelas atau pendamping. Di sekolah terdapat 2 guru dalam satu kelas yaitu guru walikelas dan guru pendamping. Biasanya juga ada review atau
mengulang materi pelajaran sebelumnya. Sebelum review biasanya kita lakukan ice breaking dulu seperti menyanyi atau menari sebentar. Baru
kemudian kita masuk ke pelajaran yang dilakukan dengan pemberian materi pokok dengan latihan atau LKS dalam bentuk soal atau gambar
seperti itu. Sebelum pulang, kita tutup kegiatan belajar dengan tausiyah, jadi tausiyahnya itu di awal dan di akhir. Kadang ada juga refleksi tentang
apa saja yang kita lakukan hari ini. Nanti ada evaluasi dan setelah beberapa kali pertemuan baru kita ulangan.
P : Apa perbedaan dari guru walikelas dengan guru pendamping di kelas?
156
SN : Karena disini kan full day, jadi kalau hanya satu guru yang mengajar
seharian dari pagi sampai sore itu kan enggak mungkin. Jadi, guru disini itu mengajar per mata pelajaran. Misalnya walikelas mengajar 3 mata
pelajaran dan pendampingnya mengajar 2 mata pelajaran, lalu nanti kami bergantian gitu. Hanya jumlah jam mengajar walikelas dan pendamping
itu berbeda. Kalau walikelas itu 24 jam, sedangkan guru pendamping sekitar 18 jam. Biasanya guru pendamping itu diikutsertakan dalam
pelajaran seperti IPS, PKN, SBK, tahfidz dan UMMI. Kalau walikelas itu biasanya mengampu materi- materi pokok seperti Matematika, IPA dan
Bahasa Indonesia. Tugas guru pendamping di kelas itu membantu walikelas, misalnya dalam pelajaran bahasa Indonesia itu ada kegiatan
menulis, kalau masih kelas 1 kan belum terlalu lancar menulisnya, jadi kita harus mendampingi anak satu per satu. Jadi, guru pendamping itu
membantu proses pembelajaran di dalam kelas. Istilahnya mengkondisikan gitu, karena kan ada beberapa anak yang tipenya kinestetis jadi enggak
bisa diam. Kalau untuk urusan teknis, seperti membuat membuat RPP itu tugas walikelas.
P : Bagaimana penilaian bagi peserta didik di sekolah ini ?
SN :Ada nilai secara kuantitatif dan kualitatif kalau kuantitatif itu kaitannya
dengan mata pelajaran, sedangkan kualitatif itu kaitannya dengan perilaku dan karakter siswa, misalnya Sangat Baik Cukup Baik Baik. Jadi dalam
raport itu ada nilai yang berupa angka dan nilai yang berupa huruf tadi.
P : Apa saja kegiatan yang dilakukan peserta didik selama berada di Full
day school ini? SN
: Jadi selain kita belajar materi secara umum, disini juga ada pembiasaan untuk belajar tentang agama terutama ibadah baik itu secara teori maupun
praktik. Kurikulum kita kan, kurikulum IT Islam Terpadu yang memadukan aqidah Islam dengan materi- materi pembelajaran di sekolah.
Kalau secara teori, segala sesuatu tentang ibadah dimasukkan dalam mata pelajaran, sedangkan secara praktek itu ya ibadah dipraktikkan selama
belajar di sekolah, contohnya sholat dzuhur dan ashar berjamaah berdoa di pagi hari dan sholat dhuha. Kalau kelas bawah masih shalat di kelas
masing- masing. Kita bimbing anak- anak membentuk shaf untuk melakukan shalat dhuha di depan kelas. Bagi beberapa kelas bawah seperti
kelas 1C itu shalat dhuha nya di masjid, karena ruang kelasnya agak sempit. Kebetulan jumlah muridku sekitar 28 anak dan ruang kelasnya
cukup luas. Setelah shalat dhuha ada pelajaran tahfidz dan UMMI. Sebetulnya dalam semua mata pelajaran itu kita tetap memasukkan unsur
keagamaan misalnya pas matematika tentang bilangan atau jumlah benda di alam sekitar, kita kaitkan dengan bagaimana manusia mensyukuri
ciptaan Allah seperti itu. Dalam semua pembelajaran di kelas pun, kita menerapkan adab- adab yang baik. Lalu disini juga ada penanaman
karakter sehari- hari untuk anak didik.
P : Bagaimana penanaman karakter bagi peserta didik di sekolah ini ?
SN : Jadi, itu anak- anak akan diberikan pemahaman misalnya bagaimana cara
bersikap yang baik dan benar kepada BapakIbu guru, yaitu dengan
157
mengucap salam, mencium tangan, tersenyum dan berbicara yang baik. Contoh lainnya yaitu tentang adab- adab saat makan yang harus
diperhatikan oleh anak, itulah contoh karakter- karakter yang ingin ditanamkan pada anak. Kita berusaha untuk membentuk karakter anak-
anak sejak usia SD dan terkadang karakter itu memang dipengaruhi oleh kondisi di rumah atau lingkungan sekitar anak. Kalau di sini itu kita selalu
berusaha membentuk karakter yang bagus. Karakter yang ingin dibentuk oleh insan utama yaitu unggul artinya unggul dalam ilmu pendidikan
maupun ilmu agama, takwa artinya menjadi insan yang menjalankan perintah- Nya dan menjauhi larangan- Nya, serta karakter mandiri yang
kita bina sejak kecil. Misalnya siswa kelas 1 itu kalau dulu pas TK mungkin belum bisa mandiri, seperti tas nya selalu dibawakan orangtua
atau makan harus disuapi, nah kalau sudah masuk ke SD ini itu kita didik mereka untuk bisa mandiri. Contohnya kita menghimbau orangtua untuk
tidak membawakan tas sekolah anaknya atau anak dibudayakan untuk makan siang dengan kedua tangannya sendiri gitu.
P : Kegiatan apa saja yang menunjang pelaksanaan program Full day school
di SDIT Insan Utama ? SN
: Kalau di sini itu ada UMMI dan tahfidz yang enggak ada di sekolah lain. Tahfidz itu hafalan Al
–Quran sekitar 1 jam pelajaran dan UMMI juga sekitar 1 jam pelajaran. UMMI itu belajar membaca Al- Quran kayak
IQRO tetapi metode yang dipakai berbeda. P
: Bagaimana tingkah laku peserta didik di sekolah ini ? SN
:Tergantung dari tipe anaknya masing- masing kalau anaknya itu tipe kinestetis yang pasti dia akan sangat aktif di kelas istilahnya mobile, misal
lari kesana kemari enggak bisa dia. Tetapi kalau tipenya enggak kinestetis ya di kelas bisa terkondisi dalam arti “anteng” atau memperhatikan. Dalam
hal ini seorang guru harus memahami tipe masing- masing anak. Kalau anak itu tipe kinestetis dan kita paksa untuk duduk diam ya enggak bisa
nanti malah anaknya bisa stress, maka jangan ada pemaksaan. Kita biarkan saja anak bergerak dan tetap diikutsertakan dalam pembelajaran di kelas.
Misal kalau ada tanya jawab ya anak seperti itu tetap kita tanyai sama seperti anak- anak yang lain. Biasanya anak itu bisa menjawab cuma kalau
pas belajar itu selalu sambil gerak atau sambil main- main. Kalau di kelasku itu sebagian besar anak- anaknya enggak kinestetis, jadi lumayan
terkondisikan. Kalau anak yang sangat kinestetis di kelasku itu ada satu anak. Kalau yang selama ini saya ampu itu anak- anaknya kritis yang
artinya anak- anak itu bagus, jadi aku lebih termotivasi dan tertantang. Selain itu anak- anak ku juga kalau diberi materi itu sangat antusias.
P : Apa saja faktor yang mendukung pelaksanaan program full day school di
SDIT Insan Utama ? SN
:Di kelas bawah itu kalau dari sisi anak mungkin yang pertama itu semua anak sudah punya buku pegangan. Kemudianyang menjadi tolak ukur
kemampuan anak disini kan kemampuan baca tulis dan sebagian besar anak sudah bisa membaca dan menulis paling yang belum bisa itu cuma 2
anak. Kalau dari sisi guru itu semua guru sudah punya buku pegangan atau
158
buku- bukunya sudah lengkap. Kalau dari pihak sekolah itu sarana pembelajaran secara fisik sudah standar. Kalau dari pihak orangtua itu
sudah kooperatif, maksutnya kalau diajak kerjasama itu sangat mendukung.
P : Orangtua yang kooperatif itu seperti apa ?
SN : Contohnya kemarin itu ada kegiatan Acibu singkatan dari Aku Cinta
Buku yang merupakan kegiatan dari perpustakaan, lalu anak- anak di suruh membawa uang dengan jumlah yang sudah ditentukan dan orangtua
juga mendukung. Contohnya lagi untuk kegiatan- kegiatan yang lain seperti outbond juga mendapat dukungan yang bagus dari orangtua. Kalau
dukungan yang berupa fisik itu orangtua banyak membantu dalam sarana prasarana, seperti dalam bentuk uang gedung sekolah, mbak.
P : Apakah orangtua terlibat dalam perencanaan kegiatan di sekolah ?
SN : Enggak mbak. Dukungan orangtua itu enggak ke arah situ ya, mungkin
ke arah finansial seperti itu. Kalau yang merencanakan kegiatan- kegiatan seperti outbond itu guru- guru di sini. Misalnya seperti pemilihan tempat
outbond gitu kita yang mencari sendiri. Dulu pernah ada orangtua yang mengusulkan tempat untuk outbond. Kemarin itu ada juga yang
mengusulkan lokasi untuk ekstrakurikuler renang, tetapi karena sekolah masih terikat kontrak dengan kolam renang yang sekarang digunakan, jadi
usulannya belum bisa ditindaklanjuti. Kalau yang usul itu ya ada.
P : Apakah orangtua ikutserta dalam kegiatan- kegiatan sekolah tersebut?
