Dampak Terjadinya Insomnia Deskripsi Hasil Penelitian
90 wawancara diketahui bahwa dampak yang mula-mula dirasakan oleh
informan PDA yaitu kesehatan, pikiran kacau, badan menjadi letih, lesu, lemah, lunglai, anemia, dan lingkar mata menghitam. Berikut
penuturannya: “Dampaknya selama insomnia salah satunya membuat
kesehatan saya terganggu, pikiran kacau, badan menjadi letih, lesu, lemah, lunglai, saya juga kurang darah karena kebanyakan
begadang, mata menghitam”. Hasil Wawancara 08 Agustus 2016
Dampak lainnya yang dirasa informan adalah stress, tidak fokus,
kurang bersosialisasi, dan perasaan yang cemas dan tidak menentu. Berikut penuturanaya:
“Dampak lain yang saya rasakan karena insomnia yaitu perasaan saya tidak menentu, stress dan muncul banyak
kekhawatiran, kuliah berantakan, kehilangan konsentrasi dan fokus belajar, hubungan sosialisasi dengan teman
– teman dan keluarga yang kurang membaur.” Hasil Wawancara 08 Agustus
2016 Informan
“PDA” juga menambahkan bahwa dampak lain yang dirasakan adalah informan mulai jarang mengikuti kegiatan
perkuliahan dan memiliki IPK rendah. Berikut penuturannya: “Sejak insomnia kuliah saya terganggu. IP saya rendah hanya
berkisar antara 1,5 sampai paling tinggi 2,9. Saya pernah mendapatkan IP 0,75 di semester 3. Hal itu dikarenakan saya
sering tidak masuk karena insomnia, saya tidak pernah belajar.” Hasil Wawancara 08 Agustus 2016
Informan
“PDA” menjelaskan bahwa dari sekian banyak dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya insomnia, terdapat juga
upaya penanganan dalam mengatasi masalah tersebut. Dalam wawancara informan
“PDA” menjelaskan bahwa:
91 “Upaya yang saya lakukan yaitu mengulang mata kuliah yang
tidak lulus, kemudian saya berencana untuk pindah kuliah, tranfer kuliah ke kampus lain tapi kalau bisa ya melanjutkan
semester tidak mengulang dari semester satu, saya sedang mencari info tentang kampus mana yang kira
– kira sesuai dengan minat saya. Selain itu, saya berniat dalam merubah gaya
hidup, memperbaiki pola tidur, intinya menyembuhkan insomnianya dulu, biar nanti selanjutnya kan bisa mengikuti,
bisa terarah.” Hasil Wawancara 08 Agustus 2016 Informan YS juga menjelaskan kondisi yang sama. Dampak
insomnia bagi YS selain kesulitan untuk mengikuti perkuliahan juga berdampak pada kesehatan YS. Berikut penuturannya:
“Dampaknya terjadinya insomnia yaitu daya tahan tubuh saya menurun, istirahat yang kurang akan mempengaruhi sistem
imun dan menurunkan kekebalan tubuh saya, saya jadi lebih mudah sakit. Karena tidur yang kurang tentu badan akan letih
dan lesu, serta lemah dan mudah terserang virus penyakit. Daya ingat dan konsentrasi saya juga menurun, diajak bicara saja saya
bingung.” Hasil Wawancara 21 Agustus 2016 Dampak lainnya yang dirasakan YS adalah perasaan yang tidak
menentu, muncul banyak kekhawatiran, cemas, tidak fokus, dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan bahkan dengan keluarga
informan. Berikut penuturannya: “Dampak lain yang saya rasakan karena insomnia yaitu perasaan
saya tidak menentu, stress dan muncul banyak kekhawatiran, kuliah berantakan, kehilangan konsentrasi dan fokus belajar,
hubungan sosialisasi dengan teman
– teman dan keluarga yang kurang membaur.” Hasil Wawancara 21 Agustus 2016
Dampak lainnya juga membuat informan menjadi pelupa, badan
pegal-pegal, nyeri, tidak fit, dan susah menerima materi yang diberikan oleh dosen. Berikut penuturannya:
“Saya tidak fokus. Dan sangat mudah lupa, kejadian baru beberapa hari saja kadang saya lupa. Badan saya terasa pegal
–
92 pegal, tidak enak badan terus rasanya, yang nyeri, yang pegal,
yang sakit, yang ngilu, pokoknya tidak fit rasanya. Dengan kondisi tubuh seperti itu, tentu membuat saya semakin tidak
nyaman untuk belajar, khususnya belajar di kampus, pergi kuliah, mendengarkan dosen, karena sama saja percuma malah
buang
– buang waktu menurut saya karena hasilnya zonk. Saya tetap tidak fokus, gagal paham, ngantuk, tidak ada konsentrasi.
