127
bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi POE dapat membantu siswa dalam memahami konsep materi.
d. Aspek Menganalisis
Aspek keterampilan proses sains yang keempat adalah aspek menganalisis. Aspek menganalisis merupakan aspek yang penting karena melalui aspek ini
dapat diketahui kemampuan berfikir siswa dalam mengolah data yang sudah diperoleh. Dalam aspek menganalisis siswa juga harus menghubungkan data hasil
praktikum dengan konsep materi dan menarik kesimpulan dari praktikum yang sudah dilakukan.
Dalam aspek menganalisis terdapat empat sub aspek yang dinilai. Rubrik aspek menganalisis untuk praktikum pertama berbeda dengan rubrik untuk
praktikum yang kedua. Perbedaan rubrik ini terjadi karena materi dan tujuan praktikum pertama dan praktikum kedua berbeda. Tujuan praktikum yang pertama
yaitu siswa dapat memahami sifat larutan penyangga dan bukan penyangga, sedangkan para praktikum yang kedua bertujuan agar siswa dapat menentukan
molaritas komponen penyangga berdasarkan pH-nya. Perbedaan itulah yang membuat siswa harus menganalisis hal yang berbeda dari kedua praktikum.
Rubrik aspek menganalisis tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. Data aspek menganalisis diperoleh dari observasi LKS dan laporan praktikum
tiap siswa. Data yang diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui kualitas kategori keterampilan aspek menganalisis. Data perolehan skor keterampilan
128
proses sains untuk setiap sub aspek menganalisis pada praktikum pertama dan
kedua ditunjukkan pada Gambar 14.
Gambar 14. Hasil Analisis Skor Aspek Menganalisis, I Sub Aspek Menjawab Pertanyaan pada Lembar Kerja Siswa dengan Benar, II Sub Aspek Mengolah
Data Menjadi Data yang Siap Digunakan, III Sub Aspek Menghubungkan Hasil yang
Diperoleh dengan
Konsep Materi
yang DipraktikumkanDidemosntrasikan,IV Sub Aspek Memberikan Kesimpulan
Setelah Mengasosiasi Data yang Diperoleh
Sub aspek yang pertama yaitu siswa dapat menjawab pertanyaan pada LKS dengan benar. Pada praktikum pertama, terdapat tujuh pertanyaan yang harus
dijawab oleh siswa. Tujuh pertanyaan tersebut terdiri dari dua pertanyaan prediksi dan lima pertanyaan pada kegiatan explain menjelaskan. Dua pertanyaan
prediksi sudah dijelaskan pada sub aspek memprediksi, sedangkan lima pertanyaan pada kegiatan explain menjelaskan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana perubahan pH pada larutan yang diuji setelah ditambah
akuades, asam kuat, dan basa kuat?
1 1.25
1.5 1.75
2 2.25
2.5 2.75
3 3.25
3.5 3.75
4
I II
III IV
Ni lai
X
Sub Aspek Menganalisis
Praktikum I Praktikum II
Sangat Baik
Baik Cukup
Kurang Sangat
Kurang
129
2. Apakah campuran larutan CH
3
COOH+CH
3
COONa merupakan larutan penyangga? Jika iya, jelaskan persamaan reaksinya, mengapa larutan
natrium asetat dan asam asetat berfungsi sebagai larutan penyangga 3.
Tuliskan sifat larutan penyangga yang Anda peroleh dari percobaan ini 4.
Tuliskan perbedaan larutan penyangga dan bukan penyangga yang Anda peroleh dari percobaan ini
5. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas
Melalui lima pertanyaan explain tersebut siswa diharapkan mampu menjawab dengan jawaban yang tepat seperti berikut ini.
1. pH mula-mula campuran larutan CH
3
COOH dan CH
3
COONa adalah 5. pH campuran ketika ditambah dengan akuades adalah tetap. Ketika ditambah
dengan asam kuat pH-nya relatif tetap atau mengalami penurunan tetapi tidak drastis pH turun kurang dari 1, sedangkan ketika ditambah dengan
basa kuat pH campuran relatif tetap atau mengalami kenaikan tetapi tidak drastis pH naik kurang dari 1. pH mula-mula campuran larutan NaCl dan
HCl adalah 1. Ketika ditambah dengan akuades pH-nya tetap. Ketika ditambah dengan asam kuat pH-nya berbubah atau mengalami penurunan
cukup drastis, sedangkan ketika ditambah dengan basa kuat pH campuran berubah atau mengalami kenaikan cukup drastis.