SN : Enggak, hanya murid saja yang ikut. Kalau kegiatan seperti outbond atau
kunjungan edukasi itu orangtua memang tidak diperbolehkan ikut, karena untuk melatih kemandirian anak. Misalnya pas renang saja orangtua tidak
boleh ikut masuk biar anak lebih mandiri. Kalau orangtuanya ikut masuk, nanti malah anak- anaknya menjadi manja. Cuma orangtua itu mendukung
aktivitasnya misalnya dengan memberikan ijin atau memberi dukungan yang lain. Oh iya, kemarin itu ada acara jalan sehat dalam rangka Milad
yayasan dan mengundang keluarga besar Insan Utama terus yang datang itu walimurid beserta anak dan keluarganya. Banyak kok yang ikut, sekitar
1000 orang, dukungan orangtua juga cukup banyak. Ada yang memberikan dukungan dalam bentuk barang atau uang untuk kelancaran
kegiatan. Orang tua juga banyak yang antusias dan ikutserta.Biasanya kalau ada bantuan dari orangtua itu bentuknya finansial.
P : Apa saja faktor yang menghambat pelaksanaan program full day school
di SDIT Insan Utama ? SN
: Kalau kalau kendala mungkin kita terbatas dengan media pembelajaran. Di siniitu sarana pembelajaran secara fisik sudah standar, tetapi media
pembelajarannya belum mendukung contohnya CD pembelajaran. Eh iya CD sudah punya banyak “nding”, tetapi karena belum stand by di kelas
jadi kadang agak repot mencarinya. Jumlah media pembelajaranya masih sedikit, misalnya proyektor baru punya 3 kalau nggak salah. Kendala dari
sisi anak itu berasal dari faktor keluarga, mungkin kondisi keluarga yang kurang harmonis atau latar belakang keluarga anak, misalnya keluarga
yang broken home. Hal tersebut dapat menjadi kendala dalam proses
159
belajar mengajar kaitannya dengan psikologis anak. Kalau kendala dari pihak guru mungkin secara keilmuan itu kan, tidak semua guru disini basic
nya pendidikan. Ada yang sarjana D3 Tata Boga dan sarjana ekonomi, jadi masih banyak guru- guru yang tidak linier. Kalau kendala dari pihak
sekolah mungkin untuk fasilitas seperti proyektor yang belum stand by di setiap kelas, j
adi kalau mau pakai itu agak sulit harus “usung- usung” dulu. Kemudian terkait fasilitas yang lain misalnya perpustakaan kita yang
masih terlalu sempit secara ukuran dan koleksi buku bacaan anak juga masih sangat sedikit. Buku- buku yang sudah ada disini itu kebanyakan
buku- buku pelajaran, kalau buku bacaan itu sudah habis mbak.
P : Apa yang anda ketahui tentang partisipasi orang tua ?
SN :Partisipasi orangtua adalah bagaimana orangtua ikut memberikan
dukungan kepada kelompok lembaga seperti sekolah. Dukungan itu bisa berbentuk pikiran, tenaga, atau fisik.
P : Sejauh ini, bagaimana partisipasi orangtua dalam program full day school
di SDIT Insan Utama? SN
: Untuk kegiatan pembelajaran itu yang pertama dari partisipasi fisik atau materi yang biasanya berupa uang itu sangat besar, terus untuk partisipasi
pikiran dan tenaga itu biasanya disalurkan lewat POMG, kan disini ada pertemuan per kelas. Dalam kegiatan itu, walimurid diberikan keleluasaan
dalam memberikan partisipasi secara pikiran untuk kemajuan sekolah.
P : Apa itu POMG ?
SN : POMG itu singkatan dari Pertemuan Orangtua Murid dan Guru.
Pertemuan antara wali kelas dengan para walimurid, nanti ada pemberitahuan informasi tentang sekolah dan penyampaian tentang
perkembangan anak di sekolah. Kemudian walimurid dapat menanggapi apa saja yang sudah disampaikan sebelumnya seperti itu.Saat POMG ada
juga sharing- sharing dengan orangtua tentang perkembangan anak terus nanti juga bisa ditindaklanjuti di sekolah harus melakukan tindakan seperti
apa gitu. Kadang ada juga pelaksanaan POMG yang dijadikan satu dengan pelaksanaan pembagian raport biasanya pas kenaikan kelas.Ada juga
POMG yang paralel, artinya POMG yang bareng- bareng satu tingkat itu setiap penerimaan raport Mid semester dan kenaikan kelas, tetapi ada juga
POMG per kelas itu setiap dua bulan sekali. Waktu dan hari nya itu beda- beda, kalau kelas 1 kelas bawah itu biasanya setiap Sabtu minggu kedua.
P : Bagaimana latar belakang orangtuawalimurid di sini ?
SN : Ada dosen, guru, dokter, pedagang juga, kalau walimurid di kelas ku itu
malah banyak yang wiraswasta mbak. Wiraswastanya macam- macam, ada yang punya percetakan, studio foto, atau kerajinan. Rata- rata walimurid
disini itu orang- orang yang sibuk, kan sekalian “ le nitipke anak”. Kadang
beberapa walimurid itu suka telat jemput anaknya. Hal seperti itu punya efekdampak untuk anaknya sendiri, jadi anak itu kurang pendampingan.
Karena begitu pulang terus pulangnya sudah malam, anaknya juga sudah lelah dan akhirnya tidur. Disitulah yang terkadang menjadikan anak itu
bermasalah dalam belajar, “wis rung iso moco, wong tua ne le bali mbengi, anake wis ngantuk tur wong tuwane wis kesel
”. Anak- anak dalam keadaan
160
seperti itu yang sering bermasalah. Jadi kurang adanya pendampingan walimurid di rumah, karena kondisi kesibukan seperti itulah yang sering
membuat anak bermasalah.
P : Bagaimana bentuk- bentuk partisipasi orang tua dalam implementasi
program full day school di SDIT Insan Utama ? SN
: Kerjasama itu kan juga termasuk bentuk partisipasi orang tua yang bukan secara materi, jadi kerjasama dalam membentuk karakter anak, berupa
komunikasi yang bagus dengan pihak sekolah. Misalnya tahun kemarin saya punya murid yang bermasalah, dia itu suka menyembunyikan barang
milik temannyakalau kita enggak ada kerjasama dari orangtua untuk mengkondisikan atau membentuk anak ini supaya punya karakter baik ya
enggak akan berhasil.
P : Apa tujuan serta manfaat partisipasi orang tua dalam program full day
school di SDIT Insan Utama? SN
:Partisipasi orang tua itusangat penting terutama untuk mendukung kemampuan anak dalam pemahaman materi di rumah dan untuk
pengkondisian psikis anak. Dua tahun lalu ada anak yang suka bullying, dia suka main tangan dan sangat frontal gitu. Tetapi komunikasi
orangtuanya dengan sekolah itu bagusdan akhirnya anaknya bisa terbuka dan menjadi lebih baik. Kadang kondisi di rumah atau lingkungan tempat
tinggal anak itulah yang membentuk karakter anak. Kalau yang suka bullying itu, karena dia di rumah sangat tertekan dengan kakaknya dan
memang di sekolah itu dia gak terlihat tertekan gitu. Katanya kalau di rumah itu makannya sedikit, tetapi kalau di sini itu makannya wah kayak
orang kelaparan gitu. Padahal kalau di rumah itu anaknya manut- manut
saja, tetapi kalau di sekolah itu “ngalor ngidul” beda sekali pokoknya. Ya itu karena kondisi di rumah, lingkungan rumah, dan kondisi orangtua juga
berpengaruh.
P : Bagaimana penanganan untuk anak- anak yang memiliki masalah di
rumah atau di sekolah seperti itu ? SN
: Kalau anak- anak yang bermasalah secara psikis atau terkait tipe- tipe anak itu sendiri ada penanganannya, jadi di sini ada psikolog yang datang
tiap hari Selasa. Sebetulnya sama dengan bimbingan konseling cuma kita manggilnya psikolog gitu. Psikolognya itu bukan dari instansi pendidikan,
tetapi beliau buka praktik sendiri. Sekolah tetap mengusahakan, istilahnya karakter anak itu diperbaharui gitu. Tetapi ya sebatas kita mampu
membantu dan selanjutnya sampai kelas VI pun tetap kita usahakan. Misalnya yang kelas VI ini karakternya kurang bagus itu kan si M,
orangtuanya kan komunikasi dan kerjasamanya kurang bagus. Pada akhirnya anaknya pun sampai sekarang secara karakter masih kurang
bagus, “ ning yo tetep” kita usahakan terus.Sekolah ini juga punya program yang namanya Home Visit. Pokoknya kita mendatangi rumah
anak- anak yang bermasalah bukan hanya secara psikologis saja tetapi secara akademisnya juga, misal ada anak yang susah sekali belajar
membaca, lalu kita datangi rumahnya kita cari letak permasalahannya dan terakhir cari solusinya. Kita mau lihat kondisi di rumahnya seperti apa,
161
kadang kan sikap anak terbawa dari rumah. Kadang juga kita kunjungi rumah anak yang sakit berkepanjangan.
P : Apa saja faktor yang mendukung partisipasi orang tua dalam program full
day school di SDIT Insan Utama ? SN
:Kalau yang mendukung mungkin karena visi, misi, dan program kerja sekolah yang membuat walimurid tertarik untuk memberikan dukungan.
P : Apa saja faktor yang menghambat partisipasi orang tua dalam program
full day school di SDIT Insan Utama ? SN
: Kalau yang menghambat untuk berpartisipasi itu mungkin mereka sebenarnya, mereka mau berpartisipasi tetapi mungkin ada kendala waktu.
Karena waktu itu berkaitan dengan kesibukan orangtua walimurid. Rata- rata walimurid disini itu kan sibuk, jadi ya paling sering itu kendala waktu.