Saya memilih
belajar secara
otodidak semampunya
sepahamnya.” Hasil Wawancara 21 Agustus 2016 Informan YS yang menjadi pelupa dan sukar memahami materi
dari dosen menyebabkan YS memiliki IPK yang rendah meskipun dahulu sebelum ibu informan YS meninggal prestasi belajarnya selalu
ranking 1. Berikut penuturannya: “insomnia membuat IPK saya rendah, padahal waktu masih ada
ibu saya termasuk siswa yang memiliki predikat ranking 1 setiap tahunnya.” Hasil Wawancara 21 Agustus 2016
Informan “YS” menjelaskan bahwa dari sekian banyak dampak
yang ditimbulkan akibat terjadinya insomnia, terdapat juga upaya penanganan dalam mengatasi masalah tersebut. Dalam wawancara
informan “YS” menjelaskan bahwa:
“Upaya yang saya lakukan yaitu pertama dengan cara berobat. Lalu saya juga konsumsi multivitamin, kemudian saya olahraga
juga. Saya makan dan minum yang bergizi, menambah nutrisi
dengan cara minum susu.” Hasil Wawancara 21 Agustus 2016 Informan
“YS” juga menambahkan bahwa: “Upaya lain yaitu dengan cara mencoba untuk lebih membuka
diri agar tidak terlalu tertutup menyendiri supaya saya bisa membaur dengan orang lain dan saya bisa sharing atau
menyibukkan diri agar saya tidak stress dan larut dengan
masalah saya yang menjadikan saya insomnia dan juga depresi.” Hasil Wawancara 21 Agustus 2016
93 Informan
“YS” juga menambahkan bahwa: “Dampaknya jelas kuliah saya berantakan, kuliah saya
terganggu, dan tersendat-sendat sampai sekarang.sosialisasinya menjadi kurang karena cenderung jadi pemurung, pendiam dan
suka menyendiri jadi susah untuk berkumpul. Hidup kurang semangat, tidak bergairah dan males ngapa-ngapain. Cara
mengatasi ya dengan berobat, dengan menyembuhkan insomnia
dulu agar semua bisa terselesaikan.” Hasil Wawancara 21 Agustus 2016
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dampak
terjadinya insomnia pada informan “RA” memberikan dampak pada
perilaku belajarnya dan juga kesehatannya. Pada perilaku belajarnya insomnia membuat RA menjadi malas ke kampus mengikuti
perkuliahan, jarang masuk kuliah, ketinggalan materi kuliah, absen tidak penuh, tugas tidak dikerjakan, banyak mata pelajaran yang tidak
boleh ikut ujian, tidak mampu mengerjakan soal ujian dan IPK rendah. Pada semester 1 IPK sebesar 1,9 dan terakhir IPK informan
“RA” sebesar 2,6. Hal ini dikarenakan kondisi bergadang setiap malam yang
dilakukan oleh RA menyebabkan kesehatan RA terganggu sehingga muncul berbagai macam keluhan seperti seluruh badan dirasa letih,
lesu, lemah, lunglai, malas, tidak ada semangat untuk melakukan dan mengerjakan sesuatu. Kondisi inilah yang menyebabkan RA
bermalas-malasan untuk mengikuti perkuliahan, sehingga pagi hari hingga sore hari dijadikan RA untuk beristirahat memulihkan kondisi
fisiknya dan pada malam hari dijadikan sebagai waktu untuk menikmati aktivitas bergadangnya.