2. Campuran larutan CH
3
COOH dan CH
3
COONa merupakan larutan penyangga. Larutan ini terdiri dari komponen penyangga CH
3
COOH asam lemah dan CH
3
COO
-
basa konjugasi, sehingga campuran tersebut
130
merupakan larutan penyangga asam. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
CH
3
COOHaq CH
3
COO
-
aq + H
+
aq Campuran larutan CH
3
COOH dan CH
3
COONa bersifat sebagai larutan penyangga karena ketika ditambah sedikit asam kuat, sedikit basa kuat
atau diencerkan pH-nya relatif tetap. Cara kerja larutan penyangga asam tersebut yaitu :
a. Pada Penambahan Asam
Penambahan sedikit asam kuat akan menaikkan konsentrasi H
+
dalam larutan sehingga akan menggeser kesetimbangan ke kiri, akibatnya
jumlah CH
3
COO
-
menjadi berkurang. Berkurangnya CH
3
COO
-
akan digantikan oleh CH
3
COO
-
yang berasal dari garam CH
3
COONa. Atau dengan kata lain basa konjugasi CH
3
COO
-
akan menetralkan H
+
dan membentuk
CH
3
COOH. Pergeseran
ini akan
menyebabkan kesetimbangan baru di mana jumlah H
+
tidak berubah dengan drastis. Dengan demikian, jumlah H
+
dalam larutan akan tetap, akibatnya pH juga tetap. Persamaan reaski yang terjadi adalah sebagai berikut.
CH
3
COO
-
aq + H
+
aq CH
3
COOH aq b.
Pada Penambahan Basa Penambahan sedikit basa kuat OH
-
akan bereaksi dengan H
+
, sehingga H
+
berkurang dan kesetimbangan pada reaksi akan terganggu. Oleh karena itu, CH
3
COOH dalam larutan akan terionisasi membentuk H
+
yang berakibat pada pergeseran kesetimbangan ke kanan, sehingga
131
jumlah H
+
dalam larutan tetap, akibatnya pH juga akan tetap. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
CH
3
COOH aq + OH
-
aq CH
3
COO
-
aq + H
2
Ol c.
Pada Penambahan Akuades Pengenceran Pengenceran dengan akuades H
2
O tidak memberikan efek yang berarti. H
2
O akan terurai sangat sedikit menjadi H
+
dan OH
-
. Dengan demikian, konsentrasi H
+
dan OH
-
tidak mampu menggeser kesetimbangan, sehingga dapat diabaikan dan pH-nya akan tetap.
3. Sifat larutan penyangga adalah dapat mempertahankan pH atau pH-nya
relatif tetap bila ditambah dengan sedikit asam kuat, sedikit basa kuat atau diencerkan. Larutan penyangga dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah
dengan basa konjugasinya ataupun dari basa lemah dengan asam konjugasinya reaski ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
Larutan penyangga memiliki sifat berbeda dengan komponen-komponen pembentuknya
4. Pada larutan bukan penyangga, jika ditambah sedikit asam atau basa kuat
maka pH-nya akan berubah drastis. Jika ditambah asam pH akan semakin turun dan jika ditambah basa pH akan semakin naik. Sedangkan pada
larutan penyangga, jika ditambah sedikit asam maupun basa kuat pH tidak berubah secara drastis, bahkan nilai pH-nya bisa sama setelah ditambah
sedikit asam atau basa. 5.
Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH dengan penambahan sedikit asam kuat, basa kuat atau diencerkan.
132
Sedangkan larutan bukan penyangga akan mengalami perubahan pH yang drastis jika ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau diencerkan.
Larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugasinya ataupun oleh basa lemah dan asam
konjugasinya. Dalam percobaan ini campuran larutan CH
3
COOH dan CH
3
COONa merupakan larutan penyangga, sedangkan campuran larutan NaCl dan HCl bukan merupakan larutan penyangga.
Kunci jawaban di atas berbeda dengan kunci jawaban yang ada pada Buku Pengayaan Guru karena sudah disesuaikan dengan praktikum yang dilakukan
siswa. Pada sub aspek ini, siswa mendapatkan nilai tinggi jika semakin banyak jumlah pertanyaan yang berhasil mereka jawab dengan benar dari total tujuh
pertanyaan. Perolehan skor untuk sub aspek menjawab pertanyaan pada Lembar Kerja Siswa dengan benar adalah 104 dan rata-ratanya yaitu 3,35. Setelah
dianalisis skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan data
tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menjawab pertanyaan di LKS dengan benar. Namun, terdapat satu pertanyaan dari total tujuh pertanyaan
yang dijawab salah oleh hampir semua kelompok. Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan prediksi nomor dua sebagai berikut.
