Hasil Mewarnai Irfan Pertemuan Kedua

89 Pemilihan warna sebagian besar adalah inisiatif Irfan. Walaupun guru sudah membimbing untuk memilih warna yang tepat, namuin Irfan tetap pada pilihan warna yang ia sukai. Selain memilih warna yang kurang tepat dengan warna objek asli, hasil mewarnai Irfan juga tidak rapi. Banyak goresan yang keluar dari objek, serta tidak semua objek dalam kertas yang Irfan selesaikan proses pewarnaannya. Dilihat dari keseluruhan hasil pewarnaan cukup bervariasi, namun pengetahuan Irfan sangat kurang tentang warna dan pengenalan objek. Irfan tidak bisa memahami instruksi guru, namun seringkali ia lebih focus pada pewarna yang sedang ia pegang dan tidak menggantinya dengan warna lain, sehingga dalam hasil pewarnaannya sering didominasi 1 warna. Walaupun Irfan menyandang down syndrome, Irfan mempunyai kelebihan selalu tertarik dengan kegiatan mewarnai, dan rasa ingin tahu yang besar, dengan keterbatasannya perlu latihan dan bimbingan untuk memberikan pengetahuan tentang berabagai macam warna dan bentuk. Secara emosional Irfan melakukan kegiatan dengan gembira dan bersemangat. Walaupun mempunyai keterbatasan dalam daya tangkap, namun selalu ingin tahu dan mencoba yang baru. Agar lebih berkreasi perlu bimbingan dan latihan untuk memberikan arahan tentang warna dan bentuk. 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai proses pembelajaran mewarnai pada siswa down syndrome dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Persiapan mewarnai yang dilakukan guru adalah menyiapkan media kertas berisi gambar berupa buah, sayur, bunga, dan hewan yang siap diwarnai anak down syndrome 2. Pelaksanaan pembelajaran mewarnai dilakukan guru dengan mengarahkan anak mengenal bentuk serta memilih warna yang disesuaikan dengan warna objek di kehidupan nyata. B . Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses pembelajaran mewarnai pada siswa Down Syndrome di SLB N 1 Yogyakarta, maka saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1. Bagi pembelajaran mewarnai dalam kelas, hendaknya dapat dikembangkan lebih luas lagi hingga ke arah pembuatan karya seni rupa berupa lukisan, baik meniru dari objek sekitar yang ditentukan oleh guru maupun karya sendiri dari anak down syndrome. 2. Bagi para guru hendaknya membuat RPP yang sistematis untuk pembelajaran yang berlangsung dalam kelas, serta menggunakan metode pengajaran yang 91 lebih rapi. Sebaiknya dapat memanfaatkan media atau alat yang ada dengan lebih maksimal untuk menunjang pembelajaran mewarnai khususnya di sekolah tunagrahita. 3. Bagi Lembaga Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus diharapkan untuk mengadakan kerjasama antara pendidik dan orang tua sehingga orang tua lebih mengerti bagaimana untuk membantu anak meningkatkan kemampuan belajarnya dan mengasah daya serapnya agar menjadi lebih baik. 4. Bagi SLB N 1 Yogyakarta diharapkan kedepannya bisa memiliki guru khusus seni rupa yang memiliki pedoman pembelajaran khusus anak berkebutuhan khusus yang bertugas untuk mengajar di kelas. 5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam tentang fenomena lain yang berkaitan dengan pembelajaran, tidak hanya tentang mewarnai namun tentang seni rupa secara luas pada anak berkebutuhan khusu sehingga dapat memberikan informasi yang berguna untuk keluarga maupun pendidik dalam melakukan proses pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus.

Dokumen yang terkait

Pelayanan Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Luar Biasa Perguruan Al-Azhar Medan

10 166 41

Komunikasi Antarpribadi Orangtua Anak Down Syndrome (Studi Kasus Komunikasi Antarpribadi Orangtua Anak Down Syndrome di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan)

21 143 109

Strategi Koping Orang Tua Pada Anak Yang Menderita Sindrom Down di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Jakarta

4 24 128

PERAN KELUARGA DAN SEKOLAH DALAM PROSES SOSIALISASI PADA ANAK DOWN SYNDROME DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) NO.167713.

0 1 25

PERUBAHAN DAN PELESAPAN FONEM DALAM KEGIATAN BERCAKAP-CAKAP PADA ANAK DOWN SYNDROME DI SEKOLAH Perubahan Dan Pelesapan Fonem Dalam Kegiatan Bercakap-Cakap Pada Anak Down Syndrome Di Sekolah Luar Biasa Cahaya Mentari Kartasura.

0 1 13

PENDAHULUAN Perubahan Dan Pelesapan Fonem Dalam Kegiatan Bercakap-Cakap Pada Anak Down Syndrome Di Sekolah Luar Biasa Cahaya Mentari Kartasura.

0 0 6

PERUBAHAN DAN PELESAPAN FONEM DALAM KEGIATAN BERCAKAP-CAKAP PADA ANAK DOWN SYNDROME DI SEKOLAH Perubahan Dan Pelesapan Fonem Dalam Kegiatan Bercakap-Cakap Pada Anak Down Syndrome Di Sekolah Luar Biasa Cahaya Mentari Kartasura.

0 1 17

PROFIL KEMANDIRIAN ANAK DOWN SYNDROME DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN PRIBADI : Studi Deskriptif Tentang Kemandirian Anak Down Syndrome di Taman Kanak-Kanak (TK) Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pendidikan dan Latihan Anak Berkelainan (YPLAB) Lembang Tahu

6 12 65

PEMBELAJARAN FINGER PAINTING PADA ANAK AGRESIF DI SEKOLAH LUAR BIASA PRAYUWANA YOGYAKARTA.

1 5 83

KOMPETENSI FONOLOGIS ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME DI SLB C NEGERI 1 YOGYAKARTA PHONOLOGICAL COMPETENCE OF CHILDREN WITH DOWN SYNDROME AT SLB C NEGERI 1 YOGYAKARTA

0 0 10