Kalau untuk partisipasi secara materi itu gak jadi masalah ya mbak.Kadang juga ada walimurid yang komplain ke sekolah Kemarin itu
ada walimurid yang komplain tentang konsekuensi yang diberikan guru kepada murid untuk mengajarkan supaya murid itu menjadi jera dan
kurang semangat dalam belajar. Yang dimaksud konsekuensi itu hukuman, misalnya anak kok berbuat seperti itu lalu kita berikan konsekuensi
terhadap anak tersebut. Beberapa orangtua itu menganggap bahwa hal itu memberatkan anaknya jadi mereka merasa keberatan. Kadang orangtua itu
engak bisa menerima kondisi anaknya, orangtua biasanya enggak percaya begitu saja dengan sikap anaknya sendiri yang mungkin sedikit
menyimpang, ada juga orangtua yang seperti itu.
P : Bagaimana upaya sekolah untuk mengatasi hambatan- hambatan tersebut?
SN : Solusi kita ya menjembatani atau lebih mengkomunikasikan lagi kira-
kira sebaiknya itu seperti apa. Ada orangtua murid yang tipenya temperamental, suka emosional dan anaknya suka diancam dan akhirnya
anaknya itu suka kekerasan. Tetapi setelah dikomunikasikan dan dikaitkan dengan bagaimana kondisi di rumahnya, si anak itu mau cerita dan
orangtuanya pun juga mau mengikuti anjuran dari sekolah. Pada akhirnya anak itu bisa berubah, dulu anak itu suka di ancam oleh Bapaknya dan
akhirnya saya panggil kedua orangtuanya dan saya ceritakan kondisi anak mereka. Lalu saya tawarkan untuk konsultasi ke psikolog dan akhirnya
orangtua itu mau melakukan saran- saran dari psikolog dan sekolah. Seperti itukan namanya kerjasama, dan anaknya bisa juga berubah dari
yang dulunya suka nonjok sekarang sudah enggak lagi. Tetapi kalau yang orangtuanya gak mau kerjasama, misal ustadzahnya ingin ngajak ketemu,
tetapi mereka gak bisa terus atau tidak mau menyempatkan waktunya untuk bertemu atau gimana gitu ya akhirnya anaknya tetap enggak
berubah.
162
Transkrip Wawancara
Subyek : SR Walimurid kelas III dan kelas V
Hari : Rabu
Tanggal : 13 April 2016
Pukul : 13.30 WIB
Pendidikan terakhir : S1 Sarjana P
: Mengapa anda menyekolahkan anak anda di full day school Insan Utama? SR
:Pertama mungkin bukan karena full day nya ya mbak, tetapi yang saya utamakan itu kurikulum sekolahnya yang berbeda dengan sekolah pada
umumnya. Di sana ada tambahan keagamaan yang menjadi nilai plus untuk anak. Kalau saya lihat di SDIT Insan Utama itu pendalaman agama
untuk anak- anak disana sangat intens. Jadi, kalaupun ada sekolah yang gak full day tetapi memiliki basic agama yang baik mungkin akan saya
pilih. Tetapi memang jarang ada sekolah berbasis agama yang cuma masuk setengah hari paling yang saya tahu itu cuma madrasah ibtidaiyyah
dan itu jauh sekali dari rumah. Kalau mau cari sekolah yang bagus itu ada di daerah Giwangan sana mbak, jauh banget kan. Pilihannya yaitu yang
bisa saya sambi atau bisa menyesuaikan jam kerja saya. Kalau di full day school itu kan, anak- anak ada yang mengawasi dan menjaga. Kalau di
rumah kan, sendiri istilahnya ucul, karena lingkungan rumah saya memang seperti itu. Dalam artian begini, anak- anak di lingkungan rumah saya itu
meh sekolah luweh ora sekolah yo luweh gitu, karena itu saya khawatir. Memang sepertinya lebih safety kalau sekolah di full day dan transportasi
ke sekolah juga terjangkau.Kebetulan anak saya juga suka dengan sekolahnya dan sudah punya banyak teman di sana.
P : Apa saja kegiatan anak anda saat berada di sekolah ?
SR : Kalau hari Sabtu ada ekstra dan mentoring. Kalau hari Senin- Jumat tiap
pagi itu ada doa bersama, tausiyah, solat dhuha, dan snack time, kemudian ada pelajaran sesuai jadwal seperti itu. Dulu jadwal anak itu suka ditempel
di kamar mereka jadi saya tahu. Kalau anak pertama itu suka nempel jadwalnya di atas meja kamar katanya biar lebih gampang pas nyusun
bukunya, tetapi sekarang saya enggak tahu ditempel dimana itu. Terus anak- anak juga ikut ekstrakurikuler di sekolahn. Anak yang kelas V ikut
melukis, sedangkan yang kelas III ikut futsal. Kalau mau ikut futsal itu kan ada tes masuknya dulu dan alhamdulillah dia lolos.
P : Bagaimana pengaruh program full day school SDIT Insan Utama bagi
anak anda ? SR
:Kalau dari pembiasaan di sekolah mungkin bisa menimbulkan dampak yang baik dalam hal ibadah anak, seperti shalat tepat waktu, hafal ayat-
ayat Al- Quran, suka puasa Senin Kamis atau sholat yaumul lail. Kalau
163
solat yaumul lail itu adalah syiar sekolah tiap satu pekan sekali dan anakku suka buat alarm sendiri engggak pernah membangunkan saya. Walaupun
dulu pas awal- awal saya pernah membangunkan Aini untuk sholat malam, tetapi sekarang walikelasnya sudah menyiarkan anjuran untuk
melaksanakan sholat yaumul lail dengan cara mengisi lembar mutabaah. Sekarang anak saya suka membawa pulang lembar mutabaah untuk diisi di
rumah dan saya selalu mengingatkan Aini untuk jujur dalam mengisi lembar tersebut. Saya menekankan pada Aini bahwa jangan suka
berbohong saat mengisi lembar mutabaah, karena itu sekarang dia mungkin termotivasi untuk bangun dan pasang alarm sendiri untuk solat
yaumul lail. Jadi anak punya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Kalau dari segi prestasi mungkin tergantung masing- masing anak ya.Anak
saya itu termasuk biasa- biasa saja, kalau pas semester kemarin itu ada dua nilai yang di bawah KKM, kalau enggak salah itu Matematika dan yang
satu lagi saya lupa mbak.
P : Apa itu partisipasi orangtua ?
SR :Partisipasi orangtua itu yo mungkin ikut serta atau orangtua yang berperan
serta gitu. Partisipasi itu penting ya, karena untuk memantau perkembangan anak. Kita sendiri pun engak bisa 24 jam full istilahnya
meng-handle anak. Makanya ketika anak di sekolah kan ada yang meng- handle yaitu gurunya, jadi kita bisa dapat informasi juga dari guru atau
sekolahnya seperti itu.
P : Apakah saja program- program sekolah yang ada kaitannya dengan
orangtua? SR
: Ada parenting, ada juga yang namanya itu POMG. Kalau kelas V POMG nya dua bulan sekali, kalau kelas III juga sama kayaknya dua bulan sekali
tetapi lebih rutin yang kelas V. Mungkin karena tergantung sama pengurusnya apakah semangat atau enggak seperti itu. Pengurusnya itu
perwakilan dari walimurid setiap jenjang kelas istilahnya paralel. Pengurus itu biasanya ada ketua, wakil , sekretaris sama bendahara yang dipilih
lewat rapat walimurid atau POMG. Jadi diajukan siapa saja kandidatnya kemudian dipilih, tetapi sebagian besar walimurid itu suka kompakan
mengajukan nama calon pengurus, misalnya Pak X atau Bu X saja. Seperti itu sudah biasalah mbak, ada yang mampu tetapi mau ada juga yang
mampu tetapi tidak mau dan banyak yang tidak mau mbak.
P : Apa itu POMG ?
SR : POMG itu pertemuan walimurid dan guru, biasanya diisi sesuai dengan
kebutuhan orangtua dan pengisinya itu didatangkan dari luar sekolah, misal psikolog atau motivator seperti itu. Pas POMG itu suka ada tanya
jawab antara pemateri dan walimurid. begitu narasumber memberikan waktu untuk pertanyaan ya kita bisa mengajukan pertanyaan masing-
masing. Dulu awal- awal saya suka tanya karena anak saya itu sering
164
banget ngobrol di kelas. Mungkin karena saya enggak puas tanya di forum POMG terus saya memilih konsultasi ke psikolognya saja. Kebetulan di
sekolah itu ada psikolog, jadi kalau orangtua butuh bisa datang ke sekolah. Mungkin fasilitas itu hanya untuk walimurid yang benar- benar butuh ya,
karena selama ini yang lebih sering memakai fasilitas psikolog itu walikelas.
P : Apa saja program atau kegiatan sekolah lainnya yang terkait dengan
orangtua ? SR
: Misalnya pas acara baksos atau pas harus mengantarkan anak ketika AMT. Kegiatan AMT itu hampir mirip pesantren kilat, tetapi untuk kelas
belajar atau les. AMT itu isinya pendalaman materi- materi di sekolah dan acaranya menginap di sekolah dan ada juga pemberian motivasi kepada
anak. Karena acara itu baru yang pertama kali, jadi orangtua perlu ikut dan mendapat motivasi juga. Kemarin yang ikut itu hanya kelas kelas V dan
kelas VI saja, yang ikut lumayan banyak sepertinya hampir semua hadir. Oh iya kemarin ada juga acara jalan sehat di lapangan Kasihan. Saya
datang sama anak- anak, kebetulan Bapak enggak ikut karena lebih senang kerja bakti di kampung katanya. Tetapi enggak semua kegiatan itu
orangtua harus ikut, mbak. Misalnya outbond atau kunjungan sekolah seperti itu orangtua enggak ikut ya. Orang tua enggak mendampingi cukup
tahu infonya saja. Mungkin kegiatan seperti tutup tahun saja yang orangtuanya harus ada atau ikut.
