Ciri Perkembangan Mahasiswa Pada Tahap Dewasa Awal

30 c. Memiliki sifat-sifat yang konstruktif terhadap masyarakat dimana ia berada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa dewasa awal ialah berorientasi pada tugas, tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien, mengendalikan perasaan pribadi, keobjektifan, menerima kritik dan saran, pertanggungjawaban terhadap usaha- usaha pribadi, penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru. Mahasiswa dewasa awal mulai memiliki intelektualitas yang tinggi dan kecerdasan berpikir yang matang untuk masa depannya, memiliki kebebasan emosional untuk memiliki pergaulan dan menentukan kepribadiannya. Mahasiswa dewasa awal juga ingin meningkatkan prestasi dikampus, memiliki tanggung jawab dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah, serta mulai memikirkan nilai dan norma-norma di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat dimana dia berada.

4. Jenis-Jenis Masalah Mahasiswa

Masalah masalah yang dialami mahasiswa sangat beragam. Menurut Ahmadi Sholeh 1991: 109 menemukan adanya lima kategori permasalahan menonjol yang dihadapi mahasiswa adalah: 1 kekhawatiran memperoleh nilai yang rendah dalam ujian ataupun tugas-tugas, 2 kelemahan memahami bakat dan pekerjaan yang akan dimasuki, 3 rendah diri atau kurang percaya diri, 4 ceroboh atau kurang hati-hati, 5 kurang mampu berhemat atau kemampuan keuangan yang tidak mencukupi, baik untuk keperluan sehari-hari atau keperluan pelajaran, 6 kurangnya kemampuan melaksanakan tuntutan 31 keagamaan dan atau khawatir tidak mampu menghindari larangan yang ditentukan oleh agama. Winkel 1997: 44 – 49 menyebutkan ada beberapa permasalahan yang dihadapi mahasiswa, antara lain: 1 penyesuaian dengan lingkungan, 2 stress menghadapi ujian, 3 malas belajar, 4 ketidakmampuan belajar yang spesifik, 5 kehilangan teman baik, 6 pengalaman kegagalan, 7 peraturan- peraturan sekolahlembaga yang dirasa memberatkan, 8 tekanan dan ambisi orang tua, 9 hubungan antara mahasiswa dengan dosennya, dengan teman seangkatan, sepondokan dan sebagainya. Prayitno 1999: 238 mengidentifikasi 330 masalah yang digolongkan ke dalam sebelas kelompok masalah, yaitu kelompok masalah yang berkenaan dengan: 1 perkembangan jasmani dan kesehatan, 2 keuangan, keadaan lingkungan, dan pekerjaan, 3 kegiatan sosial dan reaksi, 4 hubungan muda- mudi, pacaran dan perkawinan, 5 hubungan sosial kejiwaan, 6 keadaan pribadi kejiwaan, 7 moral dan agama, 8 keadaan rumah dan keluarga, 9 masa depan pendidikan dan pekerjaan, 10 penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah, 11 kurikulum sekolah. Masalah-masalah tersebut apabila tidak bisa diatasi dengan baik maka dapat menimbulkan stress. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu tanpa solusi yang tepat. Akumulasi stres merupakan akibat dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi dan mengendalikan stresnya Crampton Mishra, 1995: 77. 32 Walaupun demikian, stres yang optimal akan menghasilkan tantangan dan motivasi untuk maju bagi individu Spangenberg Theron, 1998: 65. Mahasiswa, dalam kegiatannya, juga tidak terlepas dari stres. Stresor atau penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan dari harapannya sendiri. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di kuliahnya, dan penyesuaian sosial di lingkungan kampusnya. Tuntutan ini juga termasuk kompetensi perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit. Tuntutan dari harapan mahasiswa dapat bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran Heiman Kariv, 2005: 66. Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh individu akan memunculkan dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak negatif secara kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran, dan sulit memahami pelajaran. Dampak negatif secara emosional antara lain sulit memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustrasi, dan efek negatif lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguan kesehatan, daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa lesu, lemah, dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antara lain menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan alkohol, terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan yang berlebih- lebihan serta berisiko tinggi Spagenberg Theron, 1998: 55.