12 sehingga membentuk karakter. Dengan demikian, penanaman karakter
menentukan pembentukan karakter dalam diri seseorang. Lebih lanjut Mulyasa 2012: 167 memaparkan pendapatnya yaitu :
Tahap-tahap penanaman karakter dalam pendidikan karakter mencakup a transformasi nilai, pada tahap ini guru hanya sekedar
menginformasikan nilai yang baik dan yang kurang baik kepada siswa melalui komunikasi verbal, b transaksi nilai, yaitu tahap
pendidikan karakter melalui interaksi antara peserta didik dengan guru yang bersifat timbal balik, c transiternalisasi, yakni
penampilan guru di hadapan peserta didik bukan lagi sosok fisiknya, melainkan sikap mental dan kepribadiannya.
Penanaman karakter juga diungkapkan oleh Zubaedi 2011: 38 menyatak
an pendapatnya bahwa “pengembangan krakter dilakukan dengan menanamkan nilai-
nilai etika dasar sebagai basis karakter yang baik.” Dari berbagai pendapat tersebut, dapat dimaknai bahwa penanaman karakter
merupakan proses memasukkan nilai-nilai dalam diri seseorang sehingga membentuk karakter yang menentukan sikap, perilaku, dan tidakan
seseorang dalam kehidupan nyata.
B. Tinjauan tentang Penanaman Karakter Cinta Lingkungan
1. Pengertian Lingkungan
Purwanto Binti Maunah, 2009: 177 mengemukakan bahwa lingkungan environment meliputi kondisi dan alam dunia ini dengan cara-
cara tetentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process. Proses kehidupan manusia tidak terlepas dari lingkungan
yang mengelilinginya. Menurut pendapat Avianto Muhtadi dkk 2011: 6 lingkungan merupakan sesuatu yang mengelilingi kita, tempat kita berada
dan melangsungkan kehidupan serta memenuhi segala keperluan hidup.
13 Lingkungan bagi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting
dalam kehidupannya. Pengertian lingkungan juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Berdasarkan beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di sekeliling kita yang
sangat mempengaruhi kehidupan kita baik berupa benda hidup maupun benda mati. Lingkungan senantiasa harus dilestarikan supaya tercipta
keseimbangan di dalam kehidupan. 2.
Pengertian Cinta
Menurut Prescott Nana Syaodih Sukmadinata, 2004: 14 objek cinta tidak selalu manusia, bisa juga benda, Negara, bangsa, tanah air,
Tuhan, dan sebagainya. Lebih lanjut Prescott menjelaskan bahwa cinta memiliki beberapa ciri: pertama, cinta melibatkan rasa empati. Seseorang
yang mencintai berusaha memasuki perasaan dari orang yang dicintainya. Kedua, orang yang mencintai sangat memperhatikan kebahagiaan,
kesejahteraan dari orang yang dicintainya. Ketiga, orang yang mencintai menemukan perasaan senang, dan hal ini menjadi sumber bagi peningkatan
kebahagiaan, kesejahetraan dan perkembanagan dirinya. Keempat, orang yang mencintai berusaha melakukan berbagai upaya dan turut membantu
14 orang yang dicintai untuk mendapatkan kebahagiaan,kesejahteraan dan
kemajuan. Dari ciri-ciri di atas manusia tidak hanya cinta dengan sesama manusia melainkan juga kepada lingkungan. Manusia yang benar-benar
cinta terhadap lingkungan akan bertindak sebagaimana berdasarkan ciri-ciri cinta di atas. Pertama, manusia yang cinta terhadap lingkungan. Memiliki
rasa empati terhadap lingkungan tersebut, manusia akan menjaga lingkungan dengan sepenuh hati supaya lingkungan tidak rusak. Kedua
orang yang mencintai lingkungan akan merasa bahagia dan senang apabila lingkungan yang dicintainya terjaga kelestariannya. Ketiga orang yang
mencintai lingkungan akan timbul perasaan senang dan menjadi kebahagiaan sendiri apabila lingkungan berada dalam kondisi aman dan
terjaga. Keempat, orang yang mencintai lingkungan akan berusaha dan berupaya dengan berbagai cara agar lingkungan yang dicintainya tidak
rusak dan tetap terjaga kelestariannya. Berdasarkan pemaparan kajian teori dapat disimpulkan bahwa
objek cinta tidak hanya kepada sesama manusia, namun bisa juga cinta kepada benda, negara, bangsa, tanah air, Tuhan, dan sebagainya.
Lingkungan merupakan objek benda yang diciptakan Tuhan yang dapat dicintai manusia. Cinta kepada lingkungan merupakan sebuah karakter
yang dapat dibentuk. Karakter cinta lingkungan merupakan wujud cinta manusia terhadap lingkungan yang ditanamkan dalam sikap manusia untuk
menjaga dan mengelola lingkungan.