P : Sejauh mana partisipasi atau keterlibatan anda sebagai orang tua di
sekolah ? SR
:Peransertanya yaitu paling datang ke pertemuan walimurid, mengambil raport sesuai jadwal. Istilahnya saya itumengambil raport anak 4 kali
setiap tengah dan akhir semester. Kemudian kita punya kesempatan untuk mengobrol secara intens dengan guru pas mengambil raport, sedangkan
kalau pas ikut POMG kita bisa mendapatkan ilmu- ilmu, misal ilmu untuk mendampingi anak belajar. Kalau undangan itu jam 10.00, saya biasanya
berangkat sekitar jam setengah 10. Jadi, paling saya suka telat seperempat jam, karena memang kerjaan kan enggak bisa ditinggal begitu saja kalau
jam- jam segitu. Biasanya saya komunikasi dulu sama temen- temen disini untuk ijin keluar. Saya itu kayaknya belum pernah sampai gak
datang, kecuali kalau sedang di luar kota untuk urusan keluarga. Saya selalu usahakan untuk datang walaupun agak terlambat. Selain itu, saya
dan suami juga selalu mengantar jemput anak. Saya dan suami sepakat kalau yang mengantar anak- anak sekolah itu suami dan yang menjemput
bisa saya atau suami tergantung situasi. Kalau pagi memang saya tidak bisa mengantar anak, karena jam 7 pagi saya sudah harus siap- siap
berangkat ke KB-TK tempat saya bekerja.
P : Menurut anda sebagai sesama wali murid, bagaimana partisipasi atau
keterlibatan para orang tua dalam program di sekolah ?
165
SR : Paling yang hadir pas POMG itu sekitar 50 persen dan yang hadir itu
sepertinya hanya orang- orang yang care sama anaknya. Saya kira seperti itu deh enggak tahu juga kalau yang lain gimana. Terkadang saya lihat
mereka suka terlambat dengan berbagai alasan atau mungkin juga mereka punya urusannya masing- masing yang harus dikerjakan jadi enggak bisa
datang. Saya pun juga kadang suka terlambat dan kebanyakan yang datang itu Ibu- ibu. Dari 50 persen walimurid yang datang pasti sebagian besar itu
Ibu- ibu paling hanya ada satu atau dua orang Bapak- bapak.
P : Bagaimana hubungan yang terjalin antara walimurid dan pihak sekolah ?
SR : Nggihbaik,para orangtua itu suka ketemunya pas jemput anak kebetulan
saya seringnya dapat jatah jemput hari Sabtu.Alhamdulillah walaupun kadang kita lupa namanya siapa, tetapi kalau kita ketemu khususnya pas
rapat dalam satu ruang kelas itu ya ngobrol terutama tentang anak- anak.Kita juga ada grup wassap kelas, biasanya dikasih nama seperti
POMG kelas V atau POMG kelas VI sesuai kelas masing- masing.Ada satu lagi grup yang namanya
“Insan Utama Go The Best” itu grup walimurid satu sekolahan, sempat- sempatnya dibuatkan grup satu
sekolahan gitu. Informasi di grupnya sih cuma seputar sekolahan. Kalau di grup yang kelas III biasanya walimurid tanya- tanya sama ustazah tentang
PR atau tugas sekolah. Kalau grup yang kelas V beda lagi, biasanya cuma pemberitahuan kegiatan di sekolah dalam waktu dekat atau info tentang
tugas- tugas untuk anak yang mungkin lupa diberitahukan guru di sekolah. Misalnya untuk tugas SBK hari Selasa harus membawa apa seperti itu.
Kalau pelajaran SBK kan sekolah tidak menyiapkan alat dan bahannya, jadi anak harus membawa keperluan masing- masing dari rumah. Saya
jarang lihat grup wassap, kecuali ada informasi yang penting dari sekolah. Kadang ada juga info yang aneh- aneh, contohnya di grup wassap kelas III
itu kemarin ustadzahnya sampai koar- koar di grup untuk menanyakan berapa nomor WA atau kontak dari walimurid yang anaknya belum di
jemput itu. Saya heran sama walimurid yang anaknya belum terjemput itu kok bisa cuek bebek gitu, kemana saja sampai anaknya belum di jemput
dan saya merasa kasihan membayangkan perasaan anak itu.
P : Bagaimana hubungan yang terjalin antara walimurid dan pihak sekolah ?
SR :Ya alhamdulillah baik mbak, mungkin karena saya jadi walimurid disana
sejak gurunya masih sedikit sampai sudah banyak seperti sekarang. Jadi saya punya beberapa kenalan guru disana, seperti ustadzah Ari, ustadzah
Tya, ustad Heri, ustadzah Rina. Kalau ustadzah Rina itu baru- baru aja ngajarnya karena dulu pas saya kenal dia masih di koperasi. Kalau dulu
mungkin karena jumlah gurunya belum banyak jadi nama- namanya mudah diingat mbak, kalau sekarang kan gurunya mulai bertambah banyak
dan guru- guru yang baru itu biasanya dijadikan sebagai guru pendamping.Saya cuma hafal guru yang pernah menjadi guru
pendampinganak saya saja. Saya itu suka konsultasi sama gurunya atau
166
minta tips untuk menghadapi masalah- masalah anak di sekolah. Walikelas biasanya kasih tahu saya pas POMG atau pengambilan raport. Kemarin itu
gurunya bilang kalau nilai anak saya yang kelas V masih banyak yang belum tuntas, jadi harus lebih rajin dan giat belajar lagi. Kadang anak itu
suka kosong pandangannya, melamun di kelas, atau suka ngobrol di kelas. Kalau memang permasalahan anak saya tadi sudah teratasi atau mungkin
sudah enggak ada permasalahan lagi yasudah saya ndak konsultasi gitu.
P : Hal- hal apa saja yang dapat mendorong anda untuk berpartisipasi
terlibat dalam proses penyelenggaraan program full day school di SDIT Insan Utama?
SR :Yang jelas kalau yang mendukung itu sebenarnya karena kita ingin
mendapat informasi yang banyak tentang anak kita dari sekolah. Jadi kalau kita ikut berpartisipasi di sekolah atau segala macam itu sebenarnya karena
cuma kita pengen tahu apa saja kegiatan anak di sekolah atau apa saja yang bisa diserap anak selama di sekolah.Sebenarnya tujuan kita ikut
kegiatan- kegiatan itu untuk memantau anak. Kalau kita diam saja kan engak mungkin mendapat informasi, paling retine anake sekolah nang
konoseperti itu.
P : Hal- hal apa saja yang dapat menghambat atau menjadi kendala anda
untuk berpartisipasi dalam program di sekolah ? SR
:Kalau kendala itu jelas masalah waktu ya, walimurid disana juga banyak yang bekerja. Dulu itu kalau mau POMG kan waktunya selalu dirembug di
forum, misalnya mau hari apa atau supaya pertemuan bisa efektif dan efisien untuk semuanya. Tetap kita rembug bersama dulu seperti itu. Grup
WA kan bisa untuk mempermudah komunikasi.
P : Bagaimana rutinitas anda sehari- hari ?
SR :Saya biasanya tiap hari Senin- Sabtu berangkat kerja jam 8 pagi, tetapi
kalau piket berangkatny jam setengah 7 pagi. Kalau saya itu biasanya sama anak bungsu ada di tempat kerja saya dari jam 08.00-16.00 WIB,
kemudian hari Selasa sore ada kegiatan Tahsin. Tiap Rabu sore itu saya ada kegiatan ngaji bersama dengan majelis taklim Ibu- Ibu terus Hari
Jumat sore ada pengajian satu kampung. Jadi setelah saya berhenti menjadi guru les private mata pelajaran sejak tahun 2008 itu kegiatan saya di
kampung malah tambah banyak.
P : Bagaimana rutinitas anak anda sehari- hari ?
SR : Anakku yang umur 4 tahun itu selalu saya bawa dan ikut kesini kalau
yang mbak sama masnya itu ya sekolah biasa aja, khusus buat anakku yang sulung adatambahan bimbingan belajar di luar sekolah. Dia baru satu
bulanan ikut les dan selalu saya antar ke tempat bimbelnya. Saya tidak memilih les privat, karena saya khawatir kalau dia malah gak fokus
167
belajarnya. Anak- anak itu pulang sekolah jam 16.00 atau paling sore jam 17.00 sudah sampai rumah, kan jam 15.30 an sudah di jemput. Pulang
sekolah itu biasanya mandi lalu nonton TV. Kalau sudah adzan pasti anak- anak berangkat ke tempat ngaji sekalian solat berjamaah.
P : Bagaimana rutinitas anak anda saat berada di rumah ?
SR : Anak saya itu ada tiga, yang pertama kelas V, yang kedua kelas III, yang
bungsu itu umur 4 tahun. Cuma berdua ini saja sudah ramai apalagi semuanya kumpul pasti tambah ramai. Kalau anak pulang sekolah ya
biasanya nonton TV, eh sepakbola atau main sepeda. Anakku yang kelas V itu jarang keluar rumah, tetapi dia juga tetap bersosialisasi karena tiap
habis sholat jamaah magrib di masjid suka ngaji bareng sama teman- temanya. Di dekat rumah itu ada tempat ngaji khusus perempuan, anakku
sering solat dan ngaji di sana. Biasanya dia ngaji disana dari habis magrib sampai Isya, nanti sekalian solat Isya di sana baru pulang sekitar jam
20.00. Anak sulungku itu kalau malem kebiasaannya menyiapkan pelajaran untuk besok. Terus tidurnya agak malem kadang jam 21.00 atau
22.00 itu baru mau tidur kalau enggak dioprak- oprak dulu.Kalau anak kedua itu asalkan dia sudah pulang dari tempat ngaji terus minta makan
biasanya langsung tidur. Soalnya kalau anak cowo itu energinya sudah habis dipakai buat main bola atau sepeda. Mungkin juga beda ya antara
anak laki- laki dan perempuan.
P : Apakah ada jam belajar di rumah ?
SR : Iya paling jam belajarnya itu mulai habis magrib sampai jam 21.00.
