Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran Budaya Sekolah

21 pemisahan bak sampah sesuai dengan jenisnya, penyediaan tempat cuci tangan, tempat pembuangan sampah, serta taman dan kolam sekolah sebagai cerminan dari sanitasi sekolah yang baik.

b. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran

Kementrian Pendidikan Nasional 2010: 18 menjelaskan bahwa pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan dalam pegintegrasian dalam mata pelajaran, tidak terkecuali penanaman karkter cinta lingkungan. Pengintegrasian karakter cinta lingkungan dalam mata pelajaran dapat dilakukan melalui hal-hal berikut ini. 1 Mengkaji Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD pada Standar Isi SI untuk menentukan nilai karakter cinta lingkungan sudah tercakup di dalamnya. 2 Memperlihatkan keterkaitan SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai karakter cinta lingkungan yang dikembangkan. 3 Mencantumkan nilai-nilai yang berkaitan dengan karakter cinta lingkungan pada silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. 4 Mencantumkan kegiatan cinta lingkungan dalam mata pelajaran muatan lokal sekolah. 5 Mengembangkan proses pembelajaran yang aktif, sehingga peserta didik dapat secara langsung mempraktikan nilai atau perilaku cinta lingkungan. 22 6 Menyelenggarakan lomba kebersihan antar kelas pada even-even tertentu. 7 Pemberian penghargaan kepada siswa yang cinta lingkungan.

c. Budaya Sekolah

Agus Wibowo 2012: 93 menyatakan bahwa kultur atau budaya sekolah dapat dikatakan sebagai pikiran, kata-kata, sikap, perbuatan, dan hati setiap warga sekolah yang tercermin dalam semangat, perilaku, maupun simbol serta slogan khas identitas mereka. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Kementrian pendidikan nasional 2010: 19 bahwa budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, kepala sekolah, guru, dan warga sekolah yang lain. Budaya sekolah dapa membantu sekolah untuk menanamkan karakter cinta lingkungan melalui pembiasaan-pembiasaan berperilaku cinta terhadap lingkungan. Marijan 2010: 258 menyebutkan bahwa sekolah hendaknya membangun budaya berkarakter dengan strategi sebagai berikut. 1 Menyusun program praktik pendidikan karakter di sekolah sebagai perilaku yang dibiasakan. 2 Memberikan ruang dan kesempatan kepada warga sekolah untuk mengekspresikan perilaku-perilaku yang berkarakter baik. 3 Guru tak henti-hentinya memberikan motivasi untuk mengembangkan karakter yang baik, motivasi mencintai karakter baik dan motivasi melakukan aksi berkarakter baik. 4 Memperkuat kondisi sebagai wahana terlaksananyya praktik pembiasaan bertindak sebagaimana karakter yang diharapkan dengan menerapkan reward dan sanksi yang tegas. 5 Kepala sekolah, guru, dan segenap tenaga kependidikan senantiasa meberikan tauladan sebagai kiblat peserta didik dalam bertindak pada rel pendidikan karakter. 23 Berdasarkan kajian teori, budaya sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membudayakan kegiatan-kegiatan yang mendukung terlaksananya penanaman karakter cinta lingkungan melalui proogram-program yang disusun sekolah, memberikan ruang dan fasilitas kepada warga sekolah, pemberian motivasi berupa pujian dan hukuman untuk mengimplementasikan nilai karakter cinta lingkungan.

2. Pendekatan Pengembangan Proses Pembelajaran