Apakah pH akan berubah jika pada tabung Y ditetesi 2 tetes H
2
SO
4
0,1 M dan pada tabung Z ditetesi 2 tetes NaOH 0,1 M? Jelaskan mengapa hasilnya seperti
prediksi Anda
133
Contoh jawaban siswa kelompok 3 yang salah dalam menjawab pertanyaan prediksi di atas ditunjukkan oleh Gambar 15.
Gambar 15. Contoh Jawaban Prediksi Nomor 2 pada Praktikum Pertama yang Dijawab Salah oleh Sebagian Besar Siswa
Berdasarkan jawaban di atas, dapat diketahui bahwa siswa belum memahami konsep dari materi larutan penyangga yang sedang dipraktikumkan. Namun, ada
pula siswa yang sudah benar dalam menjawab pertanyaan prediksi tersebut. Contoh jawaban siswa kelompok 4 yang benar dalam menjawab pertanyaan
prediksi nomor dua ditunjukkan pada Gambar 16.
Gambar 16. Contoh Jawaban Prediksi Nomor 2 pada Praktikum Pertama yang Sudah Tepat
134
Jawaban di atas merupakan jawaban yang benar, akan tetapi jawaban tersebut masih belum lengkap karena tidak dilengkapi dengan penjelasan secara konsep
ilmiah. Pada praktikum yang kedua, terdapat total enam pertanyaan yang ada di LKS.
Pertanyaan tersebut terdiri dari satu soal pertanyaan prediksi dan lima pertanyaan pada kegiatan explain menjelaskan. Satu pertanyaan prediksi sudah dijelaskan
pada sub aspek memprediksi, sedangkan lima pertanyaan pada kegiatan explain menjelaskan adalah sebagai berikut.
1. Buatlah grafik titrasi pH terhadap volume NH
3
X M 2.
Tentukan titik ekuivalen dari grafik yang sudah Anda buat 3.
Berapa konsentrasi NH
3
berdasarkan grafik? Kb NH
3
= 1,8 x 10
-5
4. Apakah larutan yang diprediksi merupakan larutan penyangga? Jelaskan
jawaban Anda 5.
Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas
Melalui lima pertanyaan explain tersebut siswa diharapkan mampu menjawab dengan jawaban yang tepat seperti berikut ini.
135
1. Contoh grafik titrasi pH terhadap volume NH
3
X M
Gambar 17. Contoh Grafik Titrasi Larutan HCl dan NH
3
2. Titik ekuivalen grafik tercapai saat pH campuran yaitu ±4,5 dan volume
larutan NH
3
X M yang digunakan adalah ±22 mL 3.
Titik ekuivalen terjadi pada pH 4,5 dan volume larutan NH
3
yang digunakan adalah 22 mL.
pH = 4,5
pOH = 14 – pH = 14 – 4,5 = 9,5
[OH
-
] = 10
-9,5
[OH
-
] = Kb x
b g
Missal konsentrasi dari larutan NH
3
adalah a.
136
Mol larutan NH
3
= a M x 22 mL = 22a mmol Mol larutan HCl = 0,1 M x 5 mL = 0,5 mmol
Persamaan reaksi : NH
3
aq + HClaq NH
4
Claq Persamaan reaksi ion bersihnya adalah sebagai berikut.
NH
3
aq +
H
+
aq NH
4 +
aq Mula-mula
: 22a mmol
0,5 mmol -
Bereaksi :
0,5 mmol 0,5 mmol
0,5 mmol Sisa
: 22a
– 0,5 mmol -
0,5 mmol
[OH
-
] = Kb x
b g
10
-9,5
= 1,8 x 10
-5
x
22a 0 5 mmol 0 5 mmol
0,56 x 10
-4,5
=
22a 0 5 mmol 0 5 mmol
0,56 x 10
-4,5
x 0,5 = 22a – 0,5
8,85 x 10
-6
= 22a – 0,5
8,85 x 10
-6
+ 0,5 = 22a
0,500008854 = 22 a
a =
0 500008854 22
a = 0,02
Jadi, konsentrasi larutan NH
3
adalah 0,02 M
137
4. Campuran larutan NH
3
dan larutan HCl 0,1 M bukan merupakan larutan penyangga karena konsentrasi larutan NH
3
lebih kecil daripada konsentrasi larutan HCl, sehingga tidak ada kelebihan basa lemah.
