Bersikaplah Sungguh-sungguh Lima Langkah Strategi Menanggapi Pengelolaan Serta Pengendalian Diri.

minggu yang membuatnya menjadi gila. Akhirnya, aku perlu bersikap sungguh-sungguh. Cara anda mendekati seseorang sama pentingnya dengan apa yang anda katakan. Memberikan pesan campuran mix message menjadi tidak produktif terhadap apa yang perlu dicapai. Kalau anda mengatakan sesuatu tanpa bersikap sungguh-sungguh, dan tanpa mempertimbangkan kehormatan orang lain maka andalah yang pertama menjadi sasaran kontroversi. Pendapat sinis atau kejam tidak pernah memecahkan masalah, namun justru sebaliknya lebih menguatkan. Tidak peduli seberapa jujur dan terus terangnya anda, ada beberapa orang yang menolak tanggapan anda, atau mengguna- kan kesantunan anda melawan anda sendiri. Orang-orang ini curang dalam hasrat memahami masalah orang lain, dan kalau menanyakan apa yang telah mereka perbuat terhadap anda, dan anda mengatakan secara terbuka, mereka mencoba dan membuat anda merasa bersalah dengan mengatakan seperti: “anda sih selalu peka”, “bagaimana anda dapat berkata seperti itu?” atau “kalau saja anda bertindak lain, aku akan menanggapi dalam cara yang lebih positif.” Kebanyakan, kalau orang lain tidak bertanggungjawab atas kelakuannya sendiri, biasanya mereka lebih suka anda mengaku bersalah dan mengubah pendapat. Mereka melihatnya sebagai suatu cara menyingkirkan perasaan anda sendiri. Mungkin di waktu yang lain orang tidak mau bekerja bersama anda untuk memecahkan suatu masalah. Hal ini menjadi tidak mungkin mengakui pandangan lain. Dalam keadaan ini adalah tepat mempertahankan keputusan dan bersikap tetap, tegas, dan terkendali.

5. Merasa Positif

Saat harus menghadapi seseorang atau sesuatu yang menjadi masalah kadang kita metakukannya dengan cara yang negatif atau menakutkan. Dalam memecahkan dilema, kita dapat melakukannya dengan semangat juang, sikap menghancurkan, atau kita benci harus menghadapi pertentangan ini. Berhadapan dengan situasi yang tidak menyenangkan adalah bagian dari kenyataan hidup. Sukar menjalani masa yang panjang tanpa terlibat pada keadaan yang membuat kita putus asa. Bersikap positif berarti bahwa anda melihat kemungkinan sama-sama menang dan suatu peluang untuk memudahkan pemecahannya. Kita harus belajar mempertahankan sikap optimisme, menghargai kemampuan kita, dan membantu orang lain mewujudkan kemampuan mereka. Kalau yakin akan kekuatan dan kekuasaan kita, hal ini hendaknya membuat kita bebas bersikap dan bersedia bekerja bersama orang lain. Bersikap positif hendaknya menjadi pelengkap untuk bersikap realistis. Kalau anda menemukan sesuatu berada di luar kendali anda atau seseorang yang tidak menyukai apa yang anda coba lakukan secara berbeda, tetaplah bersikap positif untuk tidak memasukkannya dalam hati. Mereka berhak tidak saat menghadapi kekurangan, kekacauan, atau ketidakpastian kita memiliki alat dalam diri yang dapat membantu kita menghadapi keadaan. Sumber daya ini dapat mempertajam fokus dan mengarahkan kembali tanggapan kita sehingga dapat menjadi benar dan sesuai dengan apa yang kita benar-benar rasakan. Untuk mencapai hal ini, lebih dahulu harus mengetahui bahwa aiat ini anda menyukai dan anda juga berhak untuk tidak membiar- kan hal ini mempengaruhi anda. Orang yang positif mengatakan, “mari lakukan itu, kita dapat, aku akan, aku mengerti, aku bertanggung jawab atas tindakanku, aku akan berubah dan aku tahu ada cara yang lebih baik.” Sebaliknya, orang negatif akan berkata: “kita tidak dapat melaku- kan itu, aku tidak dapat, anda tidak paham, itu bukan tanggung jawabku, aku tidak melihat perlunya berubah, tidak ada cara lain”. 31 Semangat bersifat menular, begitu juga pesimisme, namun hanya satu yang membawa kemajuan. Falsafah pengelolaan diri hanyalah untuk mengetahui siapakah anda, apa yang anda rasakan, apa yang anda pertahankan, dan bagaimana ingin memperlakukan diri anda sendiri. Pengelolaan diri tidak berarti bahwa anda bukan diri anda sendiri, atau bahwa anda bersikap dingin atau menjadi robot yang terkendalikan. Ini tidak berarti memiliki proses pemikiran sendiri, memilih cara yang diinginkan dalam berpikir dan merasakan. Hal ini membuat hal- hal yang tidak penting menjadi kurang penting, dan memberi kebijaksanaan memilih apa yang sungguh bermanfaat bagi anda dari apa yang tidak. Pengelolaan diri adalah jembatan positif antara emosi dan logika. Kalau tidak mengelola diri sendiri, ide, pandangan, atau tinjauan apa saja dapat mengakibatkan anda tidak menentu secara emosional, dan bertabiat menjengkelkan atau perilaku yang tidak bermanfaat. Inilah sebabnya beberapa orang menghabiskan banyak waktu untuk meminta maaf atas apa yang mereka katakan atau telah dilakukan. Pengelolaan diri sebagai salah satu bentu disiplin Personal mastery mewujudkan mekanisme penyaringan untuk menangani semua rangsangan yang kita terima. Ia mengelola apa yang dimasukan dalam diri, dan bagaimana menyampaikan informasinya. Kita juga memiliki sistem penapisan yang setelah memasukan suatu masalah atau tanggapan, merasakannya, menghadapi, dan kemudian mem- biarkannya berlalu. Terlalu banyak masukan yang tidak perlu dapat membutakan inti dalam diri kita dan membuatnya lebih sukar untuk mencapai sifat produktif bagi keberhasilan pribadi.

