76 diungkapkan siswa yaitu, setiap menjelang Ujian Semester tugas-tugas selalu
diberikan oleh guru mata pelajaran dan ulangan harian juga dilaksanakan hampir bersamaan dengan Ujian Semester. Oleh karena itu, siswa merasa
menjadi tidak percaya diri dan cemas hasilnya tidak maksimal karena mereka merasa tidak memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan dan mematangkan
diri dalam menghadapi Ujian Semester. Salah satu siswa menambahkan keluhannya yang merasa tenaga dan pikiran yang harusnya disiapkan untuk
Ujian Semester namun digunakan untuk tugas-tugas dan ulangan harian sehingga mengakibatkan fokus terpecah. Hal-hal tersebut yang menyebabkan
kecemasan tinggi dalam menghadapi Ujian Semester pada siswa yang
menjadi subjek penelitian ini.
C. Pra Tindakan
Pada penelitian ini, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu sebelum melaksanakan tindakan dengan tujuan untuk mengukur tingkat
kecemasan siswa, yangdilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2015. Data pre- test kecemasan siswa diambil dengan menggunakan skala kecemasan yang
terdiri dari 45 aitem, yang mana pernyataan–pernyataan tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah dilakukan pre-test, selanjutnya dilakukan
proses tindakan dan kemudian dilakukan post-test menggunakan skala kecemasan untuk mengukur tingkat kecemasan setelah diberikan tindakan.
Hasil pre-test menunjukkan bahwa dari 28 siswa, skor yang tertinggi yaitu 139 kemudian skor terendah yaitu 59, dan skor rata-rata 99,60. Setelah
77 diketahui skor tingkat kecemasan yang dimiliki siswa, selanjutnya kecemasan
siswa tersebut dikategorisasikan berdasarkan batas atau interval skor kecemasan. Tujuan Kategorisasi ini adalah menempatkan subjek ke dalam
kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur Saifuddin Azwar, 2015: 147.
Skala kecemasan dalam penelitian ini terdiri dari 45 aitem yang masing-masing aitemnya diberi skor yang berkisar mulai dari 1 sampai
dengan 4. Dengan demikian, skor terkecil yang diperoleh subjek adalah 45 yaitu hitungan dari, 1x45, skor terbesar adalah 180 yaitu hitungan dari,
4x45, mean μ adalah 112,5 yaitu hitungan dari, skor tertinggi+skor
terendah, dan standar deviasi σ adalah 22,5 yaitu hitungan dari, skor
tertinggi-skor terendah. Berikut ini norma kategorisasi yang digunakan
dalam penelitian ini Saifuddin Azwar, 2015: 148:
X ≤ μ-1,5σ
; untuk kategori sangat rendah μ-1,5σ X ≤ μ-0,5σ
; untuk kategori rendah μ-0,5σ X ≤ μ +0,5σ
; untuk kategori sedang μ+0,5σ X ≤ μ+1,5σ
; untuk kategori tinggi μ+1,5σ X
; untuk kategori sangat tinggi Berikut ini hasil dari pre-test di kelas X.1:
78 Tabel 7. Hasil Pre-test Kelas X.1
No Kategorisasi
BatasInterval f
1 Sangat Rendah
X ≤ 78,75
2 Rendah
78,75X ≤101,25
10 35,71
3 Sedang
101,25 X ≤123,75
13 46,43
4 Tinggi
123,75 X ≤146,25
5 17,86
5 Sangat Tinggi
146,25 X
Total 28
100
Berikut ini disajikan gambar dari rangkuman hasil pre-test di kelas X.1:
Gambar 4. Hasil Pre-Test kelas X.1 Berdasarkan hasil data pre-test kelas X.1pada Tabel 7 halaman 78
dan Gambar 4 halaman 78 dapat dilihat bahwa dari jumlah total 28 siswa dikelas X.1, siswa yang memiliki kecemasan pada kategori sangat rendah
tidak ada 0, kategori rendah berjumlah 10 siswa 35,71, kategori
Kecemasan Sangat
Rendah Kecemasan
Rendah Kecemasan
Sedang Kecemasan
Tinggi Kecemasan
Sangat Tinggi
1 2
3 4
5 10
13 5
0.00 35.71
46.43 17.86
0.00
KATEGORISASI KECEMASAN
Jumlah Siswa Persentase Kecemasan
79 sedang berjumlah 13 siswa 46,43, kategori tinggi berjumlah 5 siswa
17,86, dan kategori sangat tinggi tidak ada 0. Hasil dari rata-rata skor pre-test di kelas X.1 menunjukkan bahwa
46,43 siswa memiliki kecemasan pada kategori sedang, namun masih terdapat 17,86 siswa yang memiliki kecemasan pada kategori tinggi,
sehingga penelitian ini tetap dilaksanakan karena dalam penelitian ini siswa yang dikenai tindakan adalah mereka yang memiliki tingkat kecemasan pada
kategori tinggi. Peneliti beserta guru bimbingan dan konseling sepakat untuk
melakukan tindakan guna menurunkan kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester pada 5 siswa dikelas X.1 dengan kategorisasi tingkat
kecemasan tinggi. Berdasarkan wawancara 5 siswa dengan kategorisasi tingkat kecemasan tinggi terungkap bahwa kecemasan muncul cukup sering
dan tidak dapat dikendalikan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
D. Hasil Pelaksanaan Tindakan