Anak- anak itu lebih sering belajar kalau pas ada PR, kalau enggak ada PR b
iasanya orangtuannya harus “ngoyak- ngoyak sik”. Kadang saya temani mereka belajar, tetapi kalau misal saya enggak bisa memecahkan soal
anak- anak baru nanti Bapak ikut bantuin. Kadang anak itu suka pinjem HP bapaknya untuk cari jawaban soal di google. Kadang saya juga suka
buka google, karena enggak semua materi pelajaran anak saya pahami. Apalagi kalau soal matematika, saya tidak bisa terlalu telaten, maka dari
itu akhirnya saya masukkan anak ke bimbel. Bapak itu suka menegur anak- anak supaya jangan sering tanya ke google. Lebih baik teliti dulu
saat mengerjakan soal atau baca lagi bukunya. Adakalanya anak- anak pengen belajar sendiri, anak sulungku itu suka belajar sendiri kadang juga
suka tanya kalau dia sudah bingung atau merasa kesulitan, kalau anak yang kedua selalu minta ditemani belajar. Anak kedua itu kadang belum
sampai jam 21.00 sudah tidur sak buku- bukune, mbak. Kalau sudah jam 21.00 itu biasanya saya stop belajarnya anak- anak, soalnya anak pertama
itu suka bawa bukunya ke kamar dan baca buku sambil tiduran gitu. Jadi, saya bilang ke dia kalau sudah masuk kamar ya buku- bukunya ditutup,
lampunya di matikan langsung tidur. Kalau misal lampu kamarnya masih nyala, selalu saya tengok sampai dia matiin lampu dan tidur.
P : Apa hobi anak- anak anda ?
168
SR : Kalau anak yang cowo cenderung ke hal- hal yang fisik seperti sepakbola
atau sepeda, kalau anak sulung itu hobinya membaca, tetapi yang sering dibaca itu novel. Dia punya banyak banget koleksi novel KKPK sampai
bingung mau ditaruh dimana buku- bukunya, kebetulan kamarnya juga cukup sempit. Biasanya tiap semester dia minta jatah beli novel atau kalau
misal dia punya uang yang biasanya dikasih sama eyang, bulek atau budhenya suka bilang ke saya kalau uang itu mau dipakai buat beli novel.
Saya itu enggak pernah kasih uang jajan ke anak, karena di sekolah sudah dapat makan siang dan snack. Kecuali hari Sabtu, karena ada market day
jadi dia harus jajan. Kalau pas market day itu kan ada siswa yang jualan dan tentu harus ada yang beli juga dong, nanti kasihan kalau pas Aini
jualan enggak ada yang beli gimana.
169
LAMPIRAN 3 REDUKSI DATA
170
Reduksi Data, Penyajian Data, dan Penarikan Kesimpulan Partisipasi OrangtuaFisik
Sumber Kesimpulan
“Biasanya kalau orangtua merasa partisipasi, dia pasti menginginkan
hasil yang bagus untuk anaknya. Orangtua menginginkan hasil yang
bagus akan merencanakan tujuan ke depan untuk kebaikan. Sehingga
pikiran dan badanya akan terdorong untuk mencapai hasil yang bagus.
” Kepala
Sekolah, Ketua Komite
Sekolah, Guru, Siswa, dan
Orangtua Siswa SDIT
Insan Utama Bentukketerlibatan
partisipasiorangtua secara fisik dalam
program full day school SDIT Insan
Utama meliputi pemberian dana,
penyediaan keperluan atau kebutuhan anak,
mengantar jemput anak, melakukan
partisipasi kehadiran serta partisipasi
keahlian.
“Partisipasi orangtua di sekolah ini untuk kegiatan pembelajaran itu yang
pertama dari partisipasi fisik atau materi. Biasanya partisipasi berupa
uang itu sangat besar. Kalau untuk partisipasi orangtua secara materi itu
gak jadi masalah ya.
“ “Kalau partisipasi dana itu sudah pasti
atau ndak diragukan lagi, karena disini kan mahal terus juga ada iuran- iuran.
Kalau di sekolah swasta terutama di SDIT Insan Utama ini, keuangan itu
urusan yayasan...uang pembangunan disini itu sekitar 10 juta. Partisipasi
berupa dana itu kan sebenarnya kontribusi kan atau sumbangan kita.
Contoh
partisipasi dana
yaitu memberikan sejumlah dana.”
“Kadang di antar jemput, kadang aku berangkat
sendiri naik
sepeda. Kemarin hari Jumat aku naik sepeda,
biasanya kalau pas nggak piket, nggak puasa, nggak upacara aku suka naik
sepeda ke sekolah. Tetapi seringnya aku antar jemput, soalnya lumayan
jauh kalau naik sepeda.”
171
“Kalau sampai nggak datang ke acara sekolah itu kayaknya belum pernah ya
mbak. Kecuali kalau saya sedang di luar kota untuk urusan keluarga gitu.
Saya usahakan untuk selalu datang walaupun agak terlambat ya. Biasanya
undangan itu jam 10.00 WIB dan selesai sebelum dzuhur. Saya biasanya
berangkat sekitar jam setengah sepuluh. Jadi ya paling saya suka telat
seperempat jam, karena memang tempat kerja saya kan nggak bisa
ditinggal gitu saja kalau jam- jam segitu.”
“Saya juga mengajar UMMI disini, para pengajar UMMI cukup banyak,
mbak. Pengajar UMMI itu ada yang masih mahasiswa, ada juga dari
walimurid di sini.
”
Partisipasi OrangtuaNon Fisik Sumber
Kesimpulan
“Ya orangtua mengusulkan ide- ide, ada beberapa yang aktif datang kesini
untuk mengajukan idenya. Biasanya mereka mengatakan langsung kepada
guru, karena sudah dekat dan akrab dengan guru disini. Dukungan secara
moril juga ada, misalnya kalau dia sudah ikut dan bersemangat.”
Kepala Sekolah, Ketua Komite
Sekolah, Guru, Siswa, dan
Orangtua Siswa SDIT Insan
Utama Bentuk
partisipasiorangtua secara non fisik dalam
program full day school SDIT Insan Utama
berupa pemahaman terkait program,
dukungan bagi anak untuk ikut dalam
program, komunikasi yang baik antara
orangtua dengan sekolah, serta memberi
masukansaran terkait pelaksanaan program.
172
“Di Insan Utama itu ada yang namanya mentoring ya, jadi murid-
murid itu dibuatkan kelompok terus nanti ditanya satu- satu tentang
masalah
atau kesulitan
masing- masing nah nanti langsung dicarikan
solusi untuk mereka gitu.” “Dalam kegiatan sekolah seperti
POMG itu, walimurid diberikan keleluasaan
dalam memberikan
partisipasi secara
pikiran untuk
kemajuan sekolah.” “Kalau komunikasi dengan guru
sekarang ada POMG ya, sekarang juga sudah ada grup WA jadi lebih
mudah. Kalau dulu sebelum ada HP yang canggih itu paling SMS
–an saja. Biasanya kita kasih tahu kondisi anak
di rumah seperti apa terus sekolah menginformasikan seperti apa gitu.
” “Biasanya kalau ada acara- acara
kayak POMG itu pasti masuk. Biasanya suka telat, tetapi kalau
kegiatan, kayak ekstrakurikuler atau outbond orangtua nggak ikut. Aku
bareng sama teman- teman, sama ustadustadzah juga.”
173
Faktor Pendukung Partisipasi Orangtua
Sumber Kesimpulan
“Ya karena tanggung jawab orangtua itu nggak hanya di sekolah, tetapi ya
saya sebagai orangtua juga harus mendidik atau istilahnya membimbing
anak bagaimanapun itu namanya orangtua ya perlu seperti itu. Jadi
menurut saya orangtua itu wajib berpartisipasi dalam memberikan
pendidikan kepada anaknya baik di
rumah, di masyarakat dan di sekolah.” Kepala Sekolah,
Ketua Komite Sekolah, Guru,
dan Orangtua Siswa SDIT
Insan Utama Faktor- faktor yang
mendukung keterlibatan partisipasi
orangtua dalam program full day school
SDIT Insan Utama yaitu adanya kesadaran
dan tanggung jawab orangtua; adanya
kemauan dan kebutuhan orangtua;
penghasilan orangtua yang mencukupi; serta
terjalinnya komunikasi yang baik antara
orangtua dan sekolah.
“Orangtua perlu merasa tanggung jawab. Kalau dia merasa bertanggung
jawab, maka ia akan berpartisipasi. Kalau nggak punya rasa tanggung
jawab, maka nggak akan
berpartisipasi.” “Kalau yang mendukung partisipasi
orangtua di sekolah mungkin karena visi, misi, dan program kerja sekolah
ini yang membuat walimurid tertarik
untuk memberikan dukungan ya.” “Di sini itu rata- rata menengah ke
atas, karena bayarnya mahal dan sepertinya SPP nya itu kalau nggak
salah
300 ribuan
yang berarti
merupakan golongan menengah ke atas. Latar belakang walimuridnya itu
lengkap, guru banyak, dosen banyak, pegawai negeri banyak, pegawai
swasta juga banyak. Rata- rata walimurid di sini itu orang yang
berpendidikan dan sibuk. Bukan maksut saya meremehkan pekerjaan
orang, tetapi di sini mungkin tidak ada walimurid yang tukang becak gitu.
Karena ketika mau masuk ke sini itu sudah tahu kalau biayanya besar jadi
nggak mungkin juga. Tetapi kalau buruh gitu masih ada sih, tetapi buruh
yang pendapatannya besar.”
174
“Biasanya kalau ada masalah dirumah, misalnya anaknya jadi
pendiam atau gak mau berangkat sekolah biasanya nanti walimurid
akan curhat lewat jaringan WA pribadi itu lho mbak. Kalau masalah
yang pribadi bisa langsung ke saya tetapi kalau yang umum ya lewat grup
kelas. Biasanya itu langsung janjian mau ketemu di sekolah. Kadang bisa
juga ketemu pas jemput atau pas pagi kalau saya ada jam kosong sebelum
mengajar. Kalau enggak kadang kita
yang datang ke rumah.”
