42
3.5.1 Analisis Teks
Teks adalah bagian dari wacana yang merupakan sebuah produk untuk dianalisis. Untuk itu tujuan dari level analisis teks adalah untuk memberikan
deskripsi tentang apa yang ditampilkan oleh pembuat wacana baik dari level ideasional, relasi, dan identitas. Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan
penelitian akan digunakan tiga teknik yang dapat diaplikasikan yakni melihat data yang berkaitan dari anak kalimat, dari gabungan anak kalimat, dan dari rangkaian
antar kalimat. Ideologi yang ingin disampaikan sebuah media bergantung dari pemilihan
kosakata dan tata bahasa. Fairclough 1995 berpendapat selalu tersedia berbagai macam pilihan kosakata lalu mengapa kosakata tertentu yang dipilih tidak terlepas
dari fakta bahwa kosakata itulah yang akhirnya membentuk ideologi yang ingin disampaikan. Sedangkan dengan melihat tata bahasa, akan diketahui apakah
kalimat yang diamati berbentuk Tindakan, Peristiwa, Keadaan, Proses mental, atau Proses verbal Faiclough, 1995:110. Dalam mengamati anak kalimat atau
klausa penting diamati metafora-metafora yang digunakan serta mistifikasi sebuah ide. Karena ini akan mempengaruhi penerimaan sebuah ide oleh para target.
Pada tataran gabungan anak kalimat akan diamati koherensi antara anak kalimat dan ini akan menjelaskan ideologi yang ingin disampaikan oleh media.
Koherensi bisa, tetapi tidak harus, dicermati dari penggunaan kata penghubung; apakah fungsinya sebagai penjelas, perpanjangan, atau mempertinggi.
Selain mengamati gabungan anak kalimat, koherensi juga diteliti dari rangkaian anak kalimat. Mencermati koherensi pada rangkaian anak kalimat
berarti mencermati pula relasi dan identitas yang hendak ditampilkan. Relasi disini berarti hubungan antara wartawan dan pembaca yang dibangun melalui teks
apakah hubungan tersebut informal atau formal; terbuka atau tertutup.
3.5.2 Analisis Praktek Kewacanaan
Dimensi analisis praktek kewacanaan mencakup bagaimana teks dirpoduksi dan dikonsumsi. Pada tataran produksi teks Fairclough 1995
memandang bahwa teks adalah sebuah produk kolektif karena melibatkan baik wartawan dan para editor atau bahkan redaktur. Untuk itu perlu dilihat latar
commit to user
43
belakang pekerja media, hubungan pekerja media dengan media, serta struktur organisasi untuk mengetahui bagaimana cara kerja Bali Post dalam memproduksi
teks berita Ajeg Bali. Sedangkan konsumsi teks berita Ajeg Bali berpengaruh pada bagaimana akhirnya pesan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan para
pembaca Bali Post. Juga akan di analisis mengapa teks pesan Ajeg Bali di formulasikan sedemikian rupa dikaitkan dengan filter-filter yang yang digunakan
sehingga memperoleh sebuah teks pesan yang sesuai dengan tujuan dari Bali Post. Level institusional media ini akan dikaji dengan teori model propaganda milik
Herman dan Chomsky.
3.5.3 Analisis Praktek Sosial Budaya