5. Berdasarkan hasil perhitungan konsentrasi larutan NH
3
adalah ±0,02 M Kunci jawaban di atas berbeda dengan kunci jawaban yang ada pada Buku
Pengayaan Guru karena sudah disesuaikan dengan praktikum yang dilakukan siswa. Pada sub aspek ini, siswa mendapatkan nilai tinggi jika semakin banyak
jumlah pertanyaan yang berhasil mereka jawab dengan benar dari total enam pertanyaan. Perolehan skor untuk sub aspek menjawab pertanyaan pada Lembar
Kerja Siswa dengan benar adalah 104 dan rata-ratanya yaitu 3,35. Setelah dianalisis skor tersebut masuk dalam kategori
“Sangat Baik”. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menjawab pertanyaan di
LKS dengan benar. Meskipun sebagian besar siswa sudah dapat menjawab pertanyaan LKS
dengan benar, terdapat satu pertanyaan dari total enam pertanyaan yang dijawab kurang lengkap oleh hampir semua kelompok. Pertanyaan tersebut adalah
pertanyaan prediksi seperti yang sudah dijelaskan pada sub aspek memprediksi. Skor penilaian sub aspek menganalisis dalam menjawab pertanyaan LKS dengan
tepat pada praktikum pertama sama dengan skor yang ada pada praktikum kedua. Kualitas kategori sub aspek tersebut yaitu
“Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengerjakan sebagian besar pertanyaan yang ada di LKS .
138
Sub aspek kedua dalam aspek keterampilan menganalisis adalah kemampuan siswa dalam mengolah data. Rubrik sub aspek kedua dalam aspek menganalisis
untuk praktikum pertama berbeda dengan rubrik untuk praktikum kedua. Rubrik sub aspek menganalisis untuk praktikum pertama dan kedua dapat dilihat pada
Lampiran 6. Pada praktikum pertama, sub aspek kedua dalam aspek menganalisis adalah mengolah data menjadi data yang siap digunakan. Penilaian sub aspek ini
berdasarkan kelengkapan siswa dalam mengisi tabel hasil pengamatan. Semakin lengkap data yang diisikan pada tabel hasil pengamatan, maka nilai siswa juga
semakin tinggi. Siswa mendapat skor penilaian maksimal jika melengkapi 7 –8
kolom data pada tebel pengamatan. Tabel hasil pengamatan siswa pada praktikum pertama yang sudah diperbaiki dapat ditunjukkan pada Gambar 18.
Gambar 18. Tabel Hasil Pengamatan Siswa pada Praktikum Pertama yang Sudah Diperbaiki
Berdasarkan pengamatan, perolehan total skor sub aspek mengolah data menjadi data yang siap digunakan adalah 124 dan rata-ratanya yaitu 4.
Berdasarkan rata-rata skor tersebut maka sub aspek ini masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh siswa melengkapi 7–8 kolom
data pada tabel pengamatannya. Sub aspek ini menunjukkan bahwa siswa mampu
139
mengolah data perubahan pH yang ditunjukkan pada indikator universal ke dalam tabel hasil pengamatan, dimana data tersebut nantinya siap digunakan untuk
kegiatan berikutnya. Berikut ini adalah contoh tabel hasil pengamatan siswa pada kelompok dua yang ditunjukkan pada Gambar 19.
Gambar 19. Contoh Tabel Hasil Pengamatan Kelompok Dua pada Praktikum Pertama
Pada praktikum kedua, sub aspek kedua dalam aspek menganalisis adalah mengolah data yang diperoleh agar dapat memahami konsep yang sedang
dipelajari. Penilaian sub aspek ini didasarkan pada kemampuan siswa dalam membuat grafik titrasi pH terhadap volume NH
3
X M. Jika siswa mampu membuat grafik dengan benar dan lengkap sesuai data hasil pengamatan, maka
siswa mendapatkan skor yang tinggi. Perintah untuk membuat grafik ini terdapat pada pertanyaan kegiatan explain nomor satu. Contoh grafik titrasi yang tepat
dapat dilihat pada Gambar 17.
