Menunda kemudahan Keterampilan KEEQ dan keberhasilan di tempat kerja

Pepatah : “ambil yang ketahanannya paling kecil” menunjukkan bahwa seseorang akan melakukan apa yang menyenangkan dan nyaman daripada apa yang diperlukan dan menantang serta membuatnya tumbuh. Dalam lingkungan kerja yang memerlukan cara kerja modern dimana waktu sangat berarti, kemampuan menangani tugas berat dengan cara yang unggul sangat bermanfaat dalam mencapai tujuan. Penundaan adalah produk sampingan yang membuat seseorang atau tim kesulitan dalam menghadapi kerangka waktu.

b. Disiplin diri

Disiplin diri adalah inti pemecahan masalah dan pencapaian keberhasilan. Tanpa disiplin diri untuk menerima tanggung- jawab, untuk bekerja menuju apa yang benar dan tepat, dan untuk menyeimbangkan keinginan kita yang bertentangan dengan tujuan lingkungan kerja, kita akan merasa diri kita frustasi, tidak bahagia, dan tidak mampu mewujudkan tujuan kita. Dengan bersedia bertahan dalam celah antara yang benar dan salah sampai orang lain mengungkapkan masalah yang tidak jujur adalah kekuatan kepemimpinan pribadi yang layak dikembangkan. Dalam melakukan hal ini, anda perlu menyesuaikan diri secara politik dan telah memahami benar keinginan organisasi sekaligus harus mampu bertahan di bawah tekanan. Seberapa mampunya mempertahankan prinsip kita dengan kukuh saat terancam dan ditentang adalah ukuran dari kedisiplinan kita.

c. Latihan Komunikasi

Ingat pada suatu saat ketika anda berada dalam rapat atau situasi yang melibatkan beberapa orang. Anda harus bekerja sama untuk mencapai tujuan. Apa yang kelihatannya seperti tugas yang mudah berubah menjadi produksi besar-besaran. Produksi ini diakibatkan oleh permainan utama yang terbentuk dan peran yang dilakukan oleh anggota kelompok. Untuk menelusuri analogi permainan anda memiliki sekelompok orang yang terdiri dari anggota kelompok. Masing-masing dari mereka tanpa saudara atau sepenuhnya mengetahui memiliki karakter tertentu. Selalu ada si bisikan setan, si skeptis, si bandel, si suka mengeluh, si optimis, si pesimis, si pemain kelompok, direktur, dan para awak. Panggungnya dapat berupa kantor, ruang dewan, gereja, rumah atau tempat mana saja dimana terdapat kumpulan orang. Naskahnya mengandung tugas dan tujuan kelompok namun biasanya ada versi lainnya dalam bentuk maksud tersembunyi di suatu tempat di luar panggung yang setia. Selalu ada perorangan yang ingin menggantikan sutradara kalau ada peluang. Isinya dapat mengenai perilaku, sikap, citra, ego, ketidaktenangan, keterbukaan, harapan, dan rasa takut. Dengan semua ini berada di balik layar, saat kelompok melaksanakan tugasnya, permainan berubah bagaikan drama terungkap, membuat komunikasi menjadi seni yang perlu dikuasai. Efek tata lampu menjadi semakin jelas saat karakter mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya. Untuk menjadi pemain kelompok yang tebih baik adalah penting memahami cara berkomunikasi dan berhubungan dengan anggota tim lainnya sambil mengakui bahwa beberapa bagian tindakan memerlukan hubungan antar pribadi. Untuk menerima tinjauan umum, tempat pertama untuk memulai adalah Mendengarkan: Jantung Komunikasi. d. Mendengarkan: Sebagai Jantung komunikasi Menjadikan organisasi dimana kita bekarja sebagai organisasi yang “mendengar” tidaklah mudah. Salah satu yang paling berat, namun menjadi keterampilan paling penting adalah menjadi pendengar yang baik. Mengapa begitu sulitnya untuk seeorang mendengarkan dalam berkomunikasi? Ada beberapa alasan namun yang satu ini paling menonjol: kita tidak dapat menunggu untuk mengatakan sisi kita dari kisah itu, bagaimana kita merasa, dan apa yang kita pikirkan. Adalah sifat alami manusia untuk selalu mengungkap kan diri kita sendiri atau untuk mengatakan kepada orang lain bagaimana menjalani kehidupan mereka. Dalam dunia yang berkembang pesat tempat bentangan perhatian kita tidak terlalu luas, kadang menyakitkan untuk harus berhenti dan mendengarkan apa yang orang coba katakan. Ini biasanya terjadi kalau kita tidak benar-benar berminat.

B. Pengendalian Emosional Dalam Menjalankan Tugas.

1. Dinamika KEEQ ditempat kerja

Ada banyak dinamika yang terjadi di tempat kerja saat ini terutama pada saat negara dan Bangsa kita dilanda krisis ekonomi yang bersifat multi dimensi. Kita membaca dan mendengar tentang hal ini setiap hari dari berbagai media massa. Walau kekuatan pendorong yang paling kokoh dan sangat tersembunyi bagi perkembangan manusia, dan keberhasilan tempat kerja hanya menerima sedikit atau bahkan tidak diperhatikan sama sekali. Petunjuk yang sedikit diketahui tentang bagaimana kita menjadi sempurna dalam kehidupan, dan pentingnya peran yang dimainkannya dalam keberhasilan karier dan sosial yaitu “kecerdasan emosional.” Tingkat kecerdasan emosional dapat menjadi penyebab dasar keberhasilan atau sebagian masalah yang dihadapi dunia bisnis dan dunia pemerintahan saat ini. Para penganjur KEEQ menghabiskan banyak waktu menjelaskan istilah ini kepada pada menajer bisnis, dan perlunya memahami penampilan emosional kita untuk memperkuat perasaan yang mengganggu ini serta perilaku yang akan mengurangi kemajuan pribadi dan profesional. Dalam banyak hal, para ekspert sering ditanya bagaimana masalah yang tampaknya “ringan” seperti emosi ini berdampak pada keuntungan dan produktivitas jajaran bawah. KEEQ dapat menjadi penentu seberapa berhasilnya atau tidak berhasilnya suatu organisasiperusahaan atau aparatur dalam menerapkan pelayanan Prima. Tanda-tanda luar bahwa KEEQ tidak ada dalam suatu organisasi adalah, kalau misalnya: a. Pegawai kantor Kelurahan membiarkan saja penduduk yang merupakan pelanggannya, dan asyik mengobrol bersama sesama pekerja sampai pelanggan harus memanggilnya saat membutuhkan bantuan. b. Pegawai Kelurahan tidak mampu, atau tidak mau menanggapi perhatian masyarakat yang datang dan memperlakukan sebagai pelanggan. c. Peluang mendapatkan keperayaan msyarakat menjadi hilang, karena pelanggan menanyakan sesuatu yang mereka anggap bodoh dan menjawabnya dalam cara yang dapat merendahkan tingkat IQ pelanggan. Pelanggan kemudian pergi, dan berusaha mencari peluang pelayanan di tempat lainnya. Tanda-tanda bahwa dalam suatu organisasi tidak memiliki KE EQ adalah saat, misalnya: a. Mitra kerja tidak bekerjasama saling membantu.