Obyek Penelitian Jenis Penelitian

38

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Harian Bali Post diambil sebagai sasaran penelitian tentang pesan Ajeg Bali. Bali Post dan Bali TV adalah dua media yang gencar mempublikasikan berita dan tayangan tentang Ajeg Bali. Namun dalam bukunya Reese Shoemaker 1996:126 menegaskan bahwa reporter TV memungkinkan untuk melaporkan suatu kejadian sesuai dengan pikirannya pribadi tanpa melalui banyak proses editing. Sedangkan berita-berita dalam media cetak di kontrol oleh editor serta harus melalui proses editing yang ketat sesuai dengan pemegang otoritas media. Ini memungkinkan untuk melihat bagaimana harian Bali Post memformulasikan pesan Ajeg Bali dan mengapa mereka memformulasikannya seperti itu. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh berita di Bali Post yang terkait dengan Ajeg Bali yang ditemukan dari periode November 2002-2012. Oleh karena terlalu banyaknya jumlah populasi dan tidak adanya batasan pada konsep Ajeg Bali dalam berita maka akan digunakan sampel untuk mendapatkan data- data yang diperlukan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sample-sample berita Ajeg Bali yang digunakan adalah berita yang mengandung frasa Ajeg Bali dalam judulnya baik yang menjadi headline atau menjadi berita utama dan berita lainnya yang bukan headline. Artikel berita pada edisi khusus Bali Post 16 Agustus 2003 diikut sertakan dalam penelitian meskipun tidak mengandung frasa Ajeg Bali dalam judulnya. Hal ini diperlukan mengingat artikel berita dalam edisi khusus itu adalah penjelasan pertama kali yang cukup dalam tentang Ajeg Bali.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang menganalisa data primer dalam bentuk teks yang diambil dari teks berita Bali Post. Dari tujuan dan maksud serta pendekatan kualitatif yang dipilih maka metode yang paling tepat digunakan adalah analisis wacana kritis. Berbeda dari analisis wacana pada umumnya, Analisis Wacana Kritis tidak hanya berusaha commit to user 39 mengamati makna bahasa yang ada di teks tetapi juga melakukan penelitian pada tingkatan pembuatan wacana dan situasi sosial budaya dimana wacana itu dihembuskan Fairclough, 1989. Dengan metode ini akan dijawab pertanyaan penelitian yang lebih menyeluruh termasuk soal penggunaan bahasa dalam propaganda, ideologi, dan hubungannya dengan kekuasaan, ekonomi, dan bahkan politik. Penelitian ini mengasumsikan bahwa ada sebuah kekuatan besar di balik Ajeg Bali yang dipropagandakan kepada masyarakat Bali. Sedikit bagian masyarakat Bali yang mengkritisi propaganda ini dan banyak masyarakat pada umumnya yang mendukung menegaskan adanya sebuah ideologi yang biasanya menguntungkan penguasa dan menyetir pikiran masyarakat umum. Untuk menjawab ideologi macam apa yang dibawa oleh Ajeg Bali melalui Bali Post maka penelitian ini termasuk ke dalam tradisi penelitian kritis. Menurut Craig 2007 tradisi kritis melihat komunikasi sebagai wacana reflektif dimana sebuah wacana dibelokkan oleh misalnya sebuah ideologi yang tentu saja erat kaitannya dengan kekuasaan. Lebih lanjut Marx dalam Craig, 2007 menegaskan bahwa ide tidak memiliki kualitas fakta sebab ideologi sangat dibentuk oleh berbagai macam kepentingan termasuk kepentingan ekonomi. Tradisi kritis meyakini bahwa ideologi yang di propagandakan digunakan oleh para pemegang kekuasaan untuk menyembunyikan situasi ekonomi yang menguntungkan bagi penguasa dari masyarakat kelas bawah. Tidak hanya itu, adanya keyakinan bahwa ada kelompok yang dimarginalkan membuat tradisi kritis bertujuan untuk membongkar dan meyakinkan masyarakat bahwa mereka sedang di distorsi dari situasi sesungguhnya.

3.3 Teknik Cuplikan