140
Gambar 17. Contoh Grafik Titrasi Larutan HCl dan NH
3
Berdasarkan observasi, total skor sub aspek mengolah data yang diperoleh agar dapat memahami konsep yang sedang dipelajari adalah 119 dan rata-ratanya
yaitu 3,84. Berdasarkan rata-rata skor tersebut maka sub aspek ini masuk dalam kategori
“Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mampu membuat grafik titrasi pH terhadap volume NH
3
X M dengan baik. Kemampuan membuat grafik titrasi ini sangat penting karena data titik ekuivalen
yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk menghitung konsentrasi larutan NH
3
yang sebelumnya belum diketahui. Dalam pembuatan grafik titrasi, masih ada beberapa kelompok siswa yang kurang tepat. Contoh grafik titrasi kelompok
tiga yang kurang tepat ditunjukkan pada Gambar 20.
141
Gambar 20. Contoh Grafik Titrasi yang Kurang Tepat Berdasarkan grafik di atas, siswa salah dalam menentukan volume larutan
NH
3
yang digunakan saat titik ekuivalen. Seharusnya penentuan volume larutan NH
3
ditarik dari garis lengkung grafik tersebut. Data volume larutan NH
3
yang benar yaitu sekitar 21,5 mL bukan 20 mL. Kesalahan tersebut dapat dikarenakan
siswa belum tahu bagaimana cara menentukan volume titran pada titik ekuivalen grafik. Meskipun demikian ada pula kelompok yang sudah benar dalam membuat
grafik titrasi sesuai data hasil pengamatannya. Contoh grafik titrasi kelompok satu
yang sudah tepat dapat dilihat pada Gambar 21.
142
Gambar 21. Contoh Grafik Titrasi yang Sudah Tepat Berdasarkan grafik di atas, siswa sudah tepat dalam menentukan pH dan
volume pada titik ekuivalen. pH pada titik ekuivalen adalah 4,5 dan volume larutan NH
3
yang diperlukan yaitu 23 mL. Selain itu, grafik kelompok satu juga sudah dilengkapi dengan keterangan koordinat x absis dan koordinat y ordinat.
Dimana koordinat x menunjukkan volume larutan NH
3
X M yang digunakan, sedangkan koordinat y menunjukkan pH campuran saat proses titrasi.
Sub aspek ketiga dalam aspek keterampilan menganalisis adalah siswa dapat menghubungkan hasil yang diperoleh dengan konsep materi yang
dipraktikumkandidemonstrasikan. Rubrik sub aspek ini untuk praktikum pertama
143
sama dengan rubrik untuk praktikum yang kedua. Data pada sub aspek ini dilihat dari laporan siswa. Jika pada laporan siswa sudah dapat menghubungkan hasil
yang diperoleh
dengan konsep
materi yang
sedang dipraktikumkandidemonstrasikan
dengan benar,
maka siswa
tersebut mendapatkan skor yang tinggi.
Pada praktikum pertama, siswa mendapat skor yang tinggi jika mampu menjelaskan bahwa campuran larutan CH
3
COOH dan CH
3
COONa merupakan larutan penyangga. Campuran tersebut merupakan larutan penyangga asam yang
tersusun dari komponen asam lemah CH
3
COOH dan juga basa konjugasinya CH
3
COO
-
. Siswa juga diminta untuk menjelaskan persamaan reaksi larutan penyangga dan menjelaskan bagaimana cara kerja larutan penyangga asam
tersebut ketika ditambah sedikit asam kuat, basa kuat maupun diencerkan. Selain itu, siswa mendapat skor tinggi jika mampu menjelaskan bahwa campuran larutan
NaCl dan HCl bukan merupakan larutan penyangga. Berdasarkan teori, campuran larutan HCl dan NaCl bukan merupakan
larutan penyangga karena NaCl bukan merupakan garam dari asam lemah atau basa lemah. Larutan NaCl merupakan garam dari asam kuat HCl dan basa kuat
NaOH, sedangkan untuk membuat larutan penyangga dibutuhkan pencampuran asam lemah dengan garamnya garam yang menghasilkan basa konjugasi dari
asam tersebut atau dengan mencampurkan suatu asam lemah dengan basa kuat dimana asam lemah yang dicampurkan dalam jumlah berlebih.