94 Pada informan PDA dampak insomnia yang dirasakan adalah
kesehatan terganggu, pikiran kacau, badan menjadi letih, lesu, lemah, lunglai, kurang darah karena kebanyakan begadang, mata menghitam,
perasaan saya tidak menentu, stress dan muncul banyak kekhawatiran, kuliah berantakan, kehilangan konsentrasi dan fokus belajar,
hubungan sosialisasi dengan teman – teman dan keluarga yang kurang
membaur, kuliah terganggu dengan nilai IPK berkisar antara 1,5 sampai 2,9.
Pada informan “YS” dampak insomnia yang dirasakan adalah
perasaan tidak menentu, stress, depresi, dan muncul banyak kekhawatiran, kuliah berantakan, kehilangan konsentrasi dan fokus
belajar, hubungan sosialisasi dengan teman – teman dan keluarga yang
kurang membaur. 5. Display Data Hasil Penelitian Mahasiswa Yang mengalami Insomnia
Dari hasil data yang direduksi, data-data tersebut secara rinci dibentuk dalam display data berikut ini:
95 Tabel 1. Display Profil Mahasiswa Yang mengalami Insomnia
Aspek Mahasiswa
Yang mengalami
Insomnia Kronologi
Mahasiswa Mengalami
Insomnia Faktor Penyebab
Mahasiswa Mengalami Insomnia
Perilaku Belajar Mahasiswa
Mengalami Insomnia Dampak
Terjadinya Insomnia
Upaya Mengatasi Insomnia
Informan RA Semenjak kelas 2
SMA hingga saat ini Faktor
lingkungan keluarga, dan faktor
lingkungan pergaulan. Faktor
lingkungan keluarga
disebabkan oleh kondisi keluarga
yang cuek dan tidak memperhatikan
RA. Pada faktor lingkungan
pergaulan RA bergaul dengan
teman-teman yang
mempunyai pergaulan bebas.
Perilaku belajar
berantakan menyebabkan
tidak mampu
konsentrasi, tidak
fokus, mengantuk,
dan berbagai
macam penjelasan
dosen tentang
materi perkuliahan
tidak dapat
dipahami dengan baik.
Kesehatan terganggu,
jarang masuk
kuliah, ketinggalan
materi kuliah,
absen kehadiran
tidak penuh, tugas tidak
dikerjakan, banyak
mata pelajaran yang tidak
boleh ikut
ujian, tidak mampu mengerjakan
soal ujian
dan IPK
informan RA rendah. Upaya
yang dilakukan
adalah dengan mengurangi
waktu bergadang, olah
raga, dan
membuat jadwal
tidur.
Informan PDA Semenjak memasuki
bangku perkuliahan hingga saat ini
Faktor pergaulan bebas, faktor
konsumsi narkoba dan minuman
keras, faktor
lingkungan tempat
tinggal yang jauh dari orang
tua sehingga
tidak mendapatkan
Perilaku belajar
menjadi tidak
terkontrol karena
sudah tidak pernah mengikuti perkuliahan
selama satu semester dan juga insomnia
membuat
PDA Kesehatan
terganggu, pikiran
kacau, badan
menjadi letih, lesu, lemah,
lunglai, anemia,
mata menghitam, perasaan
tidak menentu, stress Upaya
dilakukan oleh PDA yaitu
mengulang mata kuliah yang tidak
lulus,
berencana untuk tranfer kuliah
ke kampus lain, merubah
gaya
96 perhatian
dan pengawasan penuh.
menjadi sosok
pemalas, kurang
konsentrasi, pelupa,
dan tidak
dapat menerima
materi pembelajaran
yang diberikan
dosen dengan baik.
dan muncul banyak kekhawatiran, kuliah
berantakan, kehilangan
konsentrasi
dan fokus
belajar, hubungan sosialisasi
dengan teman
– teman dan keluarga
yang kurang
membaur, kuliah
terganggu dengan
nilai IPK berkisar antara 1,5 sampai
2,9. hidup,
dan memperbaiki pola
tidur.
