begitu sulitnya untuk seeorang mendengarkan dalam berkomunikasi? Ada beberapa alasan namun yang satu ini
paling menonjol: kita tidak dapat menunggu untuk mengatakan sisi kita dari kisah itu, bagaimana kita merasa, dan apa yang
kita pikirkan. Adalah sifat alami manusia untuk selalu mengungkap kan diri kita sendiri atau untuk mengatakan
kepada orang lain bagaimana menjalani kehidupan mereka. Dalam dunia yang berkembang pesat tempat bentangan
perhatian kita tidak terlalu luas, kadang menyakitkan untuk harus berhenti dan mendengarkan apa yang orang coba
katakan. Ini biasanya terjadi kalau kita tidak benar-benar berminat.
B. Pengendalian Emosional Dalam Menjalankan Tugas.
1. Dinamika KEEQ ditempat kerja
Ada banyak dinamika yang terjadi di tempat kerja saat ini terutama pada saat negara dan Bangsa kita dilanda krisis ekonomi
yang bersifat multi dimensi. Kita membaca dan mendengar tentang hal ini setiap hari dari berbagai media massa. Walau
kekuatan pendorong yang paling kokoh dan sangat tersembunyi bagi perkembangan manusia, dan keberhasilan tempat kerja
hanya menerima sedikit atau bahkan tidak diperhatikan sama sekali. Petunjuk yang sedikit diketahui tentang bagaimana kita
menjadi sempurna dalam kehidupan, dan pentingnya peran yang dimainkannya dalam keberhasilan karier dan sosial yaitu
“kecerdasan emosional.” Tingkat kecerdasan emosional dapat menjadi penyebab dasar keberhasilan atau sebagian masalah
yang dihadapi dunia bisnis dan dunia pemerintahan saat ini. Para penganjur KEEQ menghabiskan banyak waktu menjelaskan
istilah ini kepada pada menajer bisnis, dan perlunya memahami penampilan emosional kita untuk memperkuat perasaan yang
mengganggu ini serta perilaku yang akan mengurangi kemajuan pribadi dan profesional. Dalam banyak hal, para ekspert sering
ditanya bagaimana masalah yang tampaknya “ringan” seperti emosi ini berdampak pada keuntungan dan produktivitas jajaran
bawah. KEEQ dapat menjadi penentu seberapa berhasilnya atau tidak
berhasilnya suatu organisasiperusahaan atau aparatur dalam menerapkan pelayanan Prima.
Tanda-tanda luar bahwa KEEQ tidak ada dalam suatu organisasi adalah, kalau misalnya:
a. Pegawai kantor Kelurahan membiarkan saja penduduk yang merupakan pelanggannya, dan asyik mengobrol bersama
sesama pekerja sampai pelanggan harus memanggilnya saat membutuhkan bantuan.
b. Pegawai Kelurahan tidak mampu, atau tidak mau menanggapi perhatian masyarakat yang datang dan memperlakukan
sebagai pelanggan. c. Peluang mendapatkan keperayaan msyarakat menjadi hilang,
karena pelanggan menanyakan sesuatu yang mereka anggap bodoh dan menjawabnya dalam cara yang dapat
merendahkan tingkat IQ pelanggan. Pelanggan kemudian pergi, dan berusaha mencari peluang
pelayanan di tempat lainnya. Tanda-tanda bahwa dalam suatu organisasi tidak memiliki KE
EQ adalah saat, misalnya: a. Mitra kerja tidak bekerjasama saling membantu.
b. Manajer mengumbar amarahnya dan mengeluarkan anak buahnya hanya karena membutuhkan cuti panjang;
c. Mitra kerja menolak memahami kerja keras kelompoknya, hanya mengkritik kesalahan mereka saja;
d. Mitra kerja saling mempercayakan informasi hanya karena mereka merasa telah dikhianati;
e. Rasa tertekan dan kebosanan membayang; f. Pegawai saling merendahkan usaha masing-masing.
Pengalaman-pengalaman seperti ini, semua membicarakan masalah tidak dikendalikannya emosi kita, kurangnya empati dan
pertimbangan, atau tidak memperhatikan kebutuhan orang lain. Masalah-masalah inti ini menjadi dasar pembentukan kelompok,
memperbaiki moral, meningkatkan produktivitas, dan memberdayakan staf untuk bekerja lebih proaktif. Ini juga
dibutuhkan dalam hubungan sesama kelompok, pelayanan pelanggan, dan menciptakan keadaan sama-sama menang. Tanpa
kesetiaan dan kerjasama antar pegawai, lingkungan kantor akan menjadi tidak hamonis. Sedangkan hubungan yang jujur dan saling
menghargai amat diperlukan. Dikarenakan tanpa kesetiaan dan kerjasama, akan menjadi suatu
ajang permusuhan seperti banyak kantor saat ini yang hanya berisi pertentangankonflik.
2. Beberapa Hambatan dalam Membangun KEEQ a. Perasaan Dan Tindakan Tidak Sehat
Takut, terpengaruh, cemburu, manipulasi, intimidasi, dan membenci diri adalah sedikit di antara kata-kata yang dapat
menjadi halangan nyata dalam membangun KEEQ saat terbawa dalam kehidupan melalui pikiran dan tindakan kita.
Seseorang yang rnenunjukkan sikap dan perilaku hidup ini berada dalam pusaran pertentangan dan kesengsaraan diri.
Kita tidak dapat menyangkal perasaan negatif ini menimbulkan bayangan tak terlihat dalam kehidupan kita dan seringkali
menjadi nyata dalam bentuk tindakan menyimpang dan kata- kata menyakitkan yang dapat membuat karakter dan
kepribadian kita menjadi suram. Tidak hanya halangan ini mengakibatkan duka kepada orang lain, namun juga
mengurangi kadar harga diri yang kita miliki yang setiap kali kehilangan unsurnya yang berharga saat kita melakukan
perilaku yang menyakitkan ini yang menyakitkan diri kita atau orang lain.
b. Kerangka Berpikir Menghancurkan Dalam Hubungan
Hambatan KEEQ lainnya adalah kerangka berpikir yang menghancurkan. Ini terjadi saat kita berjuang mencapai
sesuatu yang ideal agar dapat diterima oleh orang lain yang mungkin bertentangan dengan siapa sebenarnya diri kita. Ini
akan menjadi akar penyebab banyak masalah dalam harga diri. Secara tradisional, pria diajarkan untuk bersaing dan
membuktikan kemampuan dan keberhasilannya dengan apa yang ia menangkan. Secara tradisional, wanita diajarkan untuk
mencoba menjadi yang paling cantik, paling menyenangkan, dan paling cerdik sejauh tidak menjatuhkan kaum pria. Dalam
beberapa hal wanita bersaing dengan wanita lainnya dalam menilai diri masing-masing melalui apa yang menghubungkan
dirinya dengan wanita lain..... Apakah ia lebih cantik, ber- pakaian lebih baik, memiliki rambut indah: adalah pertanyaan
yang sering diajukan kepada diri kita. Semua lambang luar dari status dan daya tarik. Beberapa pria memusatkan diri
pada apa yang dimiliki orang lain sebagai cara meraih keberhasilan, namun cenderung tidak memusatkan diri pada