39 b. Kekurangan teknik desensitisasi sistematis
Kekurangan dari
teknik desensitisasi
sistematis yang
dikemukakan oleh Gantina Komalasari 2011: 194 adalah banyaknya konselor yang mengalami kegagalan dalam pelaksanaanya yaitu sebagai
berikut:
1 Konseli kesulitan untuk melakukan tahapan relaksasi dengan baik.
2 Tingkatan kecemasan yang tidak relevan atau tidak tepat saat disusun bersama konseli.
3 Ketidakmampuan atau kesulitan konseli dalam membayangkan situasi.
Dari uraian pendapat tersebut dapat dikatakan tidak semua konselor mampu berperan dalam penerapan teknik desensitisasi
sistematis. Dalam teknik desensitisasi sistematis perlu melibatkan teknik-teknik lain untuk membantu konseli contohnya adalah relaksasi.
Konselor banyak mengalami kesulitan dalam proses relaksasi, salah satunya karena ketidakseriusan konseli dalam membayangkan suatu
situasi selama proses konseling.
C. Teknik Desensitisasi Sistematisuntuk Menurunkan Tingkat Kecemasan
dalam Menghadapi Ujian Semseter
Berawal dari teori atau pendekatan konseling behavioral, fokus perubahan tingkah laku terdiri dari tiga kategori antara lain memperkuat
40 tingkah laku dan melemahkan tingkah laku. Dikarenakan teknik desensitisasi
sistematisberawal dari pendekatan behavioristik, maka prinsip perubahan tingkah laku menurut teknik ini termasuk didalam kategori melemahkan
perilaku. Hal ini disebabkan, permasalahan yang dapat diatasi dengan menggunakan teknik desensitisasi sistematisseperti fobia, kecemasan dan
lain-lain tidak perlu untuk dihilangkan sepenuhnya dari diri individu. Setiap individu tetap perlu memiliki perasaan-perasaan seperti takut, cemas asal
dalam batasan yang wajar atau normal. Apabila individu tidak memiliki perasaan-perasaan seperti yang disebutkan di atas maka justru individu akan
bermasalah. Wolpe dalam Corey, 2009: 208 mengatakan desensitisasi
sistematismerupakan teknik yang digunakan untuk mengahapus perilaku yang diperkuat secara negatif, biasanya berupa kecemasan dan disertakan respon
yang berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan. Dengan pengkondisian klasik, respon-respon yang tidak dikehandaki dapat
dihilangkan secara bertahap. Teknik ini dipilih karena merupakan perpaduan dari teknik memikirkan sesuatu, menenangkan diri dan membayangkan
sesuatu dengan memanfaatkan ketenangan jasmaniah individu untuk melawan ketegangan jasmaniah individu yang mana apabila individu berada dalam
situasi yang menakutkan atau menegangkan, sehingga sangat tepat untuk mengatasi gangguan kecemasan atau yang berhubungan dengan kalainan
pribadi maupun masalah sosial. Studi penelitian yang dilakukan oleh I Gede Tresna 2011: 97 mengemukakan, adapun yang memperkuat dalam
41 penggunaan teknik desensitisasi sistematis dalam menurunkan kecemasan
menghadapi Ujian Semester adalah karena teknik tersebut sudah banyak digunakan dalam suatu penelitian yang berupaya menurunkan kecemasan
yang dialami oleh siswa, baik kecemasan belajar, ujian serta ketika tampil dihadapan umum.
Mengacu pada teori yang telah dikemukakan, maka yang dimaksud dengan teknik desensitisasi sistematis dalam penelitian ini adalah teknik yang
diterapkan untuk membantu siswa guna memperbaiki pola tingkah lakunya dengan melakukan gerak-gerak relaksasi yang menyenangkan untuk
menurunkan tingkat kecemasan dalam menghadapi Ujian Semester. Desensitisasi sistematis digunakan untuk menghapus tingkah laku yang
diperkuat secara negatif dalam situasi menghadapi Ujian Semester, dan menyertakan pemunculan tingkah laku yang berlawanan dengan kondisi
kecemasan menghadapi Ujian Semester yang hendak diturunkan tersebut. Studi penelitian yang dilakukan oleh Ayu Kurnia Sari 2012: 9
mengemukakan bahwa
teknik desensitisasi
sistematisefektif untuk
menurunkan tingkat kecemasan dalam proses pembelajaran. Kecemasan menurun secara signifikan setelah diberikan teknik desensitisasi sistematis.
Dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa setelah diberikan intervensi teknik tersebut, kecemasan siswa dalam proses pembelajaran menurun. I
Gede Tresna 2011: 103 membuktikan lewat penelitiannya, bahwa teknik desensitisasi sistematisefektif dalam menurunkan tingkat kecemasan
42 menghadapi ujian pada siswa Sekolah Menengah Atas di Singaraja, sehingga
dianjurkan terapi ini cocok digunakan dalam menurunkan kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, maka
teknik desensitisasi sistematis diprediksikan efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester karena pada dasarnya
kecemasan terjadi karena siswa kurang mampu memposisikan diri dalam situasi menghadapi Ujian Semester, sehingga memunculkan ketegangan dan
pikiran yang kurang rasional.
D. Kerangka Pikir