Budaya Sekolah Pengembangan Kurikulum Sekolah

69 siswa, guru senantiasa memberikan bantuan kepada siswa dalam menginternalisasi nilai pendidikan karakter cinta lingkungan dalam proses pembelajaran.

c. Budaya Sekolah

Budaya sekolah yang dikembangkan dalam penanaman karakter cinta lingkungan ditinjau dari beberapa aspek, yang pertama berkaitan dengan program yang disusun sekolah dalam penanaman karakter cinta lingkungan. Menurut kepala sekolah, program yang disusun sebagai berikut: An : “Ya program lingkungan hidup, cinta lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat, itu sudah bisa dijabarkan ke banyak program yang kami laksanakan”. Senin, 25 April 2016 Program yang disusun sekolah dalam menanamkan karakter cinta lingkungan oleh kepala sekolah diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru sebagai berikut: Nn : “SMUTLIS, jumat bersih, sama andalanya Kapten Wow itu mbak karena sekolah lain nggak punya, itu juga didiklat juga lhoo mbak”. Rabu, 4 Mei 2016 Ag : “Pertama pembiasaan menanamkan cinta lingkungan, misal buang sampah pada tempatnya, menanam tanaman yang bermanfaat di lingkungan sekolah, program yang paling menonjol itu pengolahan sampah itu mulai dari kegiatan kecil yaitu pemilahan sampah”. Rabu, 11 Mei 2016 Hasil wawancara dengan guru lain terlampir Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan guru diperoleh hasil bahwa program yang disusun sekolah dalam 70 menanamkan karakter cinta lingkungan adalah program lingkungan hidup yang mencakum program SMUTLIS Sepuluh Menit Untuk Lingkungan Sekolah, Kapten WOW yang bertugas mengingatkan temannya yang merusak lingkungan, Jumat Bersih, dan pengelolaan sampah atau pilah sampah. Pernyataan yang disampaikan kepala sekolah dan guru diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan siswa sebagai berikut: Ch : “SMUTLIS, Jumat Bersih, kerja bakti”. Kamis, 28 April 2016 Ld : “Em.. SMUTLIS, Jumaat Bersih, sama gotong-royong”. Selas, 10 Mei 2016 Hasil wawancara dengan siswa lain terlampir Hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa diperkuat dengan hasil observasi selama penelitian. Hasil observasi pengembangan budaya sekolah diperoleh hasil pada tanggal 2 Mei 2016 siswa kelas IB dan VIB melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan sekolah yang bernama SMUTLIS yang dilakukan selama 10menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan SMUTLIS diantaranya menyapu, merawat dan menyirami tanaman obat dan tanaman sayur, mencabuti rumput, dan membuang sampah yang sudah penuh di bak penampungan akhir. Pada hari berikutnya kegiatan SMUTLIS dilaksanakan oleh kelas IIA dan VA. Kemudian SMUTLIS dilaksanakan setiap hari berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan. Pada hari Jumat kegiatan SMUTLIS ditiadakan, namun terdapat kegiatan Jumat Bersih. Kegiatan Jumat Bersih dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah dan dilakukan secara gotong royong. 71 Hasil wawancara dan observasi yang berkaitan dengan program yang disusun sekolah dalam penanaman karakter cinta lingkungan diperkuat dengan hasil dokumentasi. Program SMUTLIS dalam dokumen kurikulum sekolah masuk pada kegiatan pembiasaan pada aspek pembentukan akhlak dan penanaman kepedulian terhadap lingkungan. Program pengembangan budaya dalam kurikulum sekolah dalam kurikulum sekolah menunjukkan bahwa sekolah benar-benar merencanakan pengembangan budaya sekolah dalam penanaman karakter cinta lingkungan. Gambar 11. Dokumentasi kegiatan SMUTLIS Budaya yang dikembangkan sekolah, tidak terlepas dari fasilitas dan ruang yang diberikan oleh sekolah kepada siswa dalam pengembangkan budaya cinta lingkungan. Menurut An sekolah dalam memberikan ruang dan fasilitas secara maksimal. Untuk menunjang penanaman karakter cinta lingkungan, sekolah memberikan fasilitas berupa alat kebersihan, tempat sampah pilah di setiap kelas dan tempat 72 strategis, dan memberikan tempat cuci tanganwastafel di setiap depan kelas. Fasilitas dan ruang yang diberikan sekolah kepada siswa juga diperkuat dengan hasil observasi selama peneliti melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil observasi, sekolah menyediakan fasilitas kebersihan yang cukup baik bahkan memadahi. Di dalam setiap ruang kelas