15 Penanaman
karakter cinta
lingkungan terkonsep
dapam penanaman karakter, karena penanaman karakter cinta lingkungan
termasuk dalam upaya pengembangan karakter. Penanaman karakter di sekolah terdiri dari beberapa jenis. Ada empat jenis karakter yang selama
ini dikenal dan dilaksanakan. Berikut keempat jenis karakter tersebut menurut Jamal Ma’mur Asmani 2012: 80 adalah :
a. Penanaman karakter berbasis nilai religius, yang merupakan
kebenaran wahyu Tuhan konservasi moral. b.
Penanaman karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, serta
keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa konservasi lingkungan.
c. Penanaman karakter berbasis lingkungan konservasi
lingkungan. d.
Penanaman karakter berbasis kompetensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses pemberdayaan potensi diri yang diarahkan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan jenis penanaman karakter di atas, cinta lingkungan
menurut peneliti termasuk dalam jenis penanaman karakter berbasis lingkungan. Penanaman karakter berbasis lingkungan akan membantu
dalam penanaman karakter cinta terhadap lingkungan. Karakter cinta lingkungan dapat dikembangkan melalui upaya untuk senantiasa menjaga
dan melestarikan lingkungan. Upaya perlindungan terhadap lingkungan dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Hidup pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa: Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah
upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pensemaran,
pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum.
16 Penanaman karakter cinta lingkungan merupakan bentuk
pengembangan dari nilai-nilai karakter. Penamanan karakter merujuk pada 18 nilai karakter yang dikemukakan oleh Zamroni. Menurut Zamroni
Darmiyati Zuchdi, 2011: 168-170, Badan penelitian dan pengembangan, Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional, telah merumuskan
materi penanaman karakter yang mencakup banyak aspek. Aspek-aspek nilai karakter mencakup: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Cinta lingkungan merupakan salah satu nilai karakter yang harus
dikembangkan. Cinta lingkungan merupakan karakter yang harus dimiliki generasi muda saat ini. Karakter cita lingkungan dapat ditanamkan dengan
membiasakan anak sejak dini untuk cinta terhadap lingkungan. Jenjang sekolah dasar merupakan jenjang yang tepat untuk proses menanamkan
karakter cinta lingkungan. Karakter cinta lingkungan mencerminkan sikap yang senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan. Setiap sekolah
diwajibkan mampu menanamkan karakter cinta lingkungan. Ada beberapa indikator yang harus dicapai oleh sekolah dalam rangka menanamkan nilai
karakter cinta lingkungan. Menurut Pupuh Fathurrohman, dkk 2013: 191 indikator yang harus dicapai adalah sebagai berikut :
a. Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian
lingkungan sekolah b.
Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan c.
Menyediakan kamar mandi dan air bersih
17 d.
Pembiasaan hemat energi e.
Membuat biopori di area sekolah f.
Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik g.
Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik
h. Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik
i. Menyediakan peralatan kebersihan
Selain indikator yang harus dicapai oleh sekolah dalam penanaman karakter juga harus didukung oleh seluruh pihak warga sekolah. Salah satu
pihak yang berperan penting dalam program penanaman karakter cinta lingkungan yaitu kepala sekolah. Program yang sudah diputuskan harus
mampu direalisasikan melalui guru kelas untuk diperkenalkan kepada peserta didik. Oleh karena itu ada beberapa indikator yang harus dicapai
oleh setiap kelas dalam rangka penanaman karakter cinta lingkungan. Menurut Pupuh Fathurrohman, dkk 2013: 191 indikator yang harus
dicapai oleh setiap kelas diantaranya yaitu : a.
Memelihara lingkngan kelas b.
Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas c.
Pembiasaan hemat energi d.
Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan.
Penanaman karakter cinta lingkungan yang dilakukan oleh sekolah harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Setiap jenjang pendidikan
memiliki indikator yang bebeda sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Pada tahap sekolah dasar perkembangan peserta didik dibagi menjadi
kelas rendah yang terdiri dari kelas 1-3 dan kelas tinggi yang terdiri dari kelas 4-6 yang memiliki karakteristik berbeda. Bagi peserta didik kelas
rendah yaitu kelas 1-3 terdapat beberapa indikator yang harus dicapai
18 dalam penanaman pendidikan karakter cinta lingkungan Daryanto dkk,
2013: 150 berupa : a.
Buang air besar dan kecil di WC b.
Membuang sampah di tempatnya c.
Membersihkan halaman sekolah d.
Tidak memetik bunga di taman sekolah e.
Tidak menginjak rumput di taman sekolah f.
Menjaga kebersihan rumah Bagi peserta didik kelas tinggi yaitu kelas 4-6 indikator yang harus
dicapai dalam penanaman karakter cinta lingkungan berupa : a.
Membersihkan WC b.
Membersihkan tempat smapah c.
Membersihkan lingkungan sekolah d.
Memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman e.
Ikut memelihara taman di halaman sekolah f.
Ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan Berdasarkan kajian teori di atas penanaman karakter cinta
lingkungan adalah usaha sadar dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik melalui usaha nyata yang berwawasan lingkungan.
Penanaman karakter cinta lingkungan merupakan upaya untuk membentuk genersi muda yang berbudi luhur. Cinta lingkungan dilaksanakan tidak
hanya di dalam proses pembelajaran tetapi juga di luar proses pembelajaran.
C. Penanaman Karakter Cinta Lingkungan