Informan YS Semenjak
tahun 2007 hingga 2016
Faktor keluarga karena ayah
menikah lagi
setelah ibunya
YS meninggal,
stress, depresi,
faktor konsumsi narkoba dan
minuman keras Perilaku
belajar menjadi
berantakan. Informan
lebih menyukai
belajar sendiri
dari pada
mengikuti perkuliahan dosen. Informan juga
kesulitan membagi
waktu antara istirahat dengan kuliah.
Perasaan tidak
menentu, stress dan muncul
banyak kekhawatiran, kuliah
berantakan, kehilangan
konsentrasi
dan fokus belajar, IPK
rendah, hubungan
sosialisasi dengan
teman – teman dan
keluarga yang
kurang membaur. Upaya
yang dilakukan
YS adalah
memperbaiki pola hidup, pola tidur,
bersosialisasi agar mengurangi depresi
dan akan berobat ke dokter hingga
sembuh.
97 Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa informan RA
mengalami insomnia semenjak kelas 2 SMA hingga saat ini. Insomnia pada informan RA disebabkan karena faktor lingkungan keluarga, dan faktor
lingkungan pergaulan. Insomnia membuat perilaku belajar RA menjadi berantakan sehingga menyebabkan RA tidak mampu konsentrasi, tidak
fokus, mengantuk, dan berbagai macam penjelasan dosen tentang materi perkuliahan tidak dapat dipahami dengan baik. Dampak yang ditimbulkan
dari insomnia terhadap RA yaitu kesehatan terganggu, jarang masuk kuliah, ketinggalan materi kuliah, absen kehadiran tidak penuh, tugas tidak
dikerjakan, banyak mata pelajaran yang tidak boleh ikut ujian, tidak mampu mengerjakan soal ujian dan IPK informan RA rendah. Upaya yang
dilakukan adalah dengan mengurangi waktu bergadang dengan teman- teman, olah raga, dan membuat jadwal tidur.
Informan PDA mengalami insomnia semenjak memasuki bangku perkuliahan hingga saat ini. Faktor yang mempengaruhi terjadinya insomnia
adalah faktor pergaulan bebas, faktor konsumsi narkoba dan minuman keras, faktor lingkungan tempat tinggal yang jauh dari orang tua sehingga
tidak mendapatkan perhatian dan pengawasan penuh. Semenjak mengalami insomnia perilaku belajar menjadi tidak terkontrol karena sudah tidak
pernah mengikuti perkuliahan selama satu semester, menjadi sosok pemalas, kurang konsentrasi, pelupa, dan tidak dapat menerima materi pembelajaran
yang diberikan dosen dengan baik. Dampak terjadinya insomnia menyebabkan PDA mengalami kesehatan terganggu, pikiran kacau, badan
98 menjadi letih, lesu, lemah, lunglai, anemia, mata menghitam, perasaan tidak
menentu, stress dan muncul banyak kekhawatiran, kuliah berantakan, kehilangan konsentrasi dan fokus belajar, hubungan sosialisasi dengan
keluarga yang kurang membaur, kuliah terganggu dengan nilai IPK berkisar antara 1,5 sampai 2,9. Upaya dilakukan oleh PDA yaitu mengulang mata
kuliah yang tidak lulus, berencana untuk tranfer kuliah ke kampus lain, merubah gaya hidup, dan memperbaiki pola tidur.
Informan YS mengalami insomnia semenjak tahun 2007 hingga 2016. Faktor penyebab terjadinya insomnia dikarenakan faktor keluarga karena
ayah menikah lagi setelah ibunya YS meninggal, stress, depresi, faktor konsumsi narkoba dan minuman keras. Semenjak mengalami insomnia
perilaku belajar menjadi berantakan. Informan lebih menyukai belajar sendiri dari pada mengikuti perkuliahan dosen. Informan juga kesulitan
membagi waktu antara istirahat dengan kuliah. Dampak yang muncul setelah mengalami insomnia adalah perasaan tidak menentu, stress, muncul
banyak kekhawatiran, kuliah berantakan, kehilangan konsentrasi, IPK rendah, hubungan sosialisasi dengan keluarga yang kurang membaur. Upaya
yang dilakukan YS adalah memperbaiki pola tidur, dan berkonsultasi ke dokter.