Skala Kecemasan Instrumen Penelitian

54 memudahkan penyusunan, maka perlu digunakan kisi-kisi instrumen. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala kecemasan dengan modifikasi dari model Likertdan pedoman observasi.

1. Skala Kecemasan

Menurut Saifudin Azwar 2008: 32 menjelaskan bahwa model Likert adalah alat ukur yang berisi pernyataan yang jawabannya memperlihatkan tingkat kesesuaian. Kesesuaian jawaban dapat berupa: sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alternatif jawaban sangat sesuai SS, sesuai S, tidak sesuai TS, sangat tidak sesuai STS. Penggunaan skala kecemasan tersebut mempermudah peneliti untuk mendapatkan data mengenai tingkat kecemasan yang dialami siswa dalam menghadapi Ujian Semester. Skala kecemasan disusun berdasarkan aspek- aspek kecemasan. Langkah-langkah untuk membuat skala kecemasan menghadapi Ujian Semester adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi variabel penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah teknik desensitisasi sistematis dan kecemasan menghadapi Ujian Semester. Namun, dalam penelitian ini hanya kecemasan menghadapi Ujian Semester yang dapat dijadikan skala. Teknik desensitisasi sistematis merupakan variabel bebas. b. Penyusunan definisi operasional 55 Setelah mendapatkan variabel, maka dibuat definisi operasional. Pada penelitian ini definisi operasionalanya adalah kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester merupakan manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur dalam suatu keadaan, kondisi atau perasaan tidak menyenangkan yang disebabkan oleh tafsiran kognitif siswa terhadap situasi mengancam karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul pada saat menghadapi Ujian Semester. Gejala-gejala kecemasan menghadapi Ujian Semester dapat ditinjau dari reaksi fisik, reaksi psikis dan reaksi tingkah laku. c. Mencari indikator dari definisi operasional Dari definisi operasional yang telah dijabarkan dapat ditemukan sub variabelnya yaitu: 1 Reaksi fisik, suatu keadaan dalam gejala kecemasan yang menyerang pada bagian fisik seseorang dalam merespon kondisi kecemasan karena tuntutan atau tekanan maupun masalah. 2 Reaksi psikis, suatu keadaan dalam gejala kecemasan yang muncul melalui perasaan-perasaan kurang nyaman karena sedang dalam kondisi tertekan akan suatu masalah. 3 Reaksi tingkah laku, suatu keadaan dalam gejala kecemasan yang dapat mengganggu interaksi maupun hubungan dengan orang lain. d. Dari setiap indikator di deretkan menjadi deskriptor 1 Fisik 56 Reaksi fisik yang biasa terjadi seperti gejala somatik, sensorik, kardioveskuler, pernapasan, gastrointestinal gangguan saluran pencernaan, urogenital dan vegetatif. 2 Psikis Reaksi psikis yang biasa terjadi seperti perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan kecerdasan dan perasaan depresi. 3 Tingkah laku Reaksi tingkah laku yang biasa terjadi seperti mengalami gejala insomnia seperti sukar tidur, terbangun malam hari, bangun lesu, dan sering mimpi buruk. Kondisi prilakunya yang menyendiri dan tidak tenang dalam mengerjakan sesuatu. e. Membuat kisi-kisi skala kecemasan menghadapi Ujian Semester Kisi-kisi kecemasan menghadapi Ujian Semester dibuat berdasarkan definisi operasional yang telah dikemukakan. Adapun kisi-kisi skala kecemasan menghadapi Ujian Semester dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Kisi-kisi Skala Kecemasan Menghadapi Ujian Semester Variabel Indikator Deskriptor Nomer Item Jumlah Favourable Unfavourable Kecemasan Reaksi Fisik 1. Mengalami gejala somatik seperti kedutan otot dan gagap 1, 2 2 2. Mengalami gejala sensorik seperti penglihatan kabur, pucat, dan merasa lemas 3, 4, 5 3 57 3. Mengalami gejala kardioveskuler seperti nyeri dada dan jantung berdebar lebih cepat dari biasanya. 6, 7 2 4. Menglami gejala pernapasan seperti sesak nafas dan sering menarik nafas 8, 9 2 5. Mengalami gejala gastrointesnal seperti muntah, mual, perut melilit, dan berat badan menurun. 10, 11, 12 3 6. Mengalami gejala urogenital seperti tidak teratur buang air kecil dan tidak dapat menahan buang air kecil. 13, 14 2 7. Mengalami gejala vegetatif seperti mulut kering, mudah berkeringat, sering pusing dan bulu roma berdiri. 15, 16, 17, 18 4 Reaksi Psikis 8. Kondisi perasaan cemas misalnya mudah tersinggung dan merasakan firasat buruk. 19, 21, 23, 24, 50, 52, 54, 55 20, 22, 51 11 9. Mengalami ketegangan misalnya gemetar, gelisah, mudah terkejut, dan mudah menangis. 25, 26, 28, 30, 32 27, 29, 31, 33 9 10. Mengalami ketakutan pada suatu objek hidup atau mati 34, 36, 38 35, 37, 39 6 11. Mengalami gangguan kecerdasan seperti daya ingat menurun dan konsentrasi melemah. 40, 42, 44, 45 41, 43, 46 7 12. Kondisi perasaan depresi dan persaan yang berubah- ubah sepanjang hari. 47, 49, 53 48 4 58 Reaksi Tingkah Laku 13. Mengalami gejala insomnia seperti sukar tidur, terbangun malam hari, bangun lesu, dan mimpi buruk. 56, 58, 60, 61 57, 59, 62 7 14. Kondisi perilakunya menyendiri dan tidak tenang dalam mengerjakan sesuatu. 63, 64, 66, 68, 69 65, 67, 70 8 Jumlah Item 51 21 70 f. Penyusunan item atau pernyataan skala berdasarkan kisi-kisi Sistem penilaian dalam penelitian ini mengadopsi pengukuran dengan skala Likert yaitu merupakan metode pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya Sugiyono, 2011: 134. Menurut Saifudin Azwar 2013- 98-99 cara penskalaan scaling dapat menggunakan cara pemberian skor dengan melihat aitem favourable positif dan unfavourable negatif. Skor untuk masing-masing kelompok aitem adalah sebagai berikut: Tabel 2. Penskoran Aitem Respon Skor Respon Skor Sangat Sesuai SS 4 Sangat Sesuai SS 1 Sesuai S 3 Sesuai S 2 Tidak Sesuai TS 2 Tidak Sesuai TS 3 Sangat Tidak Sesuai STS 1 Sangat Tidak Sesuai STS 4 Aitem kelompok favourable Aitem kelompok unfavourable Hasil skala ini memaparkan skala yang menyatakan bahwa siswa tersebut memiliki penurunan kecemasan menghadapi Ujian Semester atau tidak. Hasil skala ini nantinya akan disesuaikan dengan standar 59 nilai untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester. g. Melengkapi instrumen dengan instruksi dan kata pengantar Tahap akhir dalam membuat instrumen adalah dengan melengkapi pedoman instrumen dengan cara: melengkapi data diri atau identitas subjek, bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami, pernyataan tidak terlalu panjang, dan dilengkapi dengan contoh sehingga siswa paham dalam mengerjakan skala dalam penelitian ini. 2. Pedoman Observasi Pedoman observasi dalam penelitian ini berisi aspek-aspek yang berkaitan dengan keaktifan siawa selama proses tindakan dilaksanakan. Aspek yang akan diobservasi adalah kemampuan siswa dari mengidentifikasi sampai pelaksanaan pemberian tindakan dengan teknik desensitisasi sistematis pada aspek verbal dan non verbal. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat sikap dan perilaku siswa selama dan setelah pelaksanaan tindakan. Hasil observasi terhadap sikap dan perilaku siswa dapat dijadikan sebagai bahan reflekasi bagi guru bimbingan dan konseling untuk melakukan perbaikan tindakan apabila tindakan yang dilakukan belum berhasil dan sebagai pendukung. Kisi-kisi observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: 60 Tabel. 3 Kisi-kisi Pedoman Observasi No Aspek yang di Observasi 1 Perilaku selama proses pemberian tindakan. 2 Pemahaman terhadap teknik desensitisasi sistematis. 3 Kemampuan mengidentifikasi situasi dan kondisi penyebab kecemasan dalam menghadapi Ujian Semester 4 Perilaku selama proses pelatihan relaksasi. 5. Praktik teknik desensitisasi sistematis.