144
Pada praktikum pertama, terdapat kesalahan pada langkah kerja di LKS. Seharusnya volume larutan H
2
SO
4
0,1 M asam kuat dan larutan NaOH 0,1 M basa kuat yang ditambahkan pada masing-masing tabung Y dan Z sebanyak 2
mL bukan 2 tetes. Kesalahan pada petunjuk praktikum ini membuat campuran larutan HCl dan NaCl ketika ditambah 2 tetes H
2
SO
4
0,1 M asam kuat dan 2 tetes larutan NaOH 0,1 M basa kuat pH-nya tidak berubah, yaitu tetap 1. Ketika
campuran larutan HCl dan NaCl ditambah lagi dengan 2 tetes H
2
SO
4
0,1 M tabung Y dan 2 tetes larutan NaOH 0,1 M tabung Z pH-nya tetap tidak
berubah. Hal ini membuat banyak siswa yang salah mengartikan bahwa campuran larutan HCl dan NaCl merupakan larutan penyangga. Padalah campuran tersebut
bukan merupakan larutan penyangga. Pembahasan inilah yang akan dinilai dari laporan siswa.
Berdasarkan observasi laporan siswa, total skor sub aspek ini untuk praktikum pertama adalah 117 dan rata-ratanya yaitu 3,77. Setelah dianalisis sub
aspek ini masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa dapat menghubungkan hasil yang diperoleh dengan konsep materi yang dipraktikumkandidemonstrasikan. Meskipun begitu ada beberapa
siswa yang tidak menghubungkan hasil yang diperoleh dengan konsep materi pada laporannya. Contoh pembahasan laporan siswa kelompok enam absen 20
yang kurang lengkap dapat dilihat pada Gambar 22.
145
Gambar 22. Contoh Pembahasan Laporan Siswa pada Praktikum Pertama yang Kurang Lengkap
Berdasarkan pembahasan di atas, siswa tidak menghubungkan hasil yang diperoleh dengan konsep materi larutan penyangga. Seharusnya siswa
menjelaskan kenapa campuran larutan CH
3
COOH dan CH
3
COONa dapat menjadi larutan penyangga dan kenapa campuran larutan NaCl dan HCl bukan merupakan
larutan penyangga. Terdapat beberapa siswa yang sudah dapat menghubungkan hasil yang
diperoleh dengan konsep materi. Salah satu contoh pembahasan siswa yang sudah tepat ditunjukkan pada Gambar 23. Pada gambar tersebut ditunjukkan cuplikan
pembahasan siswa yang sudah tepat, dimana siswa sudah dapat menghubungkan hasil yang diperoleh dengan konsep materi larutan penyangga. Pada pembahasan
tersebut, siswa membahas tentang syarat pembentukan larutan penyangga. Siswa juga menjelaskan bahwa menurut teori campuran larutan HCl dan NaCl bukan
merupakan larutan penyangga.
146
Gambar 23. Contoh Pembahasan Laporan Siswa pada Praktikum Pertama yang Sudah Lengkap
147
Pada praktikum kedua, siswa mendapat skor tinggi jika mampu menjelaskan cara mencari molaritas larutan NH
3
yang digunakan berdasarkan data pH dan volume NH
3
pada titik ekuivalen. Selain itu, siswa mendapatkan skor tinggi jika menjelaskan sifat campuran larutan HCl 0,1 M dan NH
3
setelah konsentrasi dari NH
3
diketahui. Berdasarkan observasi laporan siswa, total skor sub aspek menghubungkan hasil dengan konsep materi untuk praktikum pertama
adalah 115 dan rata-ratanya yaitu 3,7. Setelah dianalisis sub aspek ini masuk dalam kategori
“Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat menghubungkan hasil yang diperoleh dengan konsep materi yang
dipraktikumkandidemonstrasikan. Meskipun begitu ada beberapa siswa yang tidak menghubungkan hasil yang diperoleh dengan konsep materi pada
laporannya. Contoh pembahasan laporan siswa kelompok satu absen 11 yang kurang lengkap dapat dilihat pada Gambar 24.
Gambar 24. Contoh Pembahasan Laporan Siswa pada Praktikum Kedua yang Belum Lengkap
Berdasarkan pembahasan di atas, siswa tidak menjelaskan cara mencari molaritas larutan NH
3
berdasarkan data pH dan data volume NH
3
saat titik ekuivalen. Selain itu, siswa juga tidak menjelaskan sifat campuran larutan HCl
dan NH
3
setelah konsentrasi NH
3
diketahui. Berdasarkan perhitungan siswa
148
tersebut, konsentrasi NH
3
adalah 0,0208 M. Dari data konsentrasi tersebut dapat diketahui bahwa campuran 5 mL larutan HCl 0,1 M dan 5 mL larutan NH
3
0,0208 M bukan merupakan larutan penyangga karena tidak ada basa lemah yang
berlebih mol asam kuat lebih besar dari mol basa lemah. Larutan penyangga basa dapat dibuat dari basa lemah dan asam kuat asalkan jumlah basa lemah yang
ditambahkan berlebih. Contoh pembahasan laporan siswa kelompok lima absen enam yang sudah lengkap dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Contoh Pembahasan Laporan Siswa pada Praktikum Kedua yang Sudah Lengkap
Berdasarkan pembahasan di atas, siswa sudah menghubungkan hasil pengamatannya dengan konsep materi dimana larutan penyangga dapat dibuat dari
campuran basa lemah dan asam kuat asalkan jumlah basa lemah yang ditambahkan berlebih mol basa lemah lebih besar dari mol asam kuat.
