98
C. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan masing- masing siklus dengan dua pertemuan. Siklus I digunakan dengan menerapkan
model pembelajaan PBI, sedangkan siklus II digunakan sebagai penyempurnaan dari dilaksanakannya siklus I. Pelaksanaan pembelajaran diikuti oleh 31 siswa,
seorang guru, dan tiga observer.
Penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus menunjukkan adanya peningkatan critical thinking siswa V pada mata pelajaran Pkn di SD Negeri 1
Sedayu Bantul Tahun Ajaran 20162017. Peningkatan tersebut terjadi akibat diterapkannya model pembelajaran Problem Based Instruction PBI dimana
menyajikan masalah atau fenomena yang relevan dengan peserta didik sebagai pokok dari pembelajaran atau dengan kata lain menggunakan pembelajaran yang
berbasis masalah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Fathurrohman 2008:90 bahwa kemampuan berpikir kritis siswa SD dapat dilakukan dengan menggunakan
pembelajaran berbasis masalah yang dapat mengembangkan dan melatih kecakapan siswa dalam pemecahan masalah dengan belajar sendiri atau kerjasama kelompok
dan memperoleh pengetahuan yang luas. Hasil observasi pada siklus I setelah menerapkan model PBI menunjukkan
bahwa penggunaan model PBI untuk meningkatkan critical thinking siswa khususnya pada mata pelajaran PKn membuat siswa lebih antusias dalam
melaksanakan diskusi kelompok. Hal tersebut terbukti ketika guru meminta siswa untuk duduk dengan kelompoknya, siswa segera bergegas menuju tempat yang
99 telah ditentukan guru. Diskusi dilakukan untuk mencari pemecahan masalah dari
fenomena yang disampaikan oleh guru. Pada siklus II, siswa mengikuti kegiatan diskusi kelompok lebih baik dari siklus I. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa
ikut mengerjakan tugas keompok, menyampaikan argumennya, serta menganalisis informasi yang relevan dengan masalah. Dalam kegiatan diskusi, siswa
mendengarkan argumen yang disampaikan oleh temannya untuk dianalisis kesesuaiannya dengan masalah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hassoubah
2008: 109 bahwa melibatkan diri dalam kegiatan diskusi kelompok akan mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis, dimana di dalam sebuah diskusi
siswa melibatkan dirinya secara aktif untuk mencari informasi yang relevan dari berbagai sumber, bertukar pendapat dengan orang lain, menghargai pendapat yang
disampaikan, serta mampu mengevaluasi dan mempertimbangkan pendapat yang telah disampaikan.
Salah satu hal yang memungkinkan meningkatnya critical thinking siswa pada mata pelajaran PKn adalah penerapan model Problem Based Instruction PBI
dimana dalam model tersebut siswa diberikan permasalahan untuk dicari pemecahannya. Permasalahan yang disampaikan membuat siswa memikirkan
alternatif jawaban yang sekiranya sesuai untuk dijadikan solusi dari permasalahan yang ada siswa memiliki alternatif sebagai jawaban sementara. Frenkel Kowiyah:
176 menegaskan bahwa tahapan dalam berpikir kritis seseorang harus memiliki alternatif terlebih dahulu sebagai jawaban sementara yang selanjutnya menentukan
kriteria yang didasarkan pada pengetahuan yang berhubungan dengan masalah.
100 Penentuan kriteria yang berhubungan dengan masalah mengharuskan siswa untuk
mencari informasi dengan membaca dari berbagai sumber. Siswa menganalisis informasi yang mereka kumpulkan. Informasi yang dikumpulkan selanjutnya
dianaliis untuk disesuaikan dengan masalah yang akan diselesaikan. Menganalisis informasi bertujuan agar siswa mampu memahami sebuah konsep yang relevan
dengan permasalahan yang sedang diselidiki. Hal tersebut senada dengan pendapat Faiz 2012:6 bahwa berpikir kritis salah satunya menuntut keterampilan
menganalisis, dimana tujuannya adalah untuk memahami sebuah konsep yang global atau umum.
Critical thinking siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I, terutama pada indikator berinteraksi dengan orang lain dan
bertanya tentang suatu penjelasan. Hal tersebut dikarenakan pembagian kelompok berdasarkan prestasi sehingga kelompok lebih heterogen. Selain itu, siswa
diberikan secarik kertas untuk menuliskan sebuah pertanyaan mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Guru yang menyampaikan materi lebih kaya sebelum
memulai jalannya diskusi menyebabkan adanya interaksi langsung antara guru dengan siswa. Dalam kaitannya mengembangkan berpikir kritis Susanto,
2013:128 menegaskan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah berinteraksi dengan siswa dimana guru dapat berperan sebagai fasilitator agar dapat
memberi petunjuk siswa agar mampu berpikir secara kritis untuk menyelesaikan masalah yang muncul.
101 Interaksi antara guru dengan siswa yang dilakukan di dalam kelas
menimbulkan adanya pemodelan langsung yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, siswa dapat mengamati secara langsung model dalam berpikir kritis. Hal
tersebut dapat melatih critical thinking siswa, seperti yang disampaikan Soeprapto Susanto, 2013: 130 salah satu tahapan dalam berpikir kritis harus memperhatikan
tingkat pemahaman siswa, dimana guru dapat memberikan pemodelan dan instruksi pada saat mengajarkan suatu mata pelajaran.
D. Keterbatasan Penelitian