2. Aplikasi Gaya Beiajar dan Kecerdasan Emosi
Untuk dapat mengaplikasikan gaya belajar yang mencerminkan kecerdasan emosi pribadi sehingga dapat menemukan kebahagia-
an ditempat kerja dapat dimulai dengan pemahaman atas:
a.
Paradigma Pribadi.
Ini adalah berkaitan dengan pandangan dalam dan luar diri anda. Bagaimana melihat diri anda dalam hubungannya dengan orang
lain akan membuat perbedaan dalam cara bagaimana anda berhubungan dengan orang lain dikantorditempat kerja anda.
b.
Pengkondisian Pribadi.
Hal ini mencakup pengharapan, visi dan lingkungan. Dengan bertambahnya pengalaman, kita akan membentuk visi,
pengharapan dan kesukaan kita atas pekerjaan dan bagaimana kita diperlakukan.
Apabila kita mempunyai harapan bahwa kita seharusnya menjadi seorang manajer, sedangkan kita ternyata hanya
menjadi staf biasa, visi kita tidak akan sesuai dengan situasi kita dan karena itu situasi kerja tidak akan memuaskan diri
kita. Mengetahui apa yang anda inginkan dalam hidup, bagaimana
melihat diri anda dan lingkungan yang sesuai bagi anda, merupakan pertimbangan yang penting dalam menggapai karier.
3.
Kepemimpinan Diri
Ini mencakup luasnya kendali, misi, norma dan perilaku kita. Apabila kita yakin bahwa kita memiliki keefektifan dan
kemampuan untuk mengelola nasib kita sendiri sampai batas tertentu, maka kemungkinan besar kita akan dapat menemukan
kebahagiaan dalam posisi yang mungkin tidak ideal bagi kita pada suatu waktu tertentu.
4.
Pengelolaan Diri.
Ini melibatkan karakter kita, raksasa yang bersemayam dalam diri kita dan kesejahteraan kita.
Karakter kita menciptakan berbagai prinsip-prinsip dan nilai-nilai kita. Kalau karakter kita lemah, kita akan jatuh ke dalam jebakan
melakukan sesuatu yang berlawanan dengan prinsip, yang akan memakan korban pada kesejahteraan dalam diri kita.
E. Latihan
Diskusikan dalam kelompok kecil membahas langkah dan strategi mengaplikasikan kecerdasan emosional baik dalam menanggapi
pengelolaan serta pengendalian diri, proses pengendalian diri serta dampak-dampak dari kepribadian yang dimiliki masing-masing
anggota kelompok.
F. Rangkuman
Penerapan kecerdasan emosional dapat dilakukan melalui strategi dalam menanggapi sesuatu masalah strategi dalam pengendalian diri.
Selain itu perlu dipahami pula dampak dari kepriadian seseorang terhadap kecerdasan emosional, baik yang nberupa gaya belajar,
pribadi, aplikasi gaya belajar, kepemimpinan diri dan pengelolaan diri. 51
BAB V KEPEMIMPINAN DAN DINAMIKA EQ
DI TEMPAT KERJA
Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan mampu memahami strategi penerapan kecerdasan emosional dalam
lingkup tugas, pengendalian emosional dalam menjalankan tugas, dan kiat untuk mengembangkan dan mempertahankan
keterampilan kecerdasan emosional.
A. Strategi Kecerdasan Emosional Dalam Lingkup Tugas.
Ruang lingkup kajian KEEQ ini lebih banyak difokuskan pada masalah emosional yang terdapat dalam lingkungan kerja. Berikut
ini kami tawarkan beberapa strategi untuk dikaji.
1. Rahasia PMHTM Pikiran, Mata, Hidung, Telinga, Mulut
Pernahkah anda berada dalam suatu keadaan yang di mulai sebagai suatu masalah, namun pada saat anda mulai menganalisa,
dan menguraikan masalahnya serta memberikan pendapat anda tentangnya, segalanya mendadak menjadi kacau membingung-
kan, dan lepas kendali? Dengan bertambah masalah, anda merasa seolah terjerumus ke dalam pasir penghisap yang menyeret
masuk tubuh anda satu inci demi satu inci. Bahkan walau ada sebuah cabang pohon yang kokoh tepat di samping tangan anda
yang kuat anda masih juga tidak dapat meraihnya untuk menarik anda keluar. Seolah ada beban berat yang menahan tubuh anda
ke bawah. Beban itu adalah pendapat dalam diri anda yang sangat luas yang berusaha mendapat perhatian anda, dan berusaha
mengatakan kepada anda apa yang harus dilakukan dan bagaimana memikirkannya. Penyebab terjadinya beban ini adalah
pandangan dalam diri anda mengartikan seluruh situasi dan orang luar sebagai faktor yang mempengaruhi anda namun tidak
menolong anda mengatasi masalah. Kita dapat menggunakan pandangan dalam diri kita untuk memberitahu kita cara
menganalisa suatu keadaan. Namun masalahnya, kita tidak melatihnya untuk menyaring pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan, atau untuk menetapkan masalah kita, apa yang kita butuhkan untuk menjadi efektif, dan arah yang terbaik dalam
menemukan kebahagiaan dan kepuasan.
Pandangan dalam diri kita biasanya bebas mengembara kesemua arah mengumpulkan dan memilah data-data, walau kita tidak sama
sekali apa yang harus dilakukan dengan informasi yang tersedia selama terjadinya suatu masalah atau krisis. Ketika kita telah
memutuskan apa yang harus dilakukan biasanya didasarkan pada data yang tidak lengkap atau tidak rasional yang tidak dapat
memberikan gambaran yang menyeluruh. Kita menggunakan film lama untuk mendapatkan gambaran baru yang mengakibatkan
pengambilan gambar dua kali dan menghasilkan gambar yang kabur. Pengalaman yang lalu adalah penting kalau digabungkan dengan
keterbukaan baru. Pandangan dalam diri kita bahkan seringkali ada dalam keadaan yang tenang dan menyenangkan. Pandangan tersebut
merupakan perpaduan indera kita: mata apa yang kita lihat, telinga apa yang kita dengar, pikiran apa yang kita pikirkan, mulut
apa yang kita katakan, dan hidung apa yang kita cium.
Namun kita biasanya tidak mengelola pekerjaan mereka atau memberi arah sesuai tugas mereka. Akibatnya mereka tidak dapat
bekerja bersama bagi minat terbaik kita.
53 54