42 menghadapi ujian pada siswa Sekolah Menengah Atas di Singaraja, sehingga
dianjurkan terapi ini cocok digunakan dalam menurunkan kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, maka
teknik desensitisasi sistematis diprediksikan efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester karena pada dasarnya
kecemasan terjadi karena siswa kurang mampu memposisikan diri dalam situasi menghadapi Ujian Semester, sehingga memunculkan ketegangan dan
pikiran yang kurang rasional.
D. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap kelas X.1 di SMA N 1 Pleret, diperoleh hasil bahwa permasalahan yang dihadapi siswa yang
berhubungan dengan Ujian Semester semakin komplek. Hal ini disebabkan, saat ini siswa mengerjakan dan atau melaksanakan Ujian Semester tidak
hanya digunakan sebagai salah satu penentu naik atau tidaknya siswa ke tingkatan kelas yang selanjutnya, namun Ujian Semester juga dijadikan
sebagai salah satu bagian dari penilaian untuk menentukan lulus atau tidaknya siswa.
Fenomena ini menimbulkan masalah kecemasan baru pada diri siswa, karena saat ini siswa tidak hanya cemas tidak naik kelas namun juga cemas
tidak lulus sekolah, apabila siswa tidak dapat mengendalikan kecemasannya maka akan berdampak pada beberapa aspek gejala misalnya mengalami
gangguan tidur, sakit kepala, merasa lemas, panas dingin, mudah marah dan
43 lain sebagainya Jeffrey, Rathus, Greene, 2005: 163. Masalah kecemasan
ini juga dapat menyebabkan berkurangnya konsentrasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, menurunnya prestasi belajar siswa, dan lain
sebagainya. Jadi, apabila kecemasan tidak segera ditangani, maka siswa yang mengalami kecemasan akan menjadi semakin parah sehingga dapat
menyebabkan masalah-masalah baik fisik maupun psikis yang berakibat negatif pada dirinya. Menanggapi masalah tersebut, untuk mengatasinya
peneliti mencoba memberi bantuan melalui teknik desensitisasi sistematis. Pelaksanaan teknik desensitisasi sistematis adalah salah satu teknik
yang sudah banyak digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan, salah satu contohnya yaitu kecemasan yang dialami siswa dalam menghadapi Ujian
Semester. Sofyan Willis 2004: 96 menyatakan bahwa teknik desensitisasi sistematis ini digunakan untuk menurunkan respon emosional yang
menakutkan, mencemaskan, atau tidak menyenangkan melalui aktivitas- aktivitas yang bertentangan dengan respon yang menakutkan tersebut. Wolpe
1999: 213 menambahkan untuk teknik desensitisasi sistematis penerapan relaksasi lebih ditekankan agar terjadi keadaan santai penuh.
Kaitannya dengan kecemasan dalam menghadapi Ujian Semester, pemberian teknik desensitisasi sistematis ini sangat diperlukan dalam rangka
menurunkan tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa dalam menghadapi Ujian Semester. Berpedoman dari pendapat ahli, dalam penggunaan teknik ini
menekankan teknik relaksasi yang akan membantu siswa untuk berada pada kondisi relaks. Dalam kondisi relaks siswa diminta untuk membayangkan
44 kondisi atau keadaan yang menimbulkan kecemasan agar terjadi asosiasi
antara kondisi psikis siswa yang tenang dengan Ujian Semester yang mencemaskan, sehingga secara bertahap respon yang mencemaskan akan
menurun dan berubah menjadi respon yang lebih adaptif. Hal ini akan membuat siswa lebih tenang dalam melaksanakannya, lebih percaya diri
dalam mengerjakannya dan juga akan berpengaruh positif pada hasil atau nilai dari Ujian Semester.
Pemberian teknik yang sesuai dengan kebutuhan siswa akan sangat membantu mengatasi masalah kecemasan yang dihadapinya. Siswa yang
tenang dalam menghadapi Ujian Semester tidak akan menemui masalah dalam pengerjaan atau pelaksanaanya. Dengan kata lain, pemberian teknik
desensitisasi sistematis yang baik dan benar ini, akan dapat menurunkan tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa dalam menghadapi Ujian
Semester, sehingga dalam penelitian ini peneliti akan mengujicobakan teknik desensitisasi sistematis untuk menurunkan tingkat kecemasan dalam
menghadapi Ujian Semester pada siswa kelas X.1 di SMA N 1 Pleret.
E. Hipotesis Tindakan