Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

27 Sedangkan untuk standar kompetensi dan komptensi dasar mata pelajaran PKn kelas V pada semester 2 adalah sebagai berikut. Tabel 5. SK dan KD PKn Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 3. Memahami kebebasan berorganisasi. 3.1 Mendeskripsikan pengertian organisasi. 3.2 Menyebutkan contoh-contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat. 3.3 Menampilkan peran serta dalam memilih orgnisasi di sekolah. 4. Menghargai keputusan bersama. 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama. 4.2 Mematuhi keputusan bersama. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada SK dan KD PKn semester 2. Hal tersebut dikarenakan penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 20162017. Peneliti memfokuskan pada SK 4. Menghargai keputusan bersama dengan KD 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama dan 4.2 Mematuhi keputusan bersama. Pemilihan SD dan KD tersebut telah sesuai dengan materi yang disampaikan di sekolah sesuai dengan kesepakatan guru dengan peneliti.

C. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam fase kehidupannya. Pertumbuhan dan perkembangannya terjadi pada tahap-tahap tertentu. Pertumbuhan dan perkembangan siswa usia sekolah dasar meliputi aspek fisik dan aspek mental. Perkembangan pada aspek fisik dapat diamati secara langsung seperti tinggi badan, berat badan, jumlah gigi, dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan mentalnya meliputi perkembangan kognitif, bahasa, 28 bicara, emosi, moral, dan perkembangan sosial. Menurut Santrock dan Yussen Susanto, 2013: 17 anak usia sekolah dasar berada pada fase kanak-kanak tengah dan akhir, fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur enam sampai sebelas tahun. Karakteristik anak juga berimplikasi pada dunia pendidikan. Menurut Piaget Izzaty, 2013: 104 perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar tergolong pada tahap operasional konkret, dimana anak berpikir logis terhadap obyek yang konkret. Izzaty 2013: 115 menyatakan bahwa pada masa ini anak mampu berpikir logis mengenai obyek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan, atau pernah dialaminya. Sumantri 2015: 154 menyatakan bahwa karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan atau memperagakan sesuatu secara langsung. Izzaty 2013: 114-115 mengklasifikasikan masa usia sekolah dasar atau masa kanak-kanak akhir menjadi dua fase yaitu masa kelas rendah dengan rentang usia 67 tahun sampai 910 tahun yang duduk di kelas I, II, dan III sekolah dasar. Fase yang kedua adalah fase kelas tinggi dengan rentang usia antara 910 tahun sampai 1213 tahun yang duduk di kelas IV, V, dan VI sekolah dasar. Siswa usia kelas tinggi memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan kelas rendah. Kemampuan berpikir mereka juga jauh lebih baik daripada siswa kelas rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kematanan usia yang berbeda antara kelas tinggi dan kelas 29 rendah. Izzati, dkk 2013: 115 menjelaskan lebih banyak ciri khas siswa kelas tinggi sekolah dasar yaitu sebagai berikut. 1. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari. 2. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis. 3. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. 4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Paul 1990: 3 menjelaskan bahwa karakteristik critical thinking pada siswa kelas 4 sampai 6 sekolah dasar yang muncul dari perilaku-perilaku siswa sebagai berikut. 1. Siswa termotivasi dalam pembelajaran dan sangat tertarik untuk mengemukakan gagasannya. 2. Siswa mengingat apa yang sudah dipelajarinya baik kemarin, minggu lalu, maupun bulan lalu tanpa harus diingatkan oleh guru. 3. Siswa akan melakukan koreksi apabila melakukan suatu kesalahan dalam pembelajaran. 4. Siswa menerapkan apa yang telah dielajari dalam kehidupan sehari-hari. 5. Siswa yang belum memahami materi akan menanyakan kepada guru sebagai bentuk klarifikasi. 6. Siswa gemar membaca dan membicarakan apa yang telah dibaca. 30 7. Fokus siswa tidak keluar dari topik yang sedang dibahas. Dengan demikian, karakteristik critical thinking siswa pada kelas 4 sampai kelas 6 sekolah dasar tidak terlepas dari perkembangan kognitif siswa. Siswa usia sekolah dasar khususnya kelas tinggi telah mampu berpikir logis mengenai suatu obyek atau kejadian. Berpikir kritis siswa usia sekolah dasar khususnya kelas 4 sampai kelas 6 tidak terlepas dari pengalaman yang mereka miliki. Hal trsbut dikarenakan cara berpikir kritis siswa masih terbatas pada hal-hal yang konkret, serta masih memerlukan “model” dalam berpikir krits.

D. Kajian Model Pembelajaran Problem Based Instruction PBI