13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori Critical Thinking
1. Pengertian Critical Thinking
Berpikir merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Berpikir yang menjadikan manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan
dengan hewan dan tumbuhan. Menurut Walgito 2013: 195, berpikir merupakan suatu aktivitas mental dan kognitif yang berwujud untuk mengolah atau
memanipulasi informasi dari lingkungan dengan simbol-simbol atau materi yang disimpan dalam ingatannya. Sugihartono 2013: 12 juga mengemukakan
pendapatnya bahwa berpikir merupakan suatu aktivitas kognitif yang kompleks karena melibatkan berbagai bentuk gejala jiwa seperti persepsi, sensasi, maupun
memori. Berpikir merupakan proses mental yang dapat diamati dari perilaku yang
tampak. Hal tersebut dikarenakan berpikir merupakan representasi simbolis baik dari suatu objek, peristiwa, ide, atau hubungan antar hal tersebut Irwanto, 2002:
106. Berpikir dilakukan sebagai upaya dalam pemecahan suatu masalah atau membentuk konsep baru. Solso Sugihartono, 2013: 13 menyatakan bahwa
berpikir adalah proses merepresentasi mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan berbagai proses mental seperti penilaian, abstraksi,
penalaran, imajinasi dan pemecahan masalah. Dengan demikian, proses berpikir akan menghasilkan suatu pengetahuan yang baru sebagai hasil transformasi yang
didapat dari informasi-informasi sebelumnya. Susanto 2013: 121 menyatakan
14 bahwa berpikir adalah aktivitas mental yang menghasilkan pengetahuan.
Keterampilan berpikir dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Berpikir memiliki tahapan-tahapan tertentu yang sesuai dengan
perkembangan manusia. Berpikir dimulai dari tahap awal ke tahap yang lebih tinggi atau lebih kompleks. Frenkel Kowiyah, 2012: 175-176 mengemukakan tahapan-
tahapan berpikir sejak tahap operasional konkrit sampai tahap operasional formal yaitu sebagai berikut: a Tahap berpikir konvergen, yaitu mengorganisasikan
informasi atau pengetahuan yang diperoleh untuk mendapatkan jawaban yang benar; b Tahap berpikir divergen, yaitu mengajukan beberapa alternatif sebagai
jawaban, jawaban tidak 100 benar maka dari itu tidak dapat ditarik suatu kesimpulan; c Tahap berpikir kritis, yaitu seseorang harus memiliki alternatif
terlebih dahulu sebagai jawaban sementara, kemudian menentukan kriteria untuk memiliki jawaban yang paling benar. Penentuan kriteria didasarkan pada
pengetahuan dan konsep-konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi; d Tahap berpikir kreatif, yaitu menghasilkan gagasan baru yang tidak
dibatasi oleh fakta, tidak memerlukan penyesuaian dengan kenyataan, tidak memperhatikan bukti dan bisa saja melanggar hukum.
Aktivitas berpikir seseorang yang mentransformasikan informasi menjadi pengetahuan yang baru atau untuk memecahkan masalah perlu untuk berpikir
secara kritis. Ennis 2011: 1 menerangkan bahwa “Critical thinking is reasonable and reflective thinking focused on deciding what to believe or do”. Pengertian
15 tersebut mengandung arti bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal
dan refektif yang berfokus pada pengambilan keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Lain halnya dengan Ennis, Rudinow Barry 2008: 11
mengemukakan pendapatnya bahwa “critical thinking as a set of conceptual tools with associated intellectual skills and strategies useful for making reasonable
decision about what to do or believe.” Pengertian tersebut mengandung arti bahwa berpikir kritis sebagai seperangkat konsep yang dihubungkan dengan kemampuan
dan strategi intelektual yang berguna untuk membuat suatu keputusan yang beralasan mengenai apa yang dilakukan atau yang dipercaya. Susanto 2013: 121
menyampaikan bahwa berpikir kritis merupakan kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih,
mengidentifikasi, mengkaji, dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Ngalimun 2014: 69 menyatakan bahwa critical thinking adalah kegiatan
berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat pertimbangan, dan mengambil keputusan secara tepat dan
melaksanakannya secara benar. Menurut Kuswana 2011, 20, berpikir kritis merupakan kegiatan menjelaskan tujuan, memeriksa asumsi nilai-nilai, pikiran
tersembunyi, mengevaluasi bukti, menyelesaikan tindakan, dan menilai kesimpulan. Kowiyah 2012: 179 menyatakan critical thinking adalah proses
kognitif dan tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman agar dapat membuat keputusan secara deduktif, induktif, dan evaluatif
sesuai tahapannya yang dilakukan secara berpikir mendalam.
16 Halpen Susanto, 2013:122 menjelaskan bahwa critical thinking adalah
memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan yang dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung
kepada sasaran yang perlu ditingkatkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkn berbagai kemungkinan, dan membuat
keputusan. Berpikir kritis disebut juga directed thinking karena berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju. Sedangkan Faiz 2012: 3 mengemukakan bahwa
critical thinking atau berpikir kritis adalah aktivitas mental yang yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan.
Dari beberapa definisi tentang critical thinking, peneliti sependapat dengan pendapat Ennis 2011:1 bahwa critical thinking adalah aktivitas berpikir yang
masuk akal dengan mempertimbangkan secara cermat keputusan yang akan diambil agar dapat keputusan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Indikator Critical Thinking