Campers Tipe Tipe-tipe Kecerdasan Emosional

2. Pribadi Yang Unggul

Daya saing kita sebagai bangsa atau aparatur yang hidup ditentukan oleh ketiga unsur dalam daya saing: Pertama kemampuan seorang pemimpin melihat kecenderungantrend berbagai perubahan dalam lingkungan stratejik eksternal maupun lingkungan stratejik internal. Kedua kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan inovasi terutama inovasi perilaku dalam organisasi agar transformasi dari nilai dalam paradigma lama kearah paradigma baru dapat terjadi dan Ketiga adalah mempupuk sifat keunggulanExellence pada tingkat perorangan, kelompok maupun organisasi dapat dipupuk dan dikembangkan secara berkelanjutan. Pribadi seorang PNS yang dipercaya untuk menduduki jenjang kepemimpinan tertentu dalam struktur kepemimpinan. Administrasi Publik adalah sosok pribadi yang unggul Exellence dalam meningkatkan daya saing organisasinya untuk keluar dari keterpurukan dewasa ini. Tekad dan semangat ini yang dituju dengan latihan ini.

C. Ciri-ciriGaya Emosional yang sesuai

1. Berpikir serba Sistem

Cara berpikir sistem menurut Prof. Jay Forester dari MIT sebagai bangunan kurikulum mulai diajarkan di tingkat Taman kanak- kanak di Amerika Serikat. Dalam tatanan kurikulum kita berpikir sistem baru diajarkan diperguruan tinggi atau kursus-kursus untuk para eksekutif bisnis swasta. Dapat dipahami mengapa dalam memecahkan masalah kita sehari-hari baik dan kita cenderung berpikir linear dan menerabas “Quick-fix” tanpa berpikir jauh yang melibatkan aspek perasan dan emosi dari para stakeholder serta konsumen kita. Beberapa sekolah Internasional di Jakarta dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir reflektif para guru selalu menanyakan pada murid-muridnya untuk berani menceritakan apa yang dilihat dan dialami selama liburweekend. Guru memberikan komentar sesuai dengan tingkat perkembangan mental emosionalnya untuk melatih berpikir sistem dengan cara yang sederhana dan menyenangkan karena pada hakekatnya setia orang senang mendengarkan atau mengungkapkan penglaman hidupnya dalam bentuk ceritastories. Mengapa sifat dasar manusia ini tidak dijadikan sebagai pengungkit dalam merekayasa perubahan perilaku? Meskipun dapat dikatakan agak terlambat dalam kajian paradigma didalam Diklat Pim II dan Diklat Pim I diminta para peserta membiasakan berpikir sistem dengan melatih membuat Jurnal pembelajaran secara teratur serta memecahkan masalah Administrasi Publik dengan menggunakan kasus yang memberi- kan pelajaran secara eksperiential”Vicarous learning”. Dalam pelatihan outbound latihan membuat jurnal inipun dikembangkan sehingga kemampuan refleksi peserta untuk membaca pesan dari alam dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kecerdasannya secara menyeluruh. 2. Efektif dan efisien dalam menggunakan energi pribadi. Para jenius termasuk Albert Einstein baru mempergunakan + 10- 15 dari seluruh potensinyakecerdasannya. Jenius 99 adalah kerja kerasactiontindakan nyata. Satunya kata dengan perbuatan. Termasuk para peserta Diklat sekarang ini. Mengapa dapat terjadi pemborosan energi manusia seperti ini sebagian karena perkembangan pribadi dibelenggu oleh berbagai hambatan mental berupa tidak dipahaminya secara tepat esensi, prinsip serta praktek kecerdasan emosional seperti dibahas dalam modul ini.