32 Walaupun demikian, stres yang optimal akan menghasilkan tantangan dan
motivasi untuk maju bagi individu Spangenberg Theron, 1998: 65. Mahasiswa, dalam kegiatannya, juga tidak terlepas dari stres. Stresor atau
penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan dari harapannya sendiri. Tuntutan
eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di kuliahnya, dan penyesuaian sosial di lingkungan
kampusnya. Tuntutan ini juga termasuk kompetensi perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin
sulit. Tuntutan dari harapan mahasiswa dapat bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran Heiman Kariv, 2005: 66.
Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh individu akan memunculkan dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak negatif secara
kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran, dan sulit memahami pelajaran. Dampak negatif secara emosional antara lain sulit
memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustrasi, dan efek negatif lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguan
kesehatan, daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa lesu, lemah, dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antara
lain menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan alkohol, terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan yang berlebih-
lebihan serta berisiko tinggi Spagenberg Theron, 1998: 55.
33 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah
yang dialami mahasiswa sangat beragam. Secara umum masalah-masalah itu dapat dikelompokkan kedalam beberapa masalah utama seperti: masalah
kesehatan jasmani, ekonomi, kondisi sosial ekonomi, keluarga, kondisi kejiwaan, masalah lingkungan, hubungan dalam pergaulan, masalah akademis.
Masalah masalah tersebut akan mempengaruhi prestasi akademik yang akan diperoleh mahasiswa jika tidak segera ditemukan solusi penyelesaian masalah
tersebut.
5. Tanggungjawab Mahasiswa
Sebagai mahasiswa yang menempuh pendidikan yang tinggi, para mahasiswa harus belajar bagaimana bersikap, bertingkah laku yang baik dan
benar. Mahasiswa harus pandai memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk. Karena setiap keputusan yang akan diambil akan menentukan
pandangan masyarakat terhadap mahasiswa itu sendiri. Semua itu dilakukan supaya para mahasiswa belajar bagaimana menjadi manusia yang lebih beradab
dan bertanggung jawab. Berikut adalah macam-macam tanggungjawab mahasiswa menurut Prayitno 1999: 245 diantaranya adalah:
a. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang
untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
b. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga Sebagai mahasiswa yang masih meminta orang tua untuk membiayai
pendidikan kita, maka mahasiswa haruslah bersungguh-sungguh menjalani kuliahnya. Berikan hasil terbaik dan tunjukkan pada orang tua bahwa para
mahasiswa mampu menjadi seperti yang orang tua harapkan.
c. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat Manusia adalah makhluk sosial, dalam artian tidak dapat hidup sendiri
tanpa orang lain. Jadi segala sesuatu hal yang dilakukan akan berdampak
34 pada kehidupan bermasyarakat. Sebagai mahasiswa diharapkan dapat
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mampu menjadi contoh, panutan, dan mampu berbaur dengan masyarakat sekitar.
d. Tanggung Jawab Kepada BangsaNegara Sebagai makhluk sosial yang bernegara dan berbangsa sudah sepatutnya
para mahasiswa menjalankan peraturan, norma, dan hukum yang berlaku di negaranya. Salah satunya dapat dilakukan dengan cara belajar giat demi
mengejar cita-cita yang bisa membanggakan diri sendiri, orang tua, Bangsa dan Negara.
e. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan Peraturan agama tidak memandang status sosial, ras, atau sebagainya.
Sebagai seorang mahasiswa dituntut untuk senantiasa bertanggungjawab secara agama kepada Tuhan salah satunya dengan cara berbuat baik,
menolong sesama, bersikap dan berbuat baik kepada sesama.
Uraian di atas dapat dijelaskan bahwa tanggungjawab seorang individu sebagai mahasiswa meliputi tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung
jawab terhadap keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat, tanggung jawab kepada bangsanegara, dan tanggung jawab terhadap tuhan.
D. Keterkaitan Insomnia Dengan Perilaku Belajar Mahasiswa
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi Prayitno, 1999: 241. Mahasiswa dalam tahap
perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun. Pada usia tersebut mahasiswa mengalami
masa peralihan dari remaja akhir ke dewasa awal. Salah satu penyebab terjadinya insomnia adalah stress akibat berbagai macam permasalahan
diantaranya adalah kekhawatiran memperoleh nilai yang rendah dalam ujian ataupun tugas-tugas, kelemahan memahami bakat dan pekerjaan yang akan
dimasuki, rendah diri atau kurang percaya diri, ceroboh atau kurang hati-hati, kurang mampu berhemat atau kemampuan keuangan yang tidak mencukupi,
baik untuk keperluan sehari-hari atau keperluan pelajaran.
35 Kesulitan tidur pada mahasiswa adalah keadaan saat individu merasakan
kesulitan tidur, tidur tidak tenang, kesulitan menahan tidur, sering terbangun dipertengahan malam, dan seringnya terbangun diawal yang berlangsung
beberapa hari atau beberapa minggu. Hal ini disebabkan bahwa peserta didik dengan usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun yang aktif kuliah dan sedang
menyelesaikan berbagai macam tugas, mengalami stress yang berlebih sehingga berujung pada insomnia.
Banyak orang tidak tahu bahwa kurang tidur selama satu atau dua jam menyebabkan seseorang sulit untuk belajar. Kesulitan berkonsentrasi muncul
di antara mahasiswa yang mengantuk. Kurang tidur berkali-kali menunjukkan dampak yang negatif terhadap suasana hati, kemampuan kognitif, dan fungsi
motorik dalam kaitannya dengan kecendrungan peningkatan tidur dan tidak stabilnya keadaan tidur. Efek kurangnya tidur terhadap kemampuan kognitif
diantaranya adalah respon yang lambat, ingatan jangka pendek dan kemampuan kerja daya ingat menurun, serta penurunan belajar keahlian tugas
kognitif Espie, 2002: 55. Jadi, dapat dimungkinkan apabila kekurangan tidur akibat insomnia dapat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang.
E. Bidang Garapan Bimbingan dan Konseling
Bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien yang perlu biubah untuk dikembangkan apabila hendak mengatasi masalah-masalah
yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki Hallen, 2002: 51. Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling agar siswa dapat