Media Sebagai Konstruksi Realitas dan Representasi Ideologi

16 Berita-berita yang di publikasikan di sebuah surat kabar nyatanya tidak bisa membuat para pembacanya mengalami hal yang sedang diberitakan, karena pembaca tidak ada di tempat kejadian. Berita-berita juga telah mengalami proses editing dari para editor. Sebelum proses editing pun, berita telah di buat sedemikian rupa oleh para wartawan yang adalah manusia dengan bias-bias yang dimilikinya.

2.2 Media Sebagai Konstruksi Realitas dan Representasi Ideologi

Berita-berita yang disuguhkan berbagai media sering kali di klaim sebagai sebuah realitas. Padahal fakta yang terjadi di lapangan telah di konstruk terlebih dahulu menurut perspektif pembuat berita dan media tersebut sebelum disajikan ke para penikmat media. Menurut Grossberg, dkk 1998 dalam menyajikan berita para pekerja media telah menyaring apa-apa yang memiliki nilai berita yang tinggi dan mengkonstruk sebuah fakta menjadi berita tergantung dari cara pandang mereka memahami apa itu berita. Dengan kata lain realitas sosial dalam berita merupakan produk interaksi antara fakta dengan wartawan atau pekerja media. “In two of our three types, news doesn’t “just happen” but rather it is made. Billions of events occur daily, and only a tiny fraction of them can become a news” adalah catatan Grossberg 1998 yang semakin menguatkan bahwa berita yang disuguhkan media bukanlah sebuah fakta semata tetapi fakta yang telah dipilih dan dibangun sedemikian rupa untuk disajikan. Oleh karena setiap individu memiliki perspektif dan sikap yang berbeda terhadap sebuah fakta maka acap kali terjadi sebuah peristiwa yang sama diberitakan secara berbeda oleh media atau pekerja media yang berbeda. Perspektif dalam membangun fakta dalam berita selain dipengaruhi oleh individu pekerja media juga dipengaruhi sangat besar oleh iklim dan rutinitas media tempat sang wartawan bekerja. Ini dikarenakan sebelum terjun ke lapangan untuk mendapatkan fakta-fakta para pekerja media sudah terlebih dahulu mengikuti proses pemantapan topik dari para kepala editor misalnya. Oleh karena media mengkonstruk berbagai macam fakta dan arti maka otomatis media merupakan representasi dunia agar para pembaca berita commit to user 17 memahami yang terjadi O’Sullivan dkk, 1994. Representasi media lebih lanjut akan memberikan gambaran ide yang ingin disampaikan. Ideologi yang biasanya muncul dalam media menyajikan sebagian bahkan bagian kecil dari fakta yang terjadi. Terkait dengan propaganda, bagian kecil fakta itu mewakili kelompok- kelompok dominan atau gender-gender tertentu atau ras tertentu atau agama tertentu. Mereka yang memiliki kekuatan lebih besar memanfaatkan media untuk merepresentasikan ideologi yang mereka miliki. Representasi media yang biasanya muncul adalah model representasi hegemoni melayani kelompok berkuasa dan model representasi pluralist media memiliki pilihan untuk pembaca, representasi adalah untuk menyenangkan pembaca. Fakta yang disajikan lewat berita sering kali diterima sebagai sebuah fakta oleh para konsumen. Menurut O’Sullivan dkk 1994 konsumen akan dapat membedakan kadar realitas sebuah berita ketika ia memiliki cukup pengetahuan tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Dengan cara ini konsumen akan membanding pengalaman yang ia alami dan fakta yang disajikan lewat berita.

2.3 Media Sebagai Alat Propaganda