Faktor Penghambat Partisipasi Orangtua
Sumber Kesimpulan
“Biasanya walimurid disini itu pegawai yang sibuk yang pulangnya
sampai jam empat sore. Ada juga yang berasal dari aparat, ada yang
pegawai, ada yang pengusaha, rata- rata itu masyarakat menengah ke atas,
mbak. Mayoritas dari mereka itu bekerja dan termasuk orang- orang
sibuk. Misalnya kalau ada kegiatan yang terkait orangtua di sekolah
biasanya enggak semuanya bisa hadir atau
ikut. Mereka
kan orang-
orangnya sibuk. Jadi, mungkin para walimurid itu ikut event- event
tertentu saja.” Kepala Sekolah,
Ketua Komite Sekolah, Guru,
dan Orangtua Siswa SDIT
Insan Utama Faktor- faktor yang
menghambat keterlibatan partisipasi
orangtua dalam program full day school
SDIT Insan Utama yaituyaitu kesibukan
dan keterbatasan waktu orangtua, karakteristik
orangtua yang beragam, serta
dominasi peran ibu dalam pendidikan di
sekolah.
“Latar belakang walimurid di sini itu lengkap. Guru, dosen, pegawai negeri,
pegawai swasta juga banyak. Ada orangtua yang sibuk, mereka
berangkat kerja sebelum anaknya bangun tidur dan pulang kerja setelah
anaknya tidur. Orangtua semacam itu jelas tidak berpartisipasi dari berbagai
hal. Ada orangtua yang berkontribusi tetapi sibuk nah itu bisa juga menjadi
faktor penghambat.”
175
“Kalau yang menghambat untuk berpartisipasi itu mungkin mereka
sebenarnya mau berpartisipasi tetapi mungkin ada kendala waktu. Karena
waktu itu berkaitan dengan kesibukan orangtua. Rata- rata walimurid disini
itu kan sibuk, jadi ya paling sering itu
kendala waktu mereka mbak.” “Kalau di sekolah gimana ya, kalau
saya kan bukan pengurus jadi nggak terlalu ini banget sih. Maksutnya kan
nggak begitu punya banyak peran di sekolah, paling cuma mensukseskan
program yang diadakan sekolah. Jadi kita nggak terlibat banyak, karena kita
bukan termasuk “motor” istilahnya gitu, kita tinggal mengikuti aja dari
belakang.” “Kebanyakan yang datang itu Ibu-
ibu, misalnya dari 50 persen walimurid yang datang pasti sebagian
besar itu Ibu- ibu. Paling hanya ada satu atau dua orang Bapak- bapak
saja, mbak.”
176
LAMPIRAN 4 CATATAN LAPANGAN
177
CATATAN LAPANGAN I
HariTanggal : Senin, 08Februari 2016 Waktu
: 07.00-selesai Tempat
: SDIT Insan Utama Kasihan Bantul Kegiatan
: Observasi awal dan ijin melakukan penelitian Deskripsi
Peneliti datang ke SDIT Insan Utama yang berada di pinggir jalan Ringroad Selatan atau lebih tepatnya berada di samping kampus UMY. Tujuan kedatangan
peneliti adalah melakukan observasi awal untuk mendapatkan informasi mengenai partisipasi orangtua dalam program full day school di SDIT Insan Utama serta
meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian. Peneliti disambut dengan ramah oleh ustad dan ustadzah yang merupakan sebutan untuk guru
maupun karyawan di SDIT Insan Utama. Kemudian, peneliti dipersilahkan untuk menunggu Kepala Sekolah di ruang tamu. Tidak lama kemudian, kepala sekolah
menemui peneliti dan memberikan respon yang baik terhadap niatan peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Kepala sekolah sebagai pimpinan
lembaga juga memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian. Beliau mengatakan akan berusaha membantu selama masa penelitian
berlangsung.Setelah itu, peneliti mulai bertanya kepada Kepala Sekolah terkait partisipasi orangtua di sekolah, khususnya dalam program full day school.
Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan Kepala sekolah, diketahui: 1 Bentuk partisipasi orang tua dalam program sekolah yaitu pembiayaan sekolah
serta dukungan secara moril; 2 Orangtua siswa SDIT Insan Utama rata- rata adalah pengusaha wiraswasta, dosen, dan guru; 3 Orangtua yang memilih full
day school SDIT Insan Utama memiliki beragam tujuanalasan, salah satunya yaitu orang tua ingin ada yang mengontrol dan membimbing anaknya saat mereka
sibuk bekerja; 4 Sekolah menjalin kerjasama dengan orang tua melalui beberapa kegiatan, seperti pertemuan orangtua murid dan guru POMG dan layanan
konsultasi dengan psikolog sekolah; 5 Kehadiran orangtua siswa dalam
178
pertemuan rutin di sekolah belum optimal atau tidak mencapai seratus persen. Beberapa orang tua sibuk dengan pekerjaan rutinitas masing- masing; 6 Orang
tua tidak dilibatkan dalam perencanaan atau perumusan program- program sekolah; 7 Sekolah tetap membutuhkan saran dan kritik atas program- program
yang sedang direncanakan atau sudah dilaksanakan; 8 Program- program full day school Insan Utama diantaranya outbond, mabit, kunjungan edukasi, dan
konsultasi dengan psikolog. Selanjutnya peneliti membuat janji dengan Kepala Sekolah untuk bertemu kembali di lain waktu. Kemudian peneliti berpamitan
dengan Kepala Sekolah serta ustad- ustadzah SDIT Insan Utama, dan tidak lupa peneliti mengucapkan terima kasih karena sudah disambut dengan baik dan
diberikan ijin untuk melakukan penelitian di SDIT Insan Utama.
179
CATATAN LAPANGAN II
Tanggal : 18Februari 2016
Waktu : 08.00-selesai
Tempat : SDIT Insan Utama
Kegiatan : Observasi awal dan Koordinasi Pelaksanaan Penelitian
Deskripsi Peneliti kembali datang ke SDIT Insan Utama untuk menemui Kepala
Sekolah. Seperti sebelumnya, peneliti juga disambut hangat oleh ustad dan ustadzah yang ada di kantor. Pada saat peneliti datang ke sekolah, ternyata Kepala
Sekolah sedang melaksanakan shalat dhuha sehingga peneliti dipersilahkan untuk menunggu di ruang tamu dan ditemani oleh ustadzah K, salah seorang karyawan
sekolah. Sembari menunggu, peneliti berbincang- bincang dengan ustadzah K. Setelah kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya Kepala Sekolah menemui
peneliti di ruang tamu dan menanyakan perihal kedatangan peneliti. Maksud kedatangan peneliti ke sekolah pada hari itu adalah untuk mencari lebih banyak
informasi mengenai partisipasi orangtua dalam program full day school SDIT Insan Utama. Setelah peneliti menjelaskan maksud dan tujuan datang ke sekolah,
kemudian peneliti langsung menanyakan beberapa hal pada kepala sekolah yang berkaitan dengan bentuk- bentuk serta faktor apa saja yang mempengaruhi
partisipasi orangtua siswa SDIT Insan Utama. Kepala sekolah mengutarakan pendapatnya terkait hal- hal yang peneliti tanyakan berdasarkan pengalaman
beliau selama menjabat sebagai Kepala Sekolah di SDIT Insan Utama. Setelah mendapatkan beberapa informasi dari kepala sekolah, kemudian peneliti
berkoordinasi dengan kepala sekolah terkait waktu dan tempat untuk melakukan wawancara dengan narasumber di sekolah. Kepala sekolah menyarankan untuk
berkoordinasi langsung dengan ustad dan ustadzah yang bersangkutan. Kepala sekolah juga mengatakan bahwa apabila peneliti membutuhkan data atau
informasi yang berkaitan dengan sekolah, peneliti bisa langsung menghubungi
180
bagian administrasi, yaitu ustadzah K atau ustad D. Selanjutnya, peneliti membuat janji dengan Kepala Sekolah untuk melakukan wawancara penelitian.
Setelah itu, peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah untuk berkeliling di lingkungan sekolah. Peneliti mengobservasi bangunan fisik, fasilitas sarana
prasarana sekolah, serta pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SDIT Insan Utama. Berdasarkan observasi tersebut, diperoleh hasil yaitu: 1 Ada pertemuan
walimurid yang dilaksanakan sore hari dalam rangka pembagian hasil mid semester kelas V; 2 Sekolah menerapkan sistem pemisahan ruang kelas bagi
siswa laki- laki ikhwan dan siswa perempuan akhwat, khusus bagi kelas atas; 3 Dalam satu kelas terdapat dua guru, yaitu walikelas dan guru pendamping; 4
Bangunan sekolah terdiri dari bangunan lama dan bangunan baru yang terdiri dair tiga lantai; 5 Sekolah menyediakan snack di pagi hari dan makan siang untuk
siswa dan guru di sekolah; 6 Siswa biasanya memakai sandal atau sepatu sandal selama berada di sekolah, walaupun demikian siswa diwajibkan untuk
mengenakan sepatu terlebih dahulu dari rumah. Sekolah telah menyediakan raktempat untuk menyimpan sepatu sandal. Setelah dirasa cukup, peneliti
mengucapkan terima kasih dan mohon pamit kepada Kepala Sekolah serta ustad dan ustadzah yang ada di kantor.