149
Sub aspek keempat dalam aspek keterampilan menganalisis adalah siswa dapat memberikan kesimpulan setelah mengasosiasi data yang diperoleh. Rubrik
sub aspek ini untuk praktikum pertama sama dengan rubrik untuk praktikum yang kedua. Data pada sub aspek ini dilihat dari laporan siswa. Jika pada laporan siswa
sudah dapat memberikan kesimpulan setelah mengasosiasi data yang diperoleh dengan benar, maka siswa tersebut mendapatkan skor yang tinggi. Pada praktikum
pertama, siswa mendapat skor yang tinggi jika mampu menyimpulkan sifat larutan penyangga dan bukan penyangga berdasarkan data serta konsep ilmiah.
Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH dengan penambahan sedikit asam kuat, basa kuat atau diencerkan. Sedangkan
larutan bukan penyangga akan mengalami perubahan pH yang drastis jika ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau diencerkan. Larutan penyangga
merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugasinya ataupun oleh basa lemah dan asam konjugasinya. Pada praktikum
pertama, campuran larutan CH
3
COOH dan CH
3
COONa merupakan larutan penyangga, sedangkan campuran larutan NaCl dan HCl bukan merupakan larutan
penyangga. Berdasarkan observasi laporan siswa, total skor sub aspek ini untuk
praktikum pertama adalah 113 dan rata-ratanya yaitu 3,65. Setelah dianalisis sub aspek ini masuk dalam kategori
“Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat menyimpulkan dengan benar berdasarkan data dan
konsep ilmiah. Meskipun begitu ada beberapa siswa yang tidak dapat menyimpulkan dengan benar hasil praktikumnya berdasarkan data dan konsep
150
ilmiah. Contoh kesimpulan siswa kelompok satu nomor absen lima yang kurang tepat dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Contoh Kesimpulan Laporan Siswa pada Praktikum Pertama yang Kurang Lengkap
Kesimpulan di atas menyatakan bahwa buffer dapat dibentuk dengan asam lemah dan basa konjugasinya dan asam lemah dengan basa konjugasinya.
Kesimpulan tersebut kurang tepat karena siswa tidak menjelaskan sifat dari larutan penyangga dan bukan penyangga jika ditambah dengan sedikit asam kuat,
basa kuat atau diencerkan. Selain itu, kesimpulan dari siswa tersebut juga tidak didasarkan pada data pengamatan dimana campuran larutan CH
3
COOH dan CH
3
COONa tidak mengalami perubahan pH jika ditambah sedikit asam kuat, basa kuat, maupun diencerkan. Sedangkan campuran larutan NaCl dan HCl bukan
merupakan larutan penyangga. Contoh kesimpulan siswa kelompok dua nomor absen 32 yang sudah tepat dapat dilihat pada Gambar 27.
151
Gambar 27. Contoh Kesimpulan Laporan Siswa pada Praktikum Pertama yang Sudah Lengkap
Berdasarkan kesimpulan di atas, siswa sudah memberikan kesimpulan praktikum sesuai dengan data dan konsep ilmiah. Siswa sudah dapat
menyimpulkan tentang sifat larutan penyangga dan bukan penyangga serta memberikan penjelasan sifat dari kedua jenis campuran yang diuji.
