Ideasional-Representasi Pada Anak Kalimat dan Gabungan Anak Kalimat

92 dihasilkan pemerintah pusat yang mengharuskan anggaran pendidikan minimal 20 dinilai baik bagi pendidikan di Bali.

4.2.9.4 Identitas

Pembuat berita mengidentifikasikan dirinya secara mandiri di luar masyarakat Bali. Ini ditunjukkan dari teks berita di bawah dimana pada kutipan pertama, pembuat berita memposisikan dirinya seolah-olah berada di luar masyarakat Bali yang sedang memberikan masukan kepada masyarakat Bali untuk bersikap hemat. Sementara itu, dalam kutipan kedua terlihat bagaimana keterangan-keterangan dari narasumber berita di rangkai sedemikian rupa tanpa ada ulasan terhadap komentar-komentar itu justru komentar antara narasumber satu dengan lainnya saling mendukung. “Renggangnya hubungan kabupaten daerah dan propinsi sebagai sebuah kelemahan koordinasi juga disoroti Kasubdin Pendidikan Dasar Bali Drs. Ketut Wija, M.M dan Kepala Dinas Pendidikan Bali Gusti Ngurah Oka,” Bali Post, Arah dan Strategi Pendidikan Menuju Ajeg Bali, 2003

4.2.10 Kesehatan

Pertanyaan yang muncul ketika melihat bahwa kesehatan juga dimasukkan dalam propaganda Ajeg Bali oleh Bali Post adalah bagaimana kesehatan dapat menjadi bagian pelestarian budaya?

4.2.10.2 Ideasional-Representasi Pada Anak Kalimat dan Gabungan Anak Kalimat

Dalam teks beritanya, Bali Post menggunakan kata ‘produktif secara sosial dan ekonomi’ untuk mendiskripsikan kata sehat. Kesehatan dinilai penting bagi Ajeg Bali karena masyarakat Bali memegang peranan dominan dalam pembangunan. Tingkat urgensi kesehatan meningkat tatkala Bali Post menyebut bahwa Bali sebagai destinasi wisata. Sebab sebagai destinasi wisata Bali haruslah aman, bebas dari penyakit mematikan, mempertahankan budayanya yang unik agar bisa dikunjungi para wisatawan. Kesehatan adalah satu faktor penting untuk melanggengkan pariwisata Bali yang berujung pada sehatnya ekonomi. Petikan commit to user 93 anak kalimat berikut menegaskan bahwa kesehatan dalam Ajeg Bali adalah sebuah usaha untuk mendorong pariwisata dengan menyebut kesehatan sebagai sebuah pencitraan. “..kesehatan merupakan salah satu bagian penting dalam pencitraan dunia pariwisata,” Bali Post, Memprioritaskan Kesehatan Hanya Pemanis Bibir, 2004 Menjadi destinasi wisata berarti juga harus menganggung resiko masuknya berbagai budaya asing yang masuk, teknologi, bahkan penyakit- penyakit yang berkembang. Untuk itu kesehatan masyarakat Bali menjadi bagian dari propaganda ini sebab masyarakat yang sehat dapat berperan untuk menangkal segala pengaruh yang dapat merusak budaya Bali. Seperti yang ditunjukkan kutipan di bawah dimana gabungan anak kalimatnya membentuk koherensi lokal penjelas dengan kata hubung ‘yang’ yang mengurai bahwa konsekuensi destinasi wisata adalah masuknya budaya luar dengan cepat. Mengingat Bali sebagai salah satu daerah tujuan pariwisata dunia, yang berdampak masuknya penduduk pendatang yang heterogen dengan segala konsekuensinya. Seperti pengaruh buruk pergaulan bebas anak muda, keterpaparan terhadap berbagai penyakit infeksivirus yang berisiko penularan penyakit infeksi yang makin tinggi “,” Bali Post, Pengelolaan Kesehatan Menuju Ajeg Bali Ditentukan Perilaku Masyarakatnya, 2003 “Ini merupakan salah satu poin penting dalam andilnya ikut menciptakan keajegan Bali karena dengan kondisi kesehatan yang lebih baik masyarakat akan mampu mempertahankan jati dirinya sebagai manusia Bali,” Bali Post, Berbagai Penyakit Ancam Bali, 2003

4.2.10.2 Relasi