Perilaku Belajar Mahasiswa Sebagai Penderita Insomnia
84 perkuliahan, hingga saat ini PDA sudah mulai mengerjakan skripsi dan
nihil karena PDA sudah tidak aktif lagi di kampus. Berdasarkan informasi melalui wawancara dengan informan
“PDA” menyatakan bahwa:
“Insomnia mengganggu aktivitas belajar saya. Saya jadi malas kuliah, apalagi semester 8 sampai semester 10, sudah tidak pernah
kuliah sama sekali. Tugas skripsi juga terabaikan, dan ada mata
kuliah yang megulang saya juga tidak dapat optimal”. Hasil Wawancara 05 Agustus 2016
Dalam wawancaranya informan “PDA” menambahkan bahwa:
“jika sedang tidak mengikuti perkuliahan saya lebih banyak kumpul dengan teman-teman di kos hanya untuk berkumpul atau
sekedar bermain gitar”. Hasil Wawancara 05 Agustus 2016 Insomnia juga memberikan andil dalam mempegaruhi perilaku
belajar “YS”. Berdasarkan informasi melalui wawancara dengan informan
“YS” menyatakan bahwa: “Insomnia sangat mengganggu konsentrasi belajar saya. Karena
siklus tidur terbalik, siang jadi malam, malam jadi siang. Jarang sekali bisa kuliah pagi. Karena lebih seringnya saya tidur di pagi
hari. Bisa kuliah paling jam kuliah diatas jam10. Karena saya bisa tidur itu subuh, bangunnya jam 10 atau jam 12 siang. Setiap kuliah
saya tidak fokus, dan mengantuk, makanya apa saja yang dijelaskan dosen, saya tidak bisa menangkap. Jadi, saya memilih
membaca materi atau mempelajari materi di buku atau internet dan saya baca sendiri di malam hari saat saya tidak bisa tidur. Hasilnya
tentu tidak maksimal karena saya belajarnya otodidak dengan pemahaman saya sendiri melalui apa yang saya baca, bukan dari
penjelasan dosen yang tentunya lebih memahamkan”. Hasil Wawancara 19 Agustus 2016
Dalam wawancaranya informan
“YS” menambahkan bahwa: “jika saya sedang tidak mengikuti perkuliahan waktunya saya
habiskan untuk membaca buku karena saya merasa banyak ketinggalan materi dengan teman-
teman yang lain”. Hasil Wawancara 19 Agustus 2016
85 Berdasarkan informasi yang dihimpun diketahui bahwa informan
“RA”, “PDA”, dan “YS” pernah memaksakan untuk kuliah akan tetapi tidak berhasil karena ketiga informan tersebut tidak mampu konsentrasi,
tidak fokus, mengantuk, dan berbagai macam penjelasan dosen tentang materi perkuliahan tidak dapat dipahami dengan baik. Kondisi ini
membuat informan beranggapan bahwa informan tidak perlu lagi datang kuliah karena hanya akan sia-sia, buang-buang waktu, dan informan juga
merasa kesulitan memahami materi perkuliahan. Hal ini sejalan dengan wawancara informan
“RA” yang menyatakan bahwa: “Saya malas kuliah karena buang-buang waktu saja dan saya juga
kesulitan memahami materi dari dosen. Pernah satu ketika saat saya sedang mengkonsumsi narkoba dan narkoba tersebut membuat saya
terjaga berhari-hari, saya termotivasi untuk aktif mengikuti perkuliahan namun tidak mampu konsentrasi, tidak fokus,
mengantuk, dan berbagai macam penjelasan dosen tentang materi perkuliahan tidak dapat saya pahami dengan baik. Kondisi ini
membuat saya malas dan lebih menyukai aktivitas malam hari bersama teman-
teman saya”. Hasil Wawancara 19 Agustus 2016 Hal senada juga diungkapkan oleh informan NA yang menyatakan
bahwa: “RA kalau di kelas, waktu dia masuk kuliah biasanya dia
mengantuk, matanya merah, lesu itu seperti orang tidak sehat, matanya sembab dan tidak fresh”. Hasil Wawancara 28 Juli 2016
I nforman “KA” sebagai teman kos informan “RA” menjelaskan
bahwa: “RA memiliki perilaku belajar yang tidak baik. Hampir setiap hari
saya melihat RA di kos tanpa pernah ada aktivitas yang mebilabtkan diri dalam kegiatan perkuliahan”. Hasil Wawancara
26 Juli 2016
86 Hal senada juga diungkapkan oleh informan NA. Dalam
wawancaranya informan “NA” juga menjelaskan bahwa: “RA jarang ke kampus, kata RA malas, badan tidak fit, dan
mengantuk meskipun tidak bisa tertidur”. Hasil Wawancara 28 Juli 2016
