Ideasional-Representasi Pada Anak Kalimat Ideasional – Representasi Pada Gabungan Anak Kalimat

80 “Pengelolaan secara parsial oleh masing-masing kabupaten dan kota ini dimungkinkan oleh penerapan UU nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah….jika mereka berlomba-lomba menggali PAD terutama dari sektor yang dianggap potensial seperti pariwisata, dikhawatirkan akan merusak keserasian dan kelestarian tata ruang Bali. Itu berarti akan mengancam kelestarian ekosistem daerah Bali,” Bali Post, Ketidakseimbangan Pemanfaatan Ruang, 2003

4.2.6.5 Identitas

Pembuat berita mengidentifikasikan dirinya sebagai orang yang sangat bersimpati terhadap kerusakan lingkungan dan tata ruang Bali dan menginginkan adanya perbaikan terhadapnya. Melalui medianya Bali Post mengidentitaskan dirinya sebagai pihak mampu memberikan tawaran-tawaran ide untuk memperbaiki lingkungan dan tata ruang pulau dewata.

4.2.7 Transportasi

Satu-satunya transportasi khas Bali adalah delman atau di Bali disebut dokar . Tetapi Bali tidak memiliki budaya dalam bidang transportasi. Lalu konsep macam apa Ajeg Bali itu dilihat dari bidang transportasi?

4.2.7.1 Ideasional-Representasi Pada Anak Kalimat

Ajeg Bali dalam kaitannya dengan transportasi tidak menyinggung soal dokar atau alat transportasi tradisional lainnya untuk dilestarikan, Bali Post bahkan tidak mengaitkan transportasi sama sekali dengan filosofi masyarakat Bali. Transportasi diartikan sebagai bagian dari hidup di Bali yang harusnya memberikan kemudahan bagi masyarakatnya dan bagi pariwisata. Transportasi Bali dinilai sebagai ‘lingkaran setan’ yang seolah tanpa solusi. ‘Macet’ dan ‘semerawut’ adalah deskripsi yang digunakan Bali Post untuk situasi lalu lintas dan transportasi di Bali. Tetapi persoalan transportasi ini pun bukan hanya dialami Bali saja tetapi hampir seluruh kota besar di Indonesia. Identifikasi masalah transportasi yakni: ‘gengsi’ dan ketiadaan ‘transportasi umum’ yang memadai telah dilakukan oleh Bali Post. Bahkan pembahasan masalah cukup detil. Namun, teks-teks berita tentang transportasi belum menyentuh misalnya filosofi hidup orang Bali yang berkaitan di dalamnya. Tidak ada ideologi khusus yang direpresentasikan dalam teks bidang transportasi commit to user 81 kecuali mengenai masalah kenyamanan yang berhubungan dengan destinasi wisata. Meskipun demikian penggunaan mistifikasi kosa kata yang sifatnya negatif dapat memunculkan ketertarikan tersendiri bagi pembaca dan kedekatan bagi masyarakat Bali.

4.2.7.2 Ideasional – Representasi Pada Gabungan Anak Kalimat

Pada kombinasi anak kalimat terungkap bagaimana pembuat berita menghubungkan masalah transportasi dengan Bali sebagai destinasi wisata. Terlihat dari koherensi perpanjangan kontras di bawah ini seharusnya dengan dijadikannya Bali sebagai destinasi wisata, transportasi juga harusnya menjadi pokok penting yang harus dimajukan. Ironi yang disajikan Bali Post tentunya menimbulkan ketertarikan diantara para pembacanya. “Ironis, karena Kota Denpasar sebagai ibu kota Propinsi Bali justru hidup dari pariwisata yang seharusnya identik dengan kerapian atau keramahtamahan,” Bali Post, Mengatasi Masalah Transportasi, Memotong Lingkaran Setan, 2003 Selain hal di atas, ideologi yang juga hendak disampaikan Bali Post lewat kombinasi anak kalimatnya adalah bahwa masyarakat Bali begitu gengsi. Terlihat dari kutipan di bawah ini yang membentuk koherensi penjelas bagaimana persoalan transportasi tidak hanya melulu soal ketiadaaan transportasi umum yang memadai untuk mengurangi kepemilikan kendaraan pribadi tetapi mental orang Bali yang gengsi yang harus memiliki kendaraan pribadi juga menjadi salah satu penyebabnya. “Di samping memang karena gengsi, dimana hampir semua teman sekolahnya berangkat ke sekolah dengan sepeda motor, kalau ia menggunakan kendaraan umum betul-betul berat di ongkos,” Bali Post, Sudah Macet, Kesadaran Masyarakat Juga Rendah, 2003 Meski tak disebutkan bahwa yang gengsi adalah orang Bali tetapi penyebutan nama Bali pada narasumber yang sedang dideskripsikan membuatnya terang benderang bahwa yang dimaksud gengsi adalah orang Bali. Di paragraf selanjutnya Bali Post juga memuat narasumber yang kemungkinan bukan orang lokal Bali karena tak disebutkan nama Bali nya. Dalam paragraf ini kembali ideologi bahwa masyarakat mementingkan kekayaan materi. Perbedaan commit to user 82 narasumber meyakinkan bahwa Bali Post tidak sedang mengatakan secara spesifik orang Bali gengsi atau berfokus pada kekayaan materi tetapi masyarakat secara umumlah yang demikian. “Ada cerita lain yang dialami Topan Aryawan…. orang tuanya atas dasar sayang membelikan anaknya satu buah mobil. Itu tidak cukup, karena dengan alasan jalan di Denpasar sering macet yang membuat mobil susah bergerak cepat, lagi-lagi sejumlah sepeda motor memenuhi garasi rumah keluarga Topan

4.2.7.3 Ideasional – Representasi Pada Rangkaian Anak Kalimat