Aspek Menginvestigasi Keterampilan Proses Sains Siswa

117 masih ada kelompok yang kurang tepat dalam menjawab pertanyaan prediksi, tapi sebagian besar siswa sudah bisa memahami maksud dari pertanyaan prediksi yang ada di LKS. Hasil jawaban prediksi siswa tersebut menunjukkan pemahaman siswa tentang konsep materi yang sedang dipraktikumkan sudah baik. Data aspek memprediksi yang diperoleh dari praktikum kedua menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam hal memprediksi sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan praktikum yang pertama. Pada praktikum pertama siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan prediksi karena pemahaman siswa tentang larutan penyangga masih kurang. Selain itu, keterampilan proses sains khususnya aspek memprediksi merupakan keterampilan yang harus sering dilatih untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Keterampilan memprediksi siswa juga dapat dipengaruhi oleh penjelasan guru tentang teknis memprediksi dan ketepatan pertanyaan prediksi yang ada di LKS. Hal ini dapat terjadi karena siswa kemungkinan mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan prediksi akibat penjelasan guru yang membingungkan atau pertanyaan yang ada di LKS kurang jelas, sehingga siswa salah dalam mengartikannya.

c. Aspek Menginvestigasi

Aspek keterampilan yang ketiga adalah aspek menginvestigasi. Aspek menginvestigasi terdiri dari 6 sub aspek dimana rubrik yang digunakan untuk beberapa sub aspek pada praktikum pertama dan kedua berbeda karena hal yang diinvestigasi pada kedua praktikum berbeda pula. Rubrik sub aspek keterampilan 118 menginvestigasi dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil analisis perolehan skor aspek menginvestigasi ditunjukkan pada Gambar 13. Gambar 13. Hasil Analisis Skor Aspek Menginvestigasi, I Sub Aspek Menggunakan Alat dan Bahan yang Tepat untuk Kegiatan Observe, II Sub Aspek Melakukan Pengukuran dengan Tepat, III Sub Aspek Melaksanakan Langkah Kerja dengan Tepat, IV Sub Aspek Mengulang Data Percobaan yang Meragukan, V Sub Aspek Melakukan Prosedur Demonstrasi POE dengan Memperhatikan Keselamatan Kerja, VI Sub Aspek Menjaga Kebersihan Meja Praktikum dan Alat yang Digunakan Sub aspek yang pertama dalam aspek menginvestigasi adalah menggunakan alat dan bahan yang tepat untuk kegiatan observe. Maksud sub aspek tersebut yaitu apakah siswa sudah tepat dalam menggunakan alat dan bahan sesuai takaran dan petunjuk pemakaian alat dalam membuktikan jawaban prediksinya. Rubrik sub aspek ini untuk kedua praktikum adalah sama. Sub aspek ini juga berhubungan dengan sub aspek mengamati yang sudah dibahas, yaitu terkait dengan keterampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan praktikum. Total 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5 2.75 3 3.25 3.5 3.75 4 I II III IV V VI Nil ai X Sub Aspek Menginvestigasi Praktikum I Praktikum II Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 119 skor sub aspek ini untuk kedua praktikum adalah 124 dan rata-ratanya yaitu 4. Setelah dianalisis sub aspek ini masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh siswa sudah dapat mengunakan alat dan bahan dengan tepat sesuai takaran dan petunjuk pemakaian alat dalam melakukan kegiatan observe. Sub aspek yang kedua dalam keterampilan menginvestigasi adalah melakukan pengukuran dengan tepat. Sub aspek ini dinilai oleh observer secara langsung saat kegiatan praktikum. Rubrik sub aspek ini pada praktikum pertama berbeda dengan rubrik pada praktikum kedua. Pada praktikum pertama, keterampilan siswa dalam mengukur dilihat dari cara siswa dalam mengambil dan mengukur larutan yang digunakan dengan menggunakan peralatan seperti pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia, dan tabung reaksi. Siswa mendapatkan skor maksimal jika memperhatikan volume larutan yang harus dimasukkan dalam tabung reaksi dan sesuai dengan petunjuk LKS serta arahan dari guru. Total skor yang diperoleh siswa pada sub aspek ini adalah 124 dan rata- ratanya yaitu 4. Skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa pada praktikum pertama siswa memperhatikan dengan baik berapa volume larutan yang harus dimasukkan ke dalam tabung reaksi sesuai dengan petunjuk LKS dan arahan dari guru. Perolehan skor tersebut tidak terlepas dari peran guru dalam memberikan arahan sebelum siswa mengambil bahan praktikum. Selain itu, keterangan jumlah volume larutan yang harus diambil siswa sudah tertera dalam LKS setiap kelompok. 