H. Rencana Tindakan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENURUNKAN KECEMASAN SISWA MENGHADAPI UJIAN MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS PADA SISWA KELAS VIII UNGGULAN SMP NEGERI 1 ABUNG SEMULI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2010-2011

9 77 58

UPAYA MENURUNKAN KECEMASAN SISWA MENGHADAPI UJIAN MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS PADA SISWA KELAS VIII UNGGULAN SMP NEGERI 1 ABUNG SEMULI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2010-2011

2 7 9

KONTROL DIRI DAN KECEMASAN SISWA SMA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Kontrol Diri Dan Kecemasan Siswa Sma Dalam Menghadapi Ujian Nasional.

0 2 15

KONTROL DIRI DAN KECEMASAN SISWA SMA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Kontrol Diri Dan Kecemasan Siswa Sma Dalam Menghadapi Ujian Nasional.

0 2 17

UPAYA MENGURANGI KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN MELALUI KONSELING TEKNIK SISTEMATIC DESENSITIZATION PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 BAHOROK TAHUN AJARAN 2014/2015.

2 7 101

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS X YANG MENGIKUTI DENGAN YANG TIDAK MENGIKUTI Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa Kelas X Yang Mengikuti Dengan Yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Dalam Menghadapi Ujian Semester Di SMA N 1 Gubug.

0 1 14

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa Kelas X Yang Mengikuti Dengan Yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Dalam Menghadapi Ujian Semester Di SMA N 1 Gubug.

0 2 5

EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MEREDUKSI KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN: Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Ajaran 2010/2011.

4 12 65

KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK KOGNITIF RESTRUKTURING DAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MEREDUKSI KECEMASAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 9 PALEMBANG -

0 0 29

MENGURANGI KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN SEMESTER SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KALIWUNGU MELALUI DESENSITISASI SISTEMATIK

0 0 18