Aspek Mengkomunikasikan Keterampilan Proses Sains Siswa

155 lebih mudah dalam memahami konsep pembelajaran daripada siswa yang tidak diajar dengan teknik tersebut.

e. Aspek Mengkomunikasikan

Aspek keterampilan proses sains yang kelima adalah aspek mengkomunikasikan. Aspek mengkomunikasikan merupakan aspek yang penting dalam keterampilan proses sains siswa karena dari aspek ini dapat terlihat kemampuan siswa dalam berdiskusi, bekerja sama dengan teman satu kelompok, menyampaikan hasil pengamatannya baik secara lisan maupun tertulis serta memberikan tanggapan. Hasil analisis perolehan skor untuk masing-masing sub aspek dalam aspek keterampilan mengkomunikasikan dapat dilihat pada Gambar 30. Gambar 30. Hasil Analisis Skor Aspek Mengkomunikasikan, I Sub Aspek Mendiskusikan Praktikum yang Dilakukan dengan Kelompoknya, II Sub Aspek Bekerjasama dengan Teman Satu Kelompok, III Sub Aspek Menyampaikan 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5 2.75 3 3.25 3.5 3.75 4 I II III IV Nil ai X Sub Aspek Mengkomunikasikan Praktikum I Praktikum II Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 156 Secara Lisan atau Tertulis Hasil dari Kegiatan Demonstrasi POE yang Diperoleh, IV Sub Aspek Memberikan Tanggapan Selama Proses Diskusi Berlangsung Sub aspek yang pertama dalam aspek mengkomukasikan adalah mendiskusikan praktikum yang dilakukan dengan kelompoknya. Rubrik sub aspek ini untuk kedua praktikum adalah sama. Siswa mendapatkan skor penilaian maksimal jika mendiskusikan praktikum yang sedang dilakukan dengan semua anggota kelompoknya. Siswa diharapkan aktif berdiskusi dengan semua anggota kelompok, sehingga tidak ada satupun anggota yang hanya mendiskusikan praktikum dengan anggota kelompok tertentu saja. Pada praktikum pertama, total skor yang diperoleh siswa adalah 124 dan rata-ratanya yaitu 4. Skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan pengamatan observer, siswa sudah aktif mendiskusikan praktikumnya dengan semua anggota kelompok. Hanya ada beberapa siswa yang mau berdiskusi setelah ditegur oleh guru. Pada praktikum kedua, total skor yang diperoleh siswa adalah 122 dan rata-ratanya yaitu 3,94. Setelah dianalisis sub aspek ini masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan pengamatan observer, hampir seluruh siswa aktif berdiskusi dengan semua anggota kelompoknya. Hanya ada satu siswa yang cenderung pasif dan berdiskusi dengan satu anggota kelompoknya saja. Sub aspek kedua dalam aspek keterampilan mengkomunikasikan adalah bekerjasama dengan teman satu kelompok. Sub aspek ini berkaitan dengan sub aspek sebelumnya yaitu tentang keaktifan siswa dalam berdiskusi. Rubrik sub aspek ini untuk kedua praktikum adalah sama. Siswa mendapat skor penilaian 157 maksimal jika siswa tersebut bekerjasama dengan anggota kelompoknya atas dasar inisiatif sendiri. Kerjasama dalam hal ini dapat berupa mengambil alat, bahan, mencatat hasil pengamatan, mencari referensi dalam menjawab pertanyaan LKS dan mencuci peralatan praktikum. Pada praktikum pertama dan kedua, total skor yang diperoleh siswa adalah 124 dan rata-ratanya yaitu 4. Skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan pengamatan observer, seluruh siswa aktif bekerjasama dengan anggota kelompoknya atas dasar inisiatif sendiri, sehingga tidak ada siswa yang perlu ditegur oleh teman maupun guru untuk ikut aktif bekerjasama dalam praktikum. Sub aspek ketiga dalam aspek keterampilan mengkomunikasikan adalah sub aspek menyampaikan secara lisan atau tertulis hasil dari kegiatan demonstrasi POE yang diperoleh. Rubrik sub aspek ini untuk kedua praktikum adalah sama. Siswa mendapatkan skor penilaian maksimal apabila siswa menyampaikan secara lisan dan tertulis hasil dari kegiatan demonstrasi POE yang diperoleh dan dikaitkan dengan data serta konsep dengan tepat. Pada praktikum pertama dan kedua, siswa menyampaikan hasil kegiatan praktikum secara tertulis dalam bentuk laporan praktikum yang dikerjakan secara individu. Pada laporan praktikum, semua siswa menuliskan data sesuai dengan data pengamatan yang tercantum dalam LKS kelompoknya masing-masing. Pada praktikum pertama, skor yang diperoleh siswa adalah 105 dan rata- ratanya yaitu 3,39. Skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan pengamatan observer, masih banyak siswa yang tidak menyampaikan 158 hasil praktikumnya secara lisan. Hal ini dikarenakan sebagian siswa tidak berani menyampaikan hasil praktikum atau pendapatnya di depan teman-teman kelompok lain. Siswa yang menyampaikan hasil praktikumnya juga ada yang belum dikaitkan dengan konsep yang tepat, sehingga penilaiannya tidak maksimal. Selain itu, keterbatasan waktu praktikum membuat sebagian siswa tidak dapat meyampaikan hasil kegiatan praktikumnya masing-masing. Meskipun begitu, ada beberapa siswa yang sangat aktif dalam menyampaikan hasil praktikum kelompoknya, menyampaikan jawaban LKS ataupun menyampaikan pendapatnya. Pada praktikum kedua, skor yang diperoleh siswa adalah 93 dan rata-ratanya yaitu 3. Skor tersebut masuk dalam kategori “Baik”. Berdasarkan pengamatan observer, penurunan skor sub aspek ini terjadi karena banyak siswa yang tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan hasil praktikumnya karena keterbatasan waktu. Pada praktikum kedua, siswa menghabiskan banyak waktu untuk membuat grafik dan menghitung konsentrasi larutan NH 3 , sehingga waktu untuk menyampaikan hasil praktikumnya kurang. Siswa yang menyampaikan hasil praktikumnya juga ada yang belum dikaitkan dengan konsep yang tepat, sehingga penilaiannya tidak maksimal. Meskipun begitu, ada beberapa siswa yang aktif dalam menyampaikan hasil praktikum kelompoknya, menyampaikan jawaban LKS ataupun menyampaikan pendapatnya. Sub aspek keempat dalam aspek keterampilan mengkomunikasikan adalah keterampilan memberikan tanggapan selama proses diskusi berlangsung. Rubrik sub aspek ini untuk kedua praktikum adalah sama. Siswa mendapatkan skor 159 penilaian yang maksimal apabila mampu memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru dan jawaban kelompok lain. Pada praktikum pertama, total skor yang diperoleh siswa pada sub aspek ini adalah 67 dan rata- ratanya yaitu 2,16. Skor ini masuk dalam kategori “Kurang”. Pada praktikum kedua, total skor yang diperoleh siswa pada sub aspek ini adalah 72 dan rata- ratanya yaitu 2,32. Skor ini masuk dalam kategori “Baik”. Skor untuk praktikum kedua mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan skor praktikum pertama, tetapi peningkatan tersebut tidak terlalu banyak. Pada sub aspek ini, sangat sedikit siswa yang menyampaikan tanggapannya terhadap jawaban dari kelompok lain. Sebagian besar siswa tersebut belum berani memberikan tanggapan atau pendapatnya terkait dengan jawaban dari kelompok lain. Sebagian besar dari siswa langsung menyetujui jawaban yang disampaikan oleh anggota kelompok lain. Bahkan ada siswa yang tidak memperhatikan ketika siswa kelompok lain sedang membacakan jawabannya. Kebanyakan siswa hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan umum yang diberikan oleh guru saja. Selain itu, proses diskusi ini terdapat di akhir kegiatan praktikum, sehingga fokus siswa menjadi berkurang karena kelelahan. Keterampilan siswa dalam hal memberikan tanggapan selama proses diskusi memang membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Selain itu, siswa juga perlu dilatih untuk lebih kritis dalam menanggapi pertanyaan maupun jawaban dari kelompok lain. Berdasarkan analisis sub aspek mengkomunikasikan di atas dapat diketahui bahwa beberapa sub aspek tersebut masuk dalam kategori “Kurang”, “Cukup”, “Baik” dan “Sangat Baik”. Pada praktikum pertama dan kedua, sub aspek 160 mendiskusikan praktikum yang dilakukan dengan kelompoknya mendapatkan skor yang masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah aktif berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Sub aspek bekerjasama dengan teman satu kelompok pada kedua praktikum mendapatkan skor yang sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa semua siswa aktif bekerja sama dengan teman satu kelompoknya. Pada praktikum kedua, sub aspek menyampaikan secara lisan atau tertulis hasil dari kegiatan demonstrasi POE yang diperoleh mengalami penurunan skor yang cukup drastis bila dibandingkan skor pada praktikum pertama. Pada praktikum pertama, sub aspek ini masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Namun, pada praktikum kedua turun menjadi kategori “Baik”. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu praktikum yang membuat sebagian besar siswa tidak dapat menyampaikan hasil praktikumnya secara lisan. Pada praktikum kedua, sub aspek memberikan tanggapan selama proses diskusi berlangsung mengalami kenaikan skor bila dibandingkan dengan praktikum pertama. Pada praktikum pertama, sub aspek ini masuk dalam kategori “Kurang”. Namun, pada praktikum kedua naik menjadi kategori “Cukup”. Keterampilan mengkomunikasikan siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Depok sudah baik, hanya saja siswa masih perlu dilatih lagi terutama dalam hal memberikan tanggapan saat proses diskusi. 161