120 Pada praktikum kedua, keterampilan siswa dalam mengukur dilihat dari cara siswa saat mengambil dan mengukur larutan yang digunakan dengan menggunakan peralatan seperti pipet tetes, gelas ukur, dan gelas kimia. Siswa mendapatkan skor maksimal jika memperhatikan volume larutan yang harus dimasukkan dalam gelas kimia dan sesuai dengan petunjuk LKS serta arahan dari guru. Total skor yang diperoleh siswa pada sub aspek ini adalah 119 dan rata- ratanya yaitu 3,84. Skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”, tetapi skor tersebut mengalami penurunan dari skor yang diperoleh pada praktikum pertama. Penurunan skor pada praktikum kedua menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang mengambil larutan tidak sesuai dengan petunjuk LKS dan arahan dari guru. Pada praktikum kedua ini, siswa harus mengambil larutan NH 3 X M dalam berbagai variasi volume, hal tersebut membuat beberapa siswa salah dalam mengambil takaran larutan yang digunakan. Kesalahan tersebut dapat dikarenakan siswa kurang memperhatikan petunjuk LKS dan juga arahan dari guru. Sub aspek ketiga dalam aspek keterampilan menginvestigasi adalah melaksanakan langkah kerja dengan tepat. Sub aspek ini menilai apakah siswa melaksanakan langkah kerja sesuai dengan petunjuk LKS dan arahan dari guru. Rubrik penilaian sub aspek ini pada praktikum pertama sama dengan rubrik yang terdapat pada praktikum kedua. Sebelum siswa memulai praktikum, guru selalu menjelaskan terlebih dahulu langkah kerja yang harus siswa lakukan pada setiap kegiatan. Selain itu, guru juga meminta siswa untuk mencermati langkah kerja yang terdapat pada LKS-nya masing-masing dan menanyakan apakah ada 121 pertanyaan terkait dengan langkah kerja praktikum. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir kesalahan siswa dalam melakukan langkah kerja. Total skor sub aspek ini pada praktikum pertama adalah 124 dan rata-ratanya yaitu 4. Skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa pada praktikum pertama, siswa sudah dapat melaksanakan langkah kerja sesuai dengan petunjuk LKS dan arahan dari guru. Pada praktikum kedua, total skor sub aspek ini adalah 114 dan rata-ratanya yaitu 3,68. Skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”, tetapi skor ini mengalami penurunan dari skor pada praktikum pertama. Penurunan skor terjadi karena siswa pada kelompok 3 salah dalam melakukan langkah kerja khususnya pada kegiatan observasi. Siswa tersebut tidak memperhatikan petunjuk LKS dan arahan dari guru dengan baik sehingga volume larutan yang diukur salah. Padahal sebelum melakukan kegiatan observasi, guru memberikan arahan tentang langkah-langkah yang harus mereka lakukan tahap demi tahap. Namun, dalam pelaksanaannya masih banyak siswa yang sering bertanya tentang langkah-langkah praktikum. Hal ini menunjukkan bahwa banyak siswa yang hanya mengandalkan arahan dari guru. Padahal langkah kerja tersebut sudah tercantum dalam LKS secara jelas. Keterampilan siswa dalam melakukan langkah kerja sesuai dengan petunjuk LKS ini masih perlu dilatih agar siswa tidak hanya mengandalkan arahan yang diberikan dari guru saja. Sub aspek keempat dalam aspek keterampilan menginvestigasi adalah mengulang percobaan yang meragukan. Sub aspek ini dinilai oleh observer secara langsung saat kegiatan praktikum. Rubrik yang digunakan untuk kedua praktikum 122 adalah sama. Siswa mendapat skor maksimal apabila kelompok siswa tersebut tidak mengulang percobaan karena yakin tidak memiliki data yang