181
CATATAN LAPANGAN III
Tanggal : 21 Maret 2016
Waktu : 08.30-selesai
Tempat : SDIT Insan Utama
Kegiatan : Observasi dan Penyerahan Ijin serta Proposal Penelitian
Deskripsi Peneliti kembali mendatangi SDIT Insan Utama dengan maksud untuk
menyerahkan surat ijin penelitian serta proposal penelitian kepada pihak sekolah. Pada waktu itu, Kepala Sekolah sedang tidak berada di sekolah, karena beliau
menghadiri acara penting di luar sekolah. Peneliti disambut dengan ramah oleh ustadzah K yang merupakan pegawai administrasi SDIT Insan Utama. Ustadzah K
menerima surat perizinan serta proposal penelitian dan mengatakan bahwa nanti akan disampaikan kepada Kepala Sekolah. Kemudian peneliti berinisiatif untuk
meminta data atau informasi yang sesuai dengan pedoman dokumentasi penelitian kepada ustadzah K. Data atau dokumen yang dibutuhkan peneliti antara lain data
profil sekolah, data guru dan karyawan SDIT Insan Utama, data siswa SDIT Insan Utama, data orangtua siswa SDIT Insan Utama, serta data prestasi sekolah. Data
atau informasi yang diberikan oleh ustadzah K berupa soft file dan hard file. Setelah itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada ustadzah K dan
memanfaatkan waktu yang ada untuk berkenalan dengan beberapa warga sekolah yaitu guru- guru, pegawai administrasi, satpam, serta penjaga koperasi sekolah.
Sebagian besar warga sekolah yang peneliti temui sangat ramah dan peneliti sempat berbincang- bincang sebentar dengan mereka. Setelah dirasa cukup,
kemudian peneliti berpamitan dan pulang.
182
CATATAN LAPANGAN IV
HariTanggal : Kamis, 31 Maret 2016 Waktu
: 07.00-selesai Tempat
: SDIT Insan Utama Kasihan Bantul Kegiatan
: Observasi Hasil Observasi
Hari ini siswa memakai seragam batik berwarna merah. Di pagi hari, peneliti melihat Kepala Sekolah dan dua ustad sedang menyalami siswa yang
masuk sekolah di dekat gerbang. orangtua siswa terlihat mengantarkan anaknya sampai ke dalam kelas. Ada beberapa murid yang terlambat masuk sekolah atau
datang ke sekolah jam tujuh pagi lebih. Setiap pagi hari rutin diadakan hafalan doa- doa harian serta ayat- ayat pendek Al- Quran. Ada kegiatan UMMI dan
tahfidz yang wajib untuk semua kelas. UMMI dan tahfidz adalah kegiatan membaca sekaligus menghafal ayat- ayat Al- Quran dengan benar yang dibimbing
oleh ustadustadzah atau tenaga pengajar UMMI. Tempat pelaksanaannya berpindah- pindah di dalam lingkungan sekolah sesuai jadwal yang ditentukan.
Kegiatan UMMI dan tahfidz dilakukan secara berkelompok selama 2 jam pelajaran. Anak- anak terlihat antusias saat mengikuti kegiatan UMMI.
Pendidikan agama di sekolah ini lebih banyak waktunya daripada pendidikan umum, seperti Bahasa Indonesia, Matematika, atau IPA. Satu kelas terdiri dari
kurang lebih 30 anak. Pada jam istirahat, ada 2-4 siswa yang menjadi petugas piket dan berjaga di
perpustakaan sekolah. Siswa siswi banyak yang bermain di lapangan saat istirahat pertama. Siswa dan guru juga mendapat snack atau makanan ringan seperti donat,
roti brownies atau olahan buah pada jam istirahat pertama. Kemudian pada jam istirahat kedua, guru dan murid mendapat makan siang berupa nasi dan lauk,
misalnya nasi tempe, nasi sop, nasi sate, dan sebagainya. Guru dan murid terlihat sangat akrab saat makan siang bersama di kelas. Siswa terlihat mengantri dengan
rapi dan bersabar saat mengambil jatah makan yang tersedia. Tiap hari ada siswa
183
yang bertugas mengambil dan membawa jatah makan siang yang sudah diatur di dapur sekolah. Selain makan siang bersama, ada pula shalat dzuhur dan ashar
berjamaah di masjid untuk kaum laki- laki dan berjamaah di mushola untuk kaum perempuan. Khusus kelas bawah I,II,III melakukan sholat dzuhur berjamaah di
dalam kelas sebelum makan siang untuk pembiasaan awal. Siswa siswi nampak sudah terbiasa melakukan shalat berjamaah dan membaca doa dalam keseharian di
sekolah. Para siswa juga sangat kompak membaca doa setelah adzan secara bersama- sama. Saat pulang sekolah, ada murid- murid yang menunggu jemputan
oarangtua atau walimurid di dekat parkiran atau gerbang sekolah. Kebanyakan walimurid kelas bawah kelas I,II,III menjemput anak mereka di kelasnya
masing- masing. Sebagian besar orangtua siswa menjemput tepat sepulang sekolah, namun ada pula orangtua siswa yang telat menjemput atau bahkan tidak
sempat menjemput sendiri, sehingga dipasrahkan pada tukang ojek supir pribadi.
184
CATATAN LAPANGAN V
HariTanggal : Jumat, 01 April 2016 Waktu
: 07.30-selesai Tempat
: SDIT Insan Utama Kasihan Bantul Kegiatan
: Observasi dan Wawancara dengan Kepala Sekolah Deskripsi
Pagi hari ini peneliti telah membuat janji dengan Bapak Kepala Sekolah untuk melakukan wawancara penelitian. Setelah peneliti sampai ke sekolah, peneliti
langsung dipersilahkan untuk menunggu Bapak Kepala Sekolah di ruangan beliau. Tidak lama kemudian, Bapak Kepala Sekolah datang dan peneliti langsung memulai
wawancara secara mendalam untuk menggali data terkait penelitian. Wawancara berlangsung selama kurang lebih dua jam dan semua pertanyaan penelitian telah
dijawab oleh Bapak Kepala Sekolah. Setelah itu, peneliti berterima kasih dan minta ijin Bapak Kepala Sekolah untuk berkeliling melihat- lihat kegiatan atau aktivitas di
sekolah. Hari Jumat adalah hari kebersihan, oleh karena itu pada hari ini dilakukan kegiatan kerja bakti bersama untuk membersihkan lingkungan kelas maupun
lingkungan sekolah. Anak- anak kelas II terlihat sangat bersemangat dan saling bekerja sama saat membersihkan ruang kelas mereka. Ustadustadzah pun ikut bersih-
bersih dan memonitoring anak- anak didiknya. Pada hari Jumat ini juga ada latihan drumband untuk acara Milad YIU, kunjungan edukasi kelas I dan II, serta rapat
sapenan rapat bulanan sekolah yang diikuti oleh Kepala sekolah dan guru- guru SDIT Insan Utama. Setiap hari terdengar bel sekolah yang menunjukkan waktu
masuk sekolah, waktu istirahat, waktu shalat., dan waktu pulang sekolah. Perpustakaan sekolah selalu dikunci, kecuali waktu istirahat, dan waktu- waktu
tertentu. Gerbang depan sekolah yang dekat dengan jalan raya selalu ditutup saat jam istirahat untuk alasan keamaan peserta didik. Saat jam pulang sekolah banyak anak
yang menunggu untuk dijemput oleh orangtua atau walinya. Anak- anak tersesbut menunggu di dekat parkiran, di depan kelas masing- masing, atau menunggu sambil
bermain dengan teman di kelas. Para orangtua siswa kelas bawah seperti kelas I dan II menjemput anak mereka sampai ke dalam kelas. Namun untuk orangtua siswa kelas
atas, seperti kelas IV, V, VI kebanyakan menunggu di depan gerbang atau dekat
185 parkiran sekolah. Orangtua siswa mulai berdatangan sejak pukul 14.45 WIB. Setiap
pulang sekolah, ada pengumuman atau panggilan bagi siswa siswi yang bertujuan untuk memberitahu bahwa siswa siswi di sekolah telah dijemput ditunggu
orangtuannya di gerbang depan atau gerbang belakang sekolah.
186
CATATAN LAPANGAN VI
HariTanggal : Selasa, 05 April 2016 Waktu
: 08.00-selesai Tempat
: SDIT Insan Utama Kasihan Bantul Kegiatan
: Observasi dan Wawancara dengan Guru
Deskripsi Pagi- pagi sudah ada Kepala Sekolah dan 3 orang ustadguru yang berdiri di
dekat parkiran sekolah untuk bersalaman dan menyambut kedatangan siswa ke sekolah. Suasana di lingkungan SDIT Insan Utama sangat islami. Mulai dari siswa,
guru ustadustadzah, serta staff karyawan sekolah melaksanakan shalat tepat pada waktunya dan mengamalkanpraktik ibadah seperti tadarus mengaji saat ada waktu-
waktu luang di sekolah. Saat peneliti datang ke sekolah sekitar pukul 08.00, peneliti melihat beberapa siswa laki- laki sedang berwudhu dan shalat dhuha bersama. Setelah
itu, peneliti langsung masuk ke ruang guru di lantai tiga untuk menemui ustad H yang merupakan walikelas V. Pada hari sebelumnya, peneliti telah membuat janji dengan
ustad H untuk melakukan wawancara penelitian. Ustad H menyambut peneliti dengan hangat dan mempersilahkan peneliti untuk menunggu di ruang Tata usaha, karena
sedang mengurus suatu hal. Tidak lama kemudian, ustad H datang menemui peneliti dan langsung membuka percakapan. Wawancara secara mendalam dengan ustad H
berlangsung selama kurang lebih satu jam. Setelah itu, Ustad H langsung berpamitan dengan peneliti karena harus mengajar di kelas. Peneliti tidak lupa berterima kasih
dan juga berpamitan dengan ustad H.
187
CATATAN LAPANGAN VII
HariTanggal : Kamis 07 April 2016 Waktu
: 07.00-selesai Tempat
: SDIT Insan Utama Kasihan Bantul Kegiatan
: Observasi Hasil Observasi
Hari ini peneliti mendapat kesempatan untuk mengikuti pembelajaran di kelas V akhwatperempuan. Setelah beberapa hari peneliti melakukan pengamatan
dan mendapat informasi dari warga sekolah, diketahui bahwa mulai tahun ajaran 2014 2015 pihak sekolah menerapkan pemisahan ruang kelas bagi murid kelas
atas, yaitu Kelas IV, V, dan VIberdasarkan jenis kelamin. Kelas IV terdiri dari satu kelas ikhwan laki- laki dan dua kelas akhwat perempuan. Kelas V terdiri
dari satu kelas akhwat dan dua kelas ikhwan, sedangkan kelas VI terdiri dari satu kelas akhwat dan satu kelas ikhwan.