Pada praktikum kedua, siswa mendapat skor yang tinggi jika mampu menyimpulkan nilai konsentrasi larutan NH
3
berdasarkan perhitungan. Selain itu, siswa juga harus dapat memberikan penjelasan sifat dari campuran 5 mL larutan
HCl 0,1 M dan 5 mL larutan NH
3
jika konsentrasi NH
3
sudah diketahui. Apabila hasil dari perhitungan siswa menunjukkan bahwa konsentrasi larutan NH
3
≤ konsentrasi larutan HCl 0,1 M, maka campuran tersebut bukan merupakan larutan
penyangga karena tidak ada kelebihan basa lemahnya. Campuran dapat menjadi
152
larutan penyangga asalkan konsentrasi dari 5 mL larutan NH
3
lebih besar dari konsentrasi 5 mL larutan HCl yaitu 0,1 M. Jika konsentrasi larutan NH
3
lebih dari 0,1 M, maka mol dari NH
3
akan lebih besar dari larutan HCl, sehingga terdapat kelebihan basa lemah yang membuat campuran tersebut bersifat sebagai larutan
penyangga. Berdasarkan observasi laporan siswa, total skor sub aspek ini untuk
praktikum kedua adalah 122 dan rata-ratanya yaitu 3,94. Setelah dianalisis sub aspek ini masuk dalam kategori
“Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua siswa dapat menyimpulkan hasil praktikum dengan benar
berdasarkan data dan konsep ilmiah. Meskipun begitu ada satu siswa yang tidak dapat menyimpulkan dengan benar hasil praktikumnya berdasarkan data dan
konsep ilmiah. Contoh kesimpulan siswa kelompok satu nomor absen lima yang tidak tepat dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28. Contoh Kesimpulan Laporan Siswa pada Praktikum Kedua yang Tidak Tepat
Kesimpulan di atas menyatakan bahwa untuk membuat larutan penyangga harus diperoleh konsentrasi yang lebih besar dari larutan yang lemah. Berdasarkan
pernyataan tersebut, siswa kurang tepat dalam meyimpulkan hasil praktikumnya. Siswa tersebut juga tidak menghubungkan hasil praktikumnya dengan data dan
153
konsep ilmiah. Dari kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa siswa belum memahami konsep materi tentang syarat pembuatan larutan penyangga yang
berasal basa lemah dan juga asam kuat, dimana jumlah dari basa lemah harus berlebih dibandingkan dengan asam kuatnya. Contoh kesimpulan siswa
kelompok satu nomor absen sembilan yang sudah tepat dapat dilihat pada Gambar 29.
Gambar 29. Contoh Kesimpulan Laporan Siswa pada Praktikum Kedua yang Sudah Tepat
Berdasarkan kesimpulan di atas, siswa sudah dapat menyimpulkan hasil praktikumnya dengan benar sesuai data dan konsep ilmiah. Siswa tersebut
menjelaskan konsentrasi larutan NH
3
yang didapat melalui perhitungan dan bagaimana sifat campuran 5 mL HCl 0,1 M dengan 5 mL NH
3
jika konsentrasi NH
3
diketahui sebesar 0,02 M. Skor sub aspek memberikan kesimpulan setelah mengasosiasi data yang diperoleh untuk praktikum kedua mengalami peningkatan
bila dibandingkan dengan skor praktikum pertama. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan berdasarkan data dan konsep
154
ilmiah sudah meningkat. Peningkatan ini dapat dikarenakan penjelasan guru di awal praktikum, kejelasan petunjuk LKS maupun dari siswa sendiri yang sudah
belajar membuat kesimpulan yang baik dari praktikum pertama. Berdasarkan analisis sub aspek menganalisis di atas dapat diketahui bahwa
keempat sub aspek tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Untuk
praktikum pertama dan kedua, sub aspek menjawab pertanyaan pada Lembar Kerja Siswa dengan benar memiliki skor yang sama. Skor sub aspek mengolah
data menjadi data yang siap digunakan dan sub aspek menghubungkan hasil yang diperoleh dengan konsep materi yang dipraktikumkandidemosntrasikan pada
praktikum kedua mengalami penurunan bila dibandingkan dengan praktikum pertama. Namun, penurunan skor tersebut tidak terlalu drastis. Skor sub aspek
memberikan kesimpulan setelah mengasosiasi data yang diperoleh pada praktikum kedua mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan skor praktikum
pertama. Dalam penelitian ini, secara umum keterampilan proses sains siswa yang
diajar menggunakan metode demonstrasi dan teknik POE pada aspek menganalisis menunjukkan hasil yang sangat baik. Sebagaimana hasil penelitian
Karamustafao
ğlu
dan Naaman 2015 penelitian ini juga menyimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen pada aspek menganalisis
tergolong baik selama mengikuti kegiatan praktikum dengan teknik POE. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya miskonsepsi dan peningkatan kemampuan berfikir
siswa setelah diajar menggunakan metode demonstrasi dan teknik POE. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa siswa yang diajar menggunakan teknik POE
155
lebih mudah dalam memahami konsep pembelajaran daripada siswa yang tidak diajar dengan teknik tersebut.
e. Aspek Mengkomunikasikan