tepuk tangan, penulis turut berdiri dan bertepuk tangan, tidak hanya bagi hasil hebat yang telah diusahakannya, namun atas
kenyataan bahwa ia kini mulai menghargai dirinya sendiri. Belakangan ia mengatakan kepada penulis bahwa ia selalu
dihantui oleh kebutuhan untuk menjadi yang paling sempurna. Ia menggunakan ukuran dalam bayangan yang dibentuk dari
kebutuhannya untuk diterima, dan untuk meyakinkan kepemimpinan dalam dirinya bahwa ia adalah orang yang
berharga dan penuh bakat.
Merupakan paduan banyak ide yang diterima kawanku bertahun- tahun yang membentuk keadaan, apakah ia dapat menerima
penghargaan dan cinta. Tekanan dari mencoba mendapatkan cinta bersifat menyesuaikan dengan keadaan, menyebabkannya
meragukan ketika ia benar-benar menerima penerimaan dan pengakuan yang positif. la telah membentuk tujuannya yaitu
menjadi yang sempurna, yang merupakan impian untuk menutupi kenyataan bahwa ia takut atas kenyataan, kalau kelak berhasil
mencapai kesempurnaan ia masih juga tidak mendapatkan cinta. Maka perburuannya menjadi lebih enak daripada pencapaian
kesempurnaan biasa, dan menghadapi kenyataan masih akan terluka akibat kurangnya cinta dan penerimaan. Begitu seringnya
kita tidak merasa jujur terhadap diri sendiri karena beberapa ukuran bayangan yang berasal dari kebutuhan untuk diterima. Kita merasa
sukar meyakinkan diri bahwa kita orang yang berharga dan berbakat. Karena kita telah memproses banyak ide tentang diri
kita selama bertahun-tahun, suara pemuasan diri kita memperkuat ide tentang ketidaksempurnaan. Saat kita berjuang membuktikan
suara dalam diri kita adalah benar, kita menimbulkan pertentangan dalam diri sendiri saat menerima informasi yang positif. Sementara
beberapa dari kita terlalu keras terhadap dirinya sendiri dan berusaha mencapai kesempurnaan, lainnya tidak pernah
bertanggung jawab atas tindakan mereka dan selalu menudingkan telunjuknya ke tempat lain. Biasanya orang ini memiliki
kepercayaan diri rendah, yang membuat mereka tidak bersedia melihat kenyataan atas tindakan mereka. Juga menyakitkan bagi
mereka untuk menghadapi alasan sebenarnya mengapa mereka menjadi orang yang suka melukai orang lain. Lebih mudah berpura-
pura menjadi orang yang menyenangkan dan mencari alasan saat tindakan anda tidak sesuai Menyalahkan orang lain dan bukannya
bertanggungjawab adalah cara yang cerdik guna menghindari keharusan untuk berubah. Berusaha mengevaluasi orang lain
adalah penting untuk pengembangan diri. Kita dapat juga belajar dari setiap orang. Orang yang seringkali melukai kita yang paling
banyak mengajarkan pada kita. Dengan menerima kritik positif, dan hanya memasukan komentar yang membantu tumbuh sambil
melupakan yang hanya akan memburukkan, kita akan dapat memperkaya keberadaan dalam diri kita.
D. Dampak Kepribadian Terhadap Kecerdasan Emosional
1. Gaya Beiajar Pribadi Learning Style
Seberapa banyak diantara kita yang tertarik dan ingin pergi ke Kantor? Merekalah yang telah menemukan minat dan arti dari
pekerjaan kita. Kantor adalah tempat kita dapat meraih semua dan menimbulkan rasa puas. Adanya tantangan serta kuatnya
hasrat untuk mencapai sesuatu tujuan menjadikan kantor sebagai tempat yang dinamis untuk didatangi setiap hari. Namun demikian
bagi sebagian orang tempat kerja bukanlah merupakan lingkungan yang menyenangkan, mereka lebih senang bekerja diluar suasana
kantor. Dalam situasi ini selalu ada persaingan negatif, maksud- maksud tersembunyi serta ketidaksantunan. Bagaimana cara
seseorang dapat menemukan kebahagiaan di tempat yang demikian? Tentu saja anda dapat, asal dimulai dengan EQ pribadi
anda. 49
2. Aplikasi Gaya Beiajar dan Kecerdasan Emosi
Untuk dapat mengaplikasikan gaya belajar yang mencerminkan kecerdasan emosi pribadi sehingga dapat menemukan kebahagia-
an ditempat kerja dapat dimulai dengan pemahaman atas:
a.
Paradigma Pribadi.
Ini adalah berkaitan dengan pandangan dalam dan luar diri anda. Bagaimana melihat diri anda dalam hubungannya dengan orang
lain akan membuat perbedaan dalam cara bagaimana anda berhubungan dengan orang lain dikantorditempat kerja anda.
b.
Pengkondisian Pribadi.
Hal ini mencakup pengharapan, visi dan lingkungan. Dengan bertambahnya pengalaman, kita akan membentuk visi,
pengharapan dan kesukaan kita atas pekerjaan dan bagaimana kita diperlakukan.
Apabila kita mempunyai harapan bahwa kita seharusnya menjadi seorang manajer, sedangkan kita ternyata hanya
menjadi staf biasa, visi kita tidak akan sesuai dengan situasi kita dan karena itu situasi kerja tidak akan memuaskan diri
kita. Mengetahui apa yang anda inginkan dalam hidup, bagaimana
melihat diri anda dan lingkungan yang sesuai bagi anda, merupakan pertimbangan yang penting dalam menggapai karier.
3.
Kepemimpinan Diri
Ini mencakup luasnya kendali, misi, norma dan perilaku kita. Apabila kita yakin bahwa kita memiliki keefektifan dan
kemampuan untuk mengelola nasib kita sendiri sampai batas tertentu, maka kemungkinan besar kita akan dapat menemukan
kebahagiaan dalam posisi yang mungkin tidak ideal bagi kita pada suatu waktu tertentu.
4.
Pengelolaan Diri.
Ini melibatkan karakter kita, raksasa yang bersemayam dalam diri kita dan kesejahteraan kita.
Karakter kita menciptakan berbagai prinsip-prinsip dan nilai-nilai kita. Kalau karakter kita lemah, kita akan jatuh ke dalam jebakan
melakukan sesuatu yang berlawanan dengan prinsip, yang akan memakan korban pada kesejahteraan dalam diri kita.
E. Latihan
Diskusikan dalam kelompok kecil membahas langkah dan strategi mengaplikasikan kecerdasan emosional baik dalam menanggapi
pengelolaan serta pengendalian diri, proses pengendalian diri serta dampak-dampak dari kepribadian yang dimiliki masing-masing
anggota kelompok.
F. Rangkuman
Penerapan kecerdasan emosional dapat dilakukan melalui strategi dalam menanggapi sesuatu masalah strategi dalam pengendalian diri.
Selain itu perlu dipahami pula dampak dari kepriadian seseorang terhadap kecerdasan emosional, baik yang nberupa gaya belajar,
pribadi, aplikasi gaya belajar, kepemimpinan diri dan pengelolaan diri. 51