Setiap hari selalu dilakukan doa bersama sebelum dan sesudah melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Suasana di kelas cukup nyaman, karena
terdapat fasilitas kipas angin dan anak- anak bisa kapan saja mengambil minum di galon yang ada di depan kelas. Siswa dan guru terlihat sangat akrab di dalam
maupun di luar kelas. Metode pembelajaran yang sedang dilakukan saat ini adalah belajar dengan kuis. Anak- anak sangat aktif saat mengikuti kuis PKN di kelas.
Ustad guru tidak hanya duduk di depan mejas, tetapi juga sesekali berkeliling untuk melihat situasi siswa di dalam kelas. Ustad guru juga nampak tidak kaku
saat mengajar di kelas, terkadang pelajaran diselingi dengan canda tawa guyonan. Satu kelas akhwak ini terdiri dari 34 anak perempuan, sedangkan dua kelas
ihkwan masing- masing terdiri dari kurang lebih 15 anak laki- laki.
188
CATATAN LAPANGAN VIII
HariTanggal : Jumat, 08 April 2016 Waktu
: 09.00-selesai Tempat
: SDIT Insan Utama dan Rumah Ibu IS Kegiatan
: Observasi dan Wawancara dengan Ibu IS Deskripsi
Pada hari ini, peneliti telah membuat janji untuk melakukan wawancara dengan salah satu responden yang berasal dari orangtua siswa yaitu Ibu IS yang
rumahnya berada di dekat lampu merah Ambarketawang dan lumayan dekat dengan lokasi sekolah. Peneliti tiba di rumah Ibu IS pada pukul 08.45 WIB dan
disambut dengan ramah oleh keluarga Ibu IS. Peneliti dipersilahkan masuk oleh Ibu IS dan disuruh menunggu sebentar, karena anak Ibu IS yang masih bayi
menangis. IS adalah orangtua siswa kelas VI dan kelas II SDIT Insan Utama. Selanjutnya, peneliti langsung memulai wawancara secara mendalam dengan Ibu
IS dengan mengajukan beberapa pertanyaan sesuai pedoman penelitian yang telah dibuat. Wawancara berlangsung selama kurang lebih dua jam. Setelah itu, peneliti
mengobrol santai dengan Ibu IS beserta keluarga dan setelah dirasa cukup, peneliti mengucapkan terima kasih dan pamit.
Peneliti melanjutkan perjalanan ke sekolah untuk melakukan observasi lanjutan. Hari ini adalah hari Jumat, oleh karena itu siswa siswi beserta guru
melakukan kegiatan Jumat bersih di sekitar lingkungan sekolah. Hari ini, ustadustadzah mengenakan pakaian batik ijo, sedangkan siswa mengenakan
pakaian pramuka. Pada siang hari menjelang waktu shalat dzuhur, banyak siswa kelas VI yang sudah masuk dan duduk membentuk shaf di Mushola. Anak- anak
tersebut menunggu datangnya waktu shalat dengan melakukan hafalan ayat- ayat Al- Quran atau sekedar mengobrol dengan teman di dekatnya. Pada sore hari atau
pas waktunya shalat ashar, warga sekolah yaitu kepala sekolah, guru, murid, dan karyawan melakukan shalat berjamaah dan melantukan doa- doa setelah shalat
secara bersama- sama.
189
CATATAN LAPANGAN IX
HariTanggal : Rabu, 20 April 2016 Waktu
: 07.30-selesai Tempat
: SDIT Insan Utama Kasihan Bantul Kegiatan
: Observasi dan Wawancara dengan siswa ZT dan AN
Deskripsi
Pukul 06.48-07.15 WIB, orangtua siswa mulai berdatangan mengantarkan anak ke sekolah. Kebanyakan orangtua siswa mengantar dengan sepeda motor,
tetapi tidak sedikit yang mengantar ke sekolah dengan mobil pribadi. Ada juga beberapa anak yang berangkat ke sekolah tanpa diantar orangtua, yaitu naik
sepeda atau berjalan kaki. Terdapat beberapa walimurid yang tidak mengantar jemput anaknya dengan beberapa alasan, seperti tidak bisa menggunakan
kendaraan bermotor dan tempat tinggalnya cukup dekat dengan lokasi sekolah, sehingga anak lebih sukaberjalan kaki ataunaik sepeda dari rumah. Pada hari ini,
peneliti juga melakukan wawancara dengan dua siswa SDIT Insan Utama, yaitu ZT siswa kelas VI dan AN siswa kelas V. Peneliti melakukan wawancara di ruang
perpustakaan pada jam istirahat dan pulang sekolah.
190
CATATAN LAPANGAN X
HariTanggal : Sabtu, 23 April 2016 Waktu
: 07.30-selesai Tempat
: SDIT Insan Utama Kasihan Bantul Kegiatan
: Observasi Hasil Observasi
Siswa siswi mulai berdatangan ke sekolah pukul 08.00 WIB. Setiap hari Sabtu tidak ada KBM, tetapi ada kegiatan ekstrakurikuler dan Mentoring dari jam 10.30-
11.30 WIB. Setiap Sabtu juga diadakan kegiatan Market Day dimana anak- anak dapat melakukan jual beli makanan atau minuman. Siswa siswi yang menjadi
pembeli di Market Day dilatih untuk berbuat jujur saat membayar jajanan masing- masing. Di pagi hari, anak- anak yang ingin berjualan di Market Day akan
berbaris dan mengantri untuk didata oleh ustadzah. Pendataan yang dilakukan meliputi identitas penjual NamaKelas, jenis barang dagangan, jumlah dagangan
yang dibawa penjual. Market Day dimulai pukul 10.00 WIB dan para penjual mulai bersiap- siap menata barang dagangannya di lokasi yang telah ditentukan
pada pukul 09.45 WIB. Para pedagang di beri waktu 15 menit untuk menata barang dagangan masing- masing. Para pembeli yang terdiri dari siswa, guru,
maupun karyawan harus bersabar menunggu pembukaan Market Day. Hari ini ada sekitar 20 penjual yang berasal dari kelas III sampai kelas VI.
Kelas V adalah kelas yang paling sedikit berpartisipasi dalam kegiatan Market Day, sedangkan kelas IV adalah kelas yang paling sering ikut Market Day. Ada
berbagai macam makanan dan minuman, seperti nasi goreng, bakso bakar, gorengan, es krim, dan es jelly. Harga makanan atau minuman di Market Day
sangat murah, yaitu berkisar 500- 2.000 rupiah. Para pembeli yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru, karyawan serta siswa di sekolah memiliki antusias yang
sangat besar. Hampir seluruh dagangan pada hari ini habis terjual, namun ada pula satu atau dua penjual yang dagangannya tidak habis. Walaupun begitu, para siswa
yang menjadi penjual maupun pembeli akan menolong siswa lain yang
191
dagangannya belum habis dengan cara berjualan keliling di sekitar sekolah sampai dagangan tersebut habis. Para penjual Market Day terbiasa menginfakkan
sebagian hasil jualan meraka di masjid sekolah. Market Day hari ini berakhir pukul 10.30 WIB. Ternyata ada pula guru atau ustadzah yang ikut berjualan di
Market Day hari ini. Siswa siswi yang berjualan di Market Day harus membuat sendiri barang dagangan mereka dan tidak boleh beli dari luar. Biasanya siswa
siswi akan membuat sendiri dagangannya atau dibantu oleh orangtua di rumah.
Orangtua atau walimurid tidak nampak dalam kegiatan Market Day ini. Orangtua berkontribusi dalam kegiatan Market Day dengan memberikan uang saku bagi anak
atau membantu anak mempersiapkan dagangan yang akan dibawa ke sekolah. Sekitar pukul 12.00 WIB dzuhur atau setelah waktu ekstrakurikuler selesai, nampak
orangtua siswa berdatangan menjemput anak ke sekolah. Sembari menunggu anak di sekolah, ada seorang walimurid yang mengobrol akrab dengan ustad di dekat
parkiran. Ada pula beberapa 2-5 walimurid yang saling mengobrol di parkiran. Beberapa orangtua ada yang sibuk berkeliling mencari anaknya di sudut- sudut
bangunan atau masuk ke setiap ruang kelas untuk mengajak pulang anak mereka. Siswa terakhir di jemput sekitar pukul 14.00 WIB.
192
LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI PENELITI
193
Hasil Dokumentasi Peneliti
Suasana saat
orangtua mengantar jemput anak di sekolah
Suasana saat orangtua dan anak mengikuti salah satu acara sekolah,yaitu
jalan sehat
Beberapa orangtua siswa yang sedang mengobrol di depan kelas saat
pulang sekolah Suasana
saat pelaksanaan
POMG Pertemuan Murid dan Guru Kelas IV di sekolah
Suasana saat sholat dzuhur berjamaah di mushola sekolah
Siswa sedang
membaca dan
menghafal Al- Quran saat mengikuti Mabit
194 Suasana
saat pelaksanaan
UMMI kelas II dan III di pagi hari
Suasana saat pelaksanaan Outbond kelas III di kawasan Masjid Agung Bantul
Suasana saat kunjungan edukasi kelas IV ke pabrik bakpia patuk
Suasana saat
pelaksanaan ACIBU kelas II di toko buku gramedia
Kondisi salah satu ruang kelas di SDIT Insan Utama
Hasil prestasi siswa dipajang di ruang kepala sekolah SDIT Insan Utama
195
LAMPIRAN 6 DOKUMEN SEKOLAH
196
A. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan PTK SDIT Insan Utama