Evaluasi Lima Langkah Proses Dalam Pengelolaan Diri

tepuk tangan, penulis turut berdiri dan bertepuk tangan, tidak hanya bagi hasil hebat yang telah diusahakannya, namun atas kenyataan bahwa ia kini mulai menghargai dirinya sendiri. Belakangan ia mengatakan kepada penulis bahwa ia selalu dihantui oleh kebutuhan untuk menjadi yang paling sempurna. Ia menggunakan ukuran dalam bayangan yang dibentuk dari kebutuhannya untuk diterima, dan untuk meyakinkan kepemimpinan dalam dirinya bahwa ia adalah orang yang berharga dan penuh bakat. Merupakan paduan banyak ide yang diterima kawanku bertahun- tahun yang membentuk keadaan, apakah ia dapat menerima penghargaan dan cinta. Tekanan dari mencoba mendapatkan cinta bersifat menyesuaikan dengan keadaan, menyebabkannya meragukan ketika ia benar-benar menerima penerimaan dan pengakuan yang positif. la telah membentuk tujuannya yaitu menjadi yang sempurna, yang merupakan impian untuk menutupi kenyataan bahwa ia takut atas kenyataan, kalau kelak berhasil mencapai kesempurnaan ia masih juga tidak mendapatkan cinta. Maka perburuannya menjadi lebih enak daripada pencapaian kesempurnaan biasa, dan menghadapi kenyataan masih akan terluka akibat kurangnya cinta dan penerimaan. Begitu seringnya kita tidak merasa jujur terhadap diri sendiri karena beberapa ukuran bayangan yang berasal dari kebutuhan untuk diterima. Kita merasa sukar meyakinkan diri bahwa kita orang yang berharga dan berbakat. Karena kita telah memproses banyak ide tentang diri kita selama bertahun-tahun, suara pemuasan diri kita memperkuat ide tentang ketidaksempurnaan. Saat kita berjuang membuktikan suara dalam diri kita adalah benar, kita menimbulkan pertentangan dalam diri sendiri saat menerima informasi yang positif. Sementara beberapa dari kita terlalu keras terhadap dirinya sendiri dan berusaha mencapai kesempurnaan, lainnya tidak pernah bertanggung jawab atas tindakan mereka dan selalu menudingkan telunjuknya ke tempat lain. Biasanya orang ini memiliki kepercayaan diri rendah, yang membuat mereka tidak bersedia melihat kenyataan atas tindakan mereka. Juga menyakitkan bagi mereka untuk menghadapi alasan sebenarnya mengapa mereka menjadi orang yang suka melukai orang lain. Lebih mudah berpura- pura menjadi orang yang menyenangkan dan mencari alasan saat tindakan anda tidak sesuai Menyalahkan orang lain dan bukannya bertanggungjawab adalah cara yang cerdik guna menghindari keharusan untuk berubah. Berusaha mengevaluasi orang lain adalah penting untuk pengembangan diri. Kita dapat juga belajar dari setiap orang. Orang yang seringkali melukai kita yang paling banyak mengajarkan pada kita. Dengan menerima kritik positif, dan hanya memasukan komentar yang membantu tumbuh sambil melupakan yang hanya akan memburukkan, kita akan dapat memperkaya keberadaan dalam diri kita.

D. Dampak Kepribadian Terhadap Kecerdasan Emosional

1. Gaya Beiajar Pribadi Learning Style

Seberapa banyak diantara kita yang tertarik dan ingin pergi ke Kantor? Merekalah yang telah menemukan minat dan arti dari pekerjaan kita. Kantor adalah tempat kita dapat meraih semua dan menimbulkan rasa puas. Adanya tantangan serta kuatnya hasrat untuk mencapai sesuatu tujuan menjadikan kantor sebagai tempat yang dinamis untuk didatangi setiap hari. Namun demikian bagi sebagian orang tempat kerja bukanlah merupakan lingkungan yang menyenangkan, mereka lebih senang bekerja diluar suasana kantor. Dalam situasi ini selalu ada persaingan negatif, maksud- maksud tersembunyi serta ketidaksantunan. Bagaimana cara seseorang dapat menemukan kebahagiaan di tempat yang demikian? Tentu saja anda dapat, asal dimulai dengan EQ pribadi anda. 49

2. Aplikasi Gaya Beiajar dan Kecerdasan Emosi

Untuk dapat mengaplikasikan gaya belajar yang mencerminkan kecerdasan emosi pribadi sehingga dapat menemukan kebahagia- an ditempat kerja dapat dimulai dengan pemahaman atas: a. Paradigma Pribadi. Ini adalah berkaitan dengan pandangan dalam dan luar diri anda. Bagaimana melihat diri anda dalam hubungannya dengan orang lain akan membuat perbedaan dalam cara bagaimana anda berhubungan dengan orang lain dikantorditempat kerja anda. b. Pengkondisian Pribadi. Hal ini mencakup pengharapan, visi dan lingkungan. Dengan bertambahnya pengalaman, kita akan membentuk visi, pengharapan dan kesukaan kita atas pekerjaan dan bagaimana kita diperlakukan. Apabila kita mempunyai harapan bahwa kita seharusnya menjadi seorang manajer, sedangkan kita ternyata hanya menjadi staf biasa, visi kita tidak akan sesuai dengan situasi kita dan karena itu situasi kerja tidak akan memuaskan diri kita. Mengetahui apa yang anda inginkan dalam hidup, bagaimana melihat diri anda dan lingkungan yang sesuai bagi anda, merupakan pertimbangan yang penting dalam menggapai karier. 3. Kepemimpinan Diri Ini mencakup luasnya kendali, misi, norma dan perilaku kita. Apabila kita yakin bahwa kita memiliki keefektifan dan kemampuan untuk mengelola nasib kita sendiri sampai batas tertentu, maka kemungkinan besar kita akan dapat menemukan kebahagiaan dalam posisi yang mungkin tidak ideal bagi kita pada suatu waktu tertentu. 4. Pengelolaan Diri. Ini melibatkan karakter kita, raksasa yang bersemayam dalam diri kita dan kesejahteraan kita. Karakter kita menciptakan berbagai prinsip-prinsip dan nilai-nilai kita. Kalau karakter kita lemah, kita akan jatuh ke dalam jebakan melakukan sesuatu yang berlawanan dengan prinsip, yang akan memakan korban pada kesejahteraan dalam diri kita.

E. Latihan

Diskusikan dalam kelompok kecil membahas langkah dan strategi mengaplikasikan kecerdasan emosional baik dalam menanggapi pengelolaan serta pengendalian diri, proses pengendalian diri serta dampak-dampak dari kepribadian yang dimiliki masing-masing anggota kelompok.

F. Rangkuman

Penerapan kecerdasan emosional dapat dilakukan melalui strategi dalam menanggapi sesuatu masalah strategi dalam pengendalian diri. Selain itu perlu dipahami pula dampak dari kepriadian seseorang terhadap kecerdasan emosional, baik yang nberupa gaya belajar, pribadi, aplikasi gaya belajar, kepemimpinan diri dan pengelolaan diri. 51