meragukan setelah data yang mereka peroleh dihubungkan dengan konsep materi yang sedang dipelajari. Pada praktikum pertama, total skor yang diperoleh dalam apek ini adalah 115 dan rata-ratanya yaitu 3,71. Skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan skor tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa kelompok mengulang percobaan karena data yang mereka peroleh meragukan. Kelompok yang melakukan pengulangan yaitu kelompok 3 dan kelompok 6. Kedua kelompok tersebut mengulang percobaan yang meragukan setelah menghubungkan data yang mereka peroleh dengan konsep. Misalnya pada kelompok 6, siswa mengulang percobaan pada langkah kerja kegiatan observasi karena data yang diperoleh belum sesuai dengan konsep yang mereka ketahui. Pada langkah kerja observasi memang terdapat kesalahan petunjuk praktikum yang membuat campuran larutan NaCl 0,1 M dan HCl 0,1 M tidak mengalami perubahan pH jika ditambah dengan sedikit asam kuat maupun sedikit basa kuat. Padahal sesuai teori, campuran larutan larutan NaCl 0,1 M dan HCl 0,1 M merupakan larutan bukan penyangga, sehingga bila ditambah dengan asam kuat maupun basa kuat pH-nya mengalami perubahan cukup drastis. Namun, berdasarkan percobaan yang dilakukan pH campuran tersebut tidak berubah yaitu tetap 1, meskipun larutan H 2 SO 4 0,1 M dan larutan NaOH 0,1 M yang ditambahkan ke dalam campuran jumlahnya ditingkatkan masing-masing menjadi total 4 tetes. 123 Ketidaksesuaian dengan teori ini dikarenakan jumlah larutan H 2 SO 4 0,1 M dan larutan NaOH 0,1 M yang ditambahkan ke dalam campuran kurang banyak. Seharusnya larutan H 2 SO 4 0,1 M dan larutan NaOH 0,1 M yang ditambahakan yaitu sebanyak 2 mL. Karena kesalahan takaran dalam petunjuk LKS baru disadari oleh guru saat kegiatan praktikum sedang berlangsung, maka guru langsung meminta siswa untuk menentukan sifat dari campuran larutan NaCl dan HCl sesuai dengan teori yang mereka ketahui. Jika siswa mengira bahwa campuran tersebut bersifat penyangga, maka siswa harus menjelaskan alasannya dalam pembahasan laporan praktikum. Begitu juga bila siswa mengira campuarn tersebut bukan merupakan larutan penyangga, maka siswa harus menjelaskan alasannya dalam pembahasan laporan praktikum. Pada praktikum kedua, total skor yang diperoleh siswa adalah 119 dan rata- ratanya yaitu 3,84. Skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Perolehan skor pada praktikum kedua mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan skor praktikum pertama. Kenaikan skor ini terjadi karena hanya ada satu kelompok yang mengulang percobaannya yaitu kelompok 4. Siswa pada kelompok 4 mengulang percobaan karena data pH yang mereka peroleh dari berbagai variasi volume NH 3 X M tidak sesuai dengan konsep yang mereka ketahui. Seharusnya pH titik ekuivalen yang diperoleh yaitu kisaran pH 4,5 dan volume larutan NH 3 X M yang digunakan yaitu ±22 mL. pH titik ekuivalen kelompok 4 yaitu 2,5 dan volume larutan NH 3 X M yang digunakan hanya ±16 mL. Hal ini membuat siswa kelompok 4 melakukan pengulangan percobaan, akan 124 tetapi karena keterbatasan waktu praktikum, siswa hanya mengulang percobaan untuk beberapa variasi volume larutan NH 3 X M saja. Setelah diulang, data hasil pengamatan tetap sama seperti data pengamatan sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan larutan yang digunakan oleh kelompok tersebut telah terkontaminasi. Kontaminasi ini dapat berasal dari pipet tetes, gelas ukur atau gelas kimia yang tidak dicuci dengan bersih ketika digunakan untuk mengambil larutan yang berbeda sehingga mempengaruhi data pengamatan. Sub aspek kelima dalam aspek keterampilan menginvestigasi adalah melakukan prosedur demonstrasi POE dengan memperhatikan keselamatan kerja. Keselamatan kerja yang dinilai dalam sub aspek ini adalah apakah siswa menggunakan jas laboratorium dan memperhatikan keamanan penggunaan alat serta bahan selama praktikum berlangsung. Rubrik sub aspek ini untuk kedua praktikum adalah sama. Perolehan skor total sub