B. Alat Pengorganisasian Dalam Diri.

Saat menghadapi kekurangan, kekacauan, dan ketidakpastian kita memiliki alat dalam diri yang dapat membantu kita menghadapi keadaan. Sumber daya ini dapat mempertajam fokus dan mengarah- kan kembali tanggapan kita sehingga dapat menjadi benar dan sesuai dengan apa yang kita benar-benar rasakan. Untuk mencapai hal ini, lebih dahulu harus mengetahui bahwa alat ini ada, dapat bekerja sesuai perintah, dan kapan saat paling baik untuk menggunakannya. Alat dalam diri diorganisasikan dalam empat golongan besar:

1. Intuisi

Ini kebijaksanaan dan penglihatan dalam diri kita sendiri. Ingat saat seseorang meminta anda melakukan sesuatu dalam diri anda mengatakan kepada anda untuk tidak mengabulkan. Mereka yang mendengarkan suara dalam diri mereka dapat menyelamat- kan diri dari suatu situasi yang negatif. Bagi yang lain hal ini dapat mengakibatkan suatu pengalaman yang tidak mengenakan. Dengan mendengarkan kebijaksanaan dalam diri, bimbingan ibu atau suara batin, kita mengakui intuisi yang dibawa sejak lahir. Pernahkah anda mendengar seseorang berkata: “sesuatu di dalam telah mengingatkanku tentang ini atau jangan melakukan itu”? Dengarkan dan tanggapilah dengan sabar. Suara batin yang anda dengar untuk diri anda bagaikan saran yang baik yang anda berikan untuk orang lain atau nasihat berguna yang anda sampaikan ke seseorang yang anda kasihi. Akan bermanfaat, kalau kita gunakan.

2. Logika dan analisa adalah kemampuan melihat gambaran

masalah secara keseluruhan, menguraikan menjadi bagian- bagiannya dan dari sana kita mampu memecahkan suatu masalah. Seringkali kita hanya memperhatikan sedikit informasi dalam menyelesaikan suatu masalah, bagaikan menggigit sepotong roti