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Persentase rata-rata keterlaksanaan kegiatan praktikum pada kriteria ‘muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru’, ‘muncul berdasarkan penjelasan yang terdapat dalam LKS’, dan kriteria ‘muncul berdasarkan demonstrasi sebelumnya’ dari data angket siswa secara berturut- turut, yaitu 78,4; 75,5; dan 48,8, sedangkan dari data lembar observasi secara berturut-turut, yaitu 100; 80; dan 31. Keterlaksanaan kegiatan praktikum demonstrasi dengan teknik POE dilihat dari angket dan lembar observasi menunjukkan bahwa peran guru masih dominan dan siswa belum dapat melaksanakan kegiatan praktikum secara mandiri. Hasil persentase keterlaksanaan kegiatan praktikum yang dilihat dari lembar observasi aktivitas guru adalah sebesar 95,20. 2. Profil keterampilan proses sains siswa pada praktikum pertama menunjukkan bahwa aspek mengamati, menginvestigasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan masuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan skor rata- rata X berturut-turut 3,93; 3,85; 3,69; dan 3,38, sedangkan aspek memprediksi masuk dalam kategori “Cukup” dengan skor rata-rata X yaitu 2,32. Pada praktikum kedua, aspek mengamati, menginvestigasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan masuk dalam kategori “Sangat Baik”