aspek ini untuk kedua praktikum adalah 124 dan rata-ratanya yaitu 4. Skor tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik ”. Selama melaksanakan praktikum pertama dan kedua, siswa menggunakan jas laboratorium yang sudah disediakan di Laboratorium SMA N 1 Depok. Namun, jas laboratorium yang siswa kenakan tidak dikancingkan karena kebanyakan jas laboratorium tersebut kancingnya sudah hilang. Selama praktikum pertama dan kedua berlangsung siswa selalu menggunakan sepatu tertutup. Secara keseluruhan siswa sudah memperhatikan keamanan penggunaan alat dan bahan praktikum yang mereka gunakan, hanya ada beberapa siswa saja yang kurang berhati-hati saat mengambil bahan sehingga ada larutan yang terkontaminasi. Selama 125 praktikum berlangsung tidak ada siswa yang memecahkan peralatan kaca maupun menumpahkan bahan yang digunakan. Di dalam LKS yang terdapat pada Buku Pengayaan Guru tidak terdapat peringatan keamanan penggunaan alat karena tidak ada peralatan yang memerlukan perlakuan khusus dan bahan-bahan yang digunakan tergolong aman. Sub aspek keenam dalam aspek keterampilan menginvestigasi adalah menjaga kebersihan meja praktikum dan alat yang digunakan. Rubrik sub aspek ini untuk kedua praktikum adalah sama. Keterampilan menjaga kebersihan meja dan alat praktikum dilihat dari apakah siswa membersihkan, mengeringkan dan merapikan meja serta peralatan setelah praktikum selesai. Pada praktikum pertama, total skor sub aspek ini adalah 106 dan rata-ratanya yaitu 3,42. Pada praktikum kedua, total skor yang diperoleh siswa adalah 118 dan rata-ratanya yaitu 3,81. Setelah dianalisis skor yang diperoleh untuk kedua praktikum masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Sebelum siswa meninggalkan laboratorium usai praktikum selesai, guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencuci dan merapikan kembali peralatan yang sudah digunakan. Dalam pelaksanaanya, sebagian besar siswa sudah mencuci dan merapikan pelatan praktikum yang mereka gunakan. Tidak semua siswa mencuci dan membersihkan peralatan praktikumnya karena peralatan yang digunakan untuk kedua praktikum tidak terlalu banyak, sehingga siswa hanya mengandalkan teman satu kelompoknya. Namun, ada juga kelompok yang membagi tugas dalam membersihkan dan merapikan meja serta peralatan 126 praktikum sehingga semua anggota kelompok mendapat bagian tugasnya masing- masing. Berdasarkan analisis sub aspek menginvestigasi di atas dapat diketahui bahwa keenam sub aspek tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Sub aspek menggunakan alat dan bahan yang tepat untuk kegiatan observe serta sub aspek melakukan prosedur demonstrasi POE dengan memperhatikan keselamatan kerja mendapatkan skor sempurna. Sub aspek melakukan pengukuran dengan tepat dan sub aspek melaksanakan langkah kerja dengan tepat mengalami penurunan skor dibandingkan praktikum pertama. Namun, penurunan skor kedua sub aspek tersebut tidak drastis. Sub aspek mengulang data percobaan yang meragukan dan sub aspek menjaga kebersihan meja praktikum serta alat yang digunakan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan skor praktikum pertama. Keenam sub aspek tersebut sangat dipengaruhi oleh petunjuk praktikum dalam LKS dan arahan serta penjelasan dari guru. Karamustafao ğlu dan Naaman 2015 melakukan penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki efek penggunaan strategi pembelajaran Predict-Observe- Explain POE pada materi elektrokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dimana kelas eksperimen yang diajar dengan strategi Predict-Observe-Explain POE memiliki miskonsepsi yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari penelitian tersebut juga diketahui bahwa strategi POE dapat merangsang kemampuan siswa dalam berfikir secara ilmiah dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Hal itu menunjukkan 127 bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi POE dapat membantu siswa dalam memahami konsep materi.

d. Aspek Menganalisis