Melatih Critical Thinking Kajian Teori Critical Thinking

20 Tabel 3. Indikator Critical Thinking dalam Penelitian Aspek Indikator Memberikan penjelasan sederhana  Bertanya tentang suatu penjelasan atau tantangan  Menjawab tentang suatu penjelasan atau tantangan. Membangun keterampilan dasar  Mempertimbangkan sumber apakah dapat dipercaya atau tidak.  Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Menyimpulkan  Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi  Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.  Membuat dan menentukan hasil pertimbangan. Memberikan penjelasan lebih lanjut  Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi dalam tiga dimensi.  Mengidentifikasi asumsi. Mengatur strategi dan taktik  Menentukan suatu tindakan.  Berinteraksi dengan oang lain.

3. Melatih Critical Thinking

Critical thinking atau berpikir kritis merupakan proses mental, dimana setiap proses memerlukan tahapan-tahapan tertentu. Soeprapto Susanto, 2013: 130-131 mengemukakan bahwa tahapan dalam berpikir kritis harus memperhatikan tingkat perkembangan kognitif anak. Tahapan tersebut sebagai berikut: a. Identifikasi komponen-komponen prosedural, yaitu siswa diperkenalkan pada langkah-langkah khusus yang diperlukan dalam berpikir kritis. b. Instruksi dan pemodelan langsung, yaitu guru memberikan pemodelan dan instruksi pada saat mengajarkan suatu mata pelajaran secara eksplisit. 21 c. Latihan terbimbing, yaitu dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada anak agar dapat menggunakan keterampilan dalam belajar secara mandiri. d. Latihan bebas, yaitu cara guru mendesain aktivitas sedemikian rupa, sehingga dapat secara mandiri menggunakan keterampilan yang dimilikinya. Hassoubah 2008: 97-106 untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut. a. Membaca dengan ktitis. Berpikir secara kritis mengharuskan seseorang untuk membaca dengan kritis pula. Hal tersebut dikarenakan membaca dengan kritis akan menimbulkan refleksi antara bacaan dengan pendapat dan pendirian seorang pembaca itu sendiri. b. Meningkatkan daya analisis Strategi yang dapat digunakan adalah membuat kesimpulan sementara atas suatu permasalahan, kemudian meminta kepada teman diskusi untuk memberikan kritik dan sarannya. Dalam diskusi yang memerlukan analisis, kritik, dan saran harus diterima secara positif. c. Mengembangkan kemampuan mengamati Melakukan kegiatan mengamati akan membuat seseorang dapat menyelesaikan masalah yang meminta sseorang untuk terlibat di dalamnya. d. Meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan bertanya, dan refleksi. Mengajukan pertanyaan yang bermutu tidak harus memiliki jawaban khusus. Jawaban khusus artinya tidak ada jawaban yang benar atau salah. 22 e. Metakognisi Metakognisi berarti cara berpikir sendiri. Dengan melakukan metakognisi, akan terjadi proses yang seolah mengamati dan mengarahkan pikiran dengan sadar atau sengaja. f. Mengamati “model” berpikir kritis. Mengamati “model” akan membantu membayangkan, menjelaskan, dan melaksanakan tingkah laku yang dilakukan dalam kehidupan sendiri. g. Diskusi yang kaya Diskusi akan membuat seseorang mampu mengungkapkan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, mengevaluasi serta mempertimbangkan pendapat tersebut yang pada akhirnya akan mencari pendapat lain atau menggabungkan beberapa pendapat. Lain halnya dengan Bonnie dan Potts Kowiyah, 2012: 179 yang menjelaskan bahwa langkah-langkah untuk mengasah kemampuan berpikir kitis adalah sebagai berikut a. Meningkatkan interaksi antar siswa pada saat proses pembelajaran. b. Dengan mengajukan pertanyaan open-ended. c. Memberikan waktu kepada siswa untuk memberikan refleksi terhadap pertanyaan yang diajukan atau masalah-masalah yang diberikan. d. Mengajarkan apa yang diperoleh untuk diberikan kepada siswa sesuai dengan kemampuan yang siswa miliki dan yang pernah dialami oleh siswa teaching for transfer. 23 Cara melatih kemampuan berpikir kritis siswa yang digunakan pada penelitian berdasar pada pendapat Bonnie dan Potts yaitu dengan meningkatkan interaksi antar siswa pada proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan terbuka, memberi waktu kepada siswa untuk merefleksi pertanyaan atau masalah yang diberikan, dan mengajarkan sesuai dengan pengalaman guru yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. hal tersebut terkait dengan perkembangan kognitif dan sosial siswa kelas V SD dimana perkembangan kognitif pada tahap dimana anak sudah mampu berpikir logis, tetapi masih berorientasi pada hal-hal yang mereka alami Izzaty, 2013: 115. Selain itu, interaksi siswa saat proses pembelajaran merupakan bentuk perkembangan sosial anak, dimana pengaruh teman sebaya memiliki pengaruh yang besar untuk melakukan kegiatan bersama, termasuk kegiatan pemecahan masalah yang dapat meningkatkan critical thinking siswa. Mengajukan pertanyaan open-ended membuat anak berinisiatif menggunakan strategi untuk menentukan keputusan tentang sebab-akibat Izzaty, 2013: 105. Dengan demikian, siswa memiliki alternatif pemecahan masalah serta solusi dalam memecahkan masalah.

B. Kajian Pendidikan Kewarganegaran PKn di Sekolah Dasar