Kisaran Intelegence Quotients IQ Anak Down Syndrome

28 1. Ketidakmampuan intelektual ringan IQ 50-70, dimana orang dewasa dengan derajat ketidakmampuan ini biasanya dapat hidup mandiri dengan sedikit pengawasan. 2. Kemampuan intelektual sedang IQ 35- 50, dimana orang dewasa dengan derajat ketidakmampuan ini akan membutuhkan pertolongan dalam mengangani masalah keuangan dan biasanya juga memerlukan sejumlah pengawasan terhadap kegiatan sehari-hari seperti berbelanja, memasak dan pulang-pergi. 3. Kemampuan intelektual berat IQ 20-35, dimana orang dewasa dengan dengan derajat ketidakmampuan ini selalu membutuhkan banyak pengawasan, walaupun ada juga yang mampu merawat diri mereka sendiri seperti berpakaian, makan, mencuci, dan ke toilet. 4. Kemampuan intelektual sangat berat IQ dibawah 20, dimana orang dewasa dengan dengan derajat ketidakmampuan ini selalu membutuhkan perawataan dan pengawasan. Kebanyakan anak-anak dan orang dewasa yang memiliki down syndrome berfungsi dalam kisaran ketidakmampuan intelektual ringan atau sedang. Masyarakat umum dan badan-badan lainnya sering tidak dapat membedakan antara ketidakmampuan intelektual sedang dan berat. Hal ini berarti bila seorang anak memiliki ketidakmampuan sedang, ia bisa saja dilayani pada berbagai pelayanan yang disebutkan untuk orang-orang cacat berat. Karenanya, penting untuk menyadari bahwa referensi terhadap cacat berat mungkin juga mencakup ketidakmampuan sedang. 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kegiatan pembelajaran mewarnai di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Bintaran Tengah di kota Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Bintaran Tengah di kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu bulan Maret hingga Agustus 2016.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah pembelajaran mewarnai siswa down syndrome kelas V SLB Negeri 1 Yogyakarta yang membahas persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi baik evaluasi proses maupun hasil. Objek penelitian ini adalah kegiatan mewarnai yang dilakukan siswa down syndrome yang membahas keseluruhan proses mewarnai yang dilakukan anak down syndrome di dalam kelas. 30

D. Data Penelitian

Data penelitian diperoleh berdasarkan kegiatan pembelajaran mewarnai di SLB, khususnya pembelajaran mewarnai untuk anak down syndrome kelas V, yang terbagi menjadi empat kelas yaitu V A, V B, V C, dan V D. Namun kelas yang terdapat anak down syndrome hanyalah kelas V C dan V D, sehingga data penelitian ini didapat dari kelas V C dan V D. Penelitian dilakukan selama 5 bulan. Tepatnya minggu ke-2 bulan Maret 2016 sampai minggu kedua bulan Agustus 2016. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu observasi terhadap kegiatan pembelajaran mewarnai pada anak down syndrome yang dilakukan pada jam efektif di kelas dan wawancara pada guru- guru wali kelas yang dilakukan di luar jam efektif. Wawancara dilakukan di luar jam efektif belajar agar kegiatan pembelajaran di kelas tidak terganggu.

E. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah guru dan proses pembelajaran mewarnai yang dijalani anak down syndrome. Guru merupakan sumber data tentang persiapan dan pelaksanaan pembelajaran mewarnai anak down syndrome. Proses selama dikelas yang dijalani anak down syndrome kelas VC dan D merupakan sumber data tentang pembelajaran mewarnai untuk anak down syndrome.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif dalam Sugiyono 2015:309, merupakan penelitian dimana teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan natural setting kondisi

Dokumen yang terkait

Pelayanan Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Luar Biasa Perguruan Al-Azhar Medan

10 166 41

Komunikasi Antarpribadi Orangtua Anak Down Syndrome (Studi Kasus Komunikasi Antarpribadi Orangtua Anak Down Syndrome di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan)

21 143 109

Strategi Koping Orang Tua Pada Anak Yang Menderita Sindrom Down di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Jakarta

4 24 128

PERAN KELUARGA DAN SEKOLAH DALAM PROSES SOSIALISASI PADA ANAK DOWN SYNDROME DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) NO.167713.

0 1 25

PERUBAHAN DAN PELESAPAN FONEM DALAM KEGIATAN BERCAKAP-CAKAP PADA ANAK DOWN SYNDROME DI SEKOLAH Perubahan Dan Pelesapan Fonem Dalam Kegiatan Bercakap-Cakap Pada Anak Down Syndrome Di Sekolah Luar Biasa Cahaya Mentari Kartasura.

0 1 13

PENDAHULUAN Perubahan Dan Pelesapan Fonem Dalam Kegiatan Bercakap-Cakap Pada Anak Down Syndrome Di Sekolah Luar Biasa Cahaya Mentari Kartasura.

0 0 6

PERUBAHAN DAN PELESAPAN FONEM DALAM KEGIATAN BERCAKAP-CAKAP PADA ANAK DOWN SYNDROME DI SEKOLAH Perubahan Dan Pelesapan Fonem Dalam Kegiatan Bercakap-Cakap Pada Anak Down Syndrome Di Sekolah Luar Biasa Cahaya Mentari Kartasura.

0 1 17

PROFIL KEMANDIRIAN ANAK DOWN SYNDROME DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN PRIBADI : Studi Deskriptif Tentang Kemandirian Anak Down Syndrome di Taman Kanak-Kanak (TK) Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pendidikan dan Latihan Anak Berkelainan (YPLAB) Lembang Tahu

6 12 65

PEMBELAJARAN FINGER PAINTING PADA ANAK AGRESIF DI SEKOLAH LUAR BIASA PRAYUWANA YOGYAKARTA.

1 5 83

KOMPETENSI FONOLOGIS ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME DI SLB C NEGERI 1 YOGYAKARTA PHONOLOGICAL COMPETENCE OF CHILDREN WITH DOWN SYNDROME AT SLB C NEGERI 1 YOGYAKARTA

0 0 10