6 Mewarnai gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang
sudah bergambar. Kegiatan mewarnai melatih keterampilan motorik sekaligus kemampuan kognitif sebab dalam mewarnai seorang anak dilatih dilatih
menggunakan alat mewarnai secara tepat dan otot-otot tangannya menjadi terlatih. Selain itu, otak anak turut menganalisa warna yang disukainya atau
membubuhkan warna pada gambar sesuai pengamatan. Menurut Ekasriadi 2005: 19 mewarnai memiliki banyak manfaat untuk
perkembangan anak, salah satunya untuk mengembangkan fisik dan motorik anak dengan indicator perkembangan kreativitas anak. Prinsip pengembangan motorik
anak adalah menyajikan alat-alat yang dapat merangsang anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan kreativitas anak, salah satu cara yang
bisa dilakukan adalah mengajak anak untuk mewarnai.
2. Mewarnai Sebagai Terapi
Menurut Sujono Sukarmin 2009:190 mewarnai sebagai terapi kognitif dimana saat anak berada dalam keadaan stress, lelah, atau cemas, mewarnai dapat
menjadi sarana untuk mengembalikan keakuratan segi kognitif anak. Selain itu bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk, mengembangkan
imajinasi dan bereksplorasi dengan keterampilan motorik halusnya. Mewarnai sebagai terapi termasuk ke dalam golongan terapi bermain. Untuk anak normal
usia 3 sampai 5 tahun tahap kerja terapi bermainnya adalah sebagai berikut:
7 a.
Stimulasi Sosial Tahap ini dimana anak-anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak
memiliki tujuan tertentu. Contoh: bermain pasir bersama-sama. b.
Stimulasi Keterampilan Tahap ini dimana anak mulai menunjukkan minat dan kemampuannya,
sehingga orang disekitar anak dapat melihat bakat anak. Contoh: menggambar, bernyanyi, dan menari.
c. Stimulasi Kerjasama
Tahap ini dimana anak telah mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain menyusun puzzle atau bermain bola.
C. Pembelajaran Mewarnai 1.
Definisi pembelajaran
Hamalik 2011:57 menjelaskan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran di sekolah yaitu guru, peserta
didik serta tenaga lainnya. Menurut Heri Rahyubi 2012:6 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya guru
8 menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan
kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa.
2. Komponen-komponen pembelajaran
Menurut Heri Rahyubi 2012: 234 pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang berkaitan. Komponen
pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, kurikulum, guru, siswa, metode, materi, alat pembelajaran atau media, dan evaluasi.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah target atau hal-hal yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya berkaitan dengan dimensi
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran bisa tercapai jika pembelajar atau peserta didik mampu menguasai dimensi kognitif dan afektif
dengan baik, serta cekatan dan terampil dalam aspek psikomotoriknya. Selain itu, tujuan pembelajaran akan tercapai jika pembelajar atau peserta didik mampu
mengekspresikan dan menampilkan bakat serta potensinya secara optimal.
b. Kurikulum
Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau bidang studi dan aktivitas belajar siswa tetapi juga segala sesuatu yang
berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya: fasilitas sekolah, lingkungan yang aman,
suasana keakraban dalam proses belajar mengajar, media, dan sumber-sumber