Informan “PDA” menjelaskan bahwa yang membuat PDA enggan
mengikuti perkuliahan karena PDA merasa tidak fokus jika berada di ruang kuliah, mengantuk, malas, lupa, dan kurang mampu menangkap
materi yang diberikan oleh dosen. Adanya insomnia juga menyebabkan PDA malas mengikuti kegiatan perkuliahan dan menyelesaikan tugas
skripsi. Berikut penuturannya: “Insomnia membuat saya tidak bisa fokus mengikuti perkuliahan,
ketika di kelas saya mengantuk, malas, mudah lupa, dan kurang dapat menangkap materi yang diberikan oleh do
sen”. Hasil Wawancara 05 Agustus 2016
Hal senada diungkapkan oleh informan “RO” selaku teman kos informan
“PDA yang memaparkan perilaku belajar PDA selama mengalami insomnia. Informan RO menyatakan bahwa:
“Kuliah PDA sekarang berantakan, PDA jarang kuliah, kalau malam begadang, pulang dan tidur pagi hari. Setahun ini malah
PDA tidak kuliah. Dikos saja PDA lebih memilih tidur dari pada kuliah bareng teman-
temannya”. Hasil Wawancara 05 Agustus 2016
Ungkapan yang sama disampaikan oleh informan “DW” selaku
teman kuliah PDA. DW dianggap sebagai teman yang paling dekat dengan PDA karena sejak awal perkuliahan selalu bersama-sama dengan
PDA. DW menjelaskan bahwa:
87 “PDA hampir tidak pernah masuk kuliah, saya jarang bertemu dia
di kampus, apalagi kalau pagi. Semester akhir – akhir juga jarang
masuk, apalagi skripsinya, belum dikerjakan.” Hasil Wawancara 12 Agustus 2016
Tidak jauh berbeda dengan kedua informan di atas, informan “YS”
juga menceritakan bahwa dirinya jarang mengikuti perkuliahan dan lebih menyukai membeli buku untuk dibaca di rumah. Ungkapan informan
“YS” ini sejalan dengan informasi dari Informan IND selaku teman dekat informan
“YS” juga menuturkan bahwa: “YS terganggu belajarnya, dia jarang masuk kuliah terutama kuliah
pagi, karena dia ngantuk biasanya, bisa tidur itu sekitar jam 4 atau 5 saat subuh, bangunnya juga siang. Jarang saya melihat dia di
kampus. Kalau saya tengok ke kalsnya juga jarang sekali dia masuk. Kalau saya bangunkan dia ke kosnya, dia pasti tidak mau
bangun. Susah bangunnya, dipaksa
–paksa pun kadang mau tapi banyak tidak maunya. Dia juga kurang sosialisasi dengan teman
– teman kampusnya, jadi kalau ketinggalan pelajaran gitu temannya
juga cuek. Paling saya yang meminjamkan catatan atau minta file materi dari teman kelasnya lalu saya berikan pada dia untuk dibaca
– baca. Karena dia termasuk orang yang suka baca kalau lagi ngak bisa tidur. Saya juga menemani dia cari buku mata kuliah yang
diampu dosen, kan dia jarang masuk kuliah, jarang mendengarkan dosen, malah tidak masuk materinya, jadi memilih beli buku dan
belajar sendiri katanya”. Hasil Wawancara 19 Agustus 2016 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
insomnia yang dialami oleh informan “RA” membuat aktivitas belajar
dan perkuliahan informan menjadi berantakan. Informan menjadi sosok yang tidak dapat membagi waktu antara belajar, bermain, dan kegiatan
lainnya di kampus. Perilaku belajar informan menjadi tidak mampu konsentrasi, tidak fokus, mengantuk, dan berbagai macam penjelasan
dosen tentang materi perkuliahan tidak dapat dipahami dengan baik.
88 Pada informan
“PDA” insomnia juga memberikan pengaruh terhadap perilaku belajarnya. Perilaku belajar PDA menjadi tidak
terkontrol karena sudah tidak pernah mengikuti perkuliahan selama satu semester dan juga insomnia membuat PDA menjadi sosok pemalas,
kurang konsentrasi, pelupa, dan tidak dapat menerima materi pembelajaran yang diberikan dosen dengan baik. Pada informan
“YS” insomnia menyebabkan perilaku belajar YS menjadi berantakan.
Informan YS lebih menyukai belajar sendiri dari pada mengikuti perkuliahan dosen. Informan YS juga kesulitan membagi waktu antara
istirahat dengan kuliah mengingat saat malam hari informan YS terjaga hingga pagi dan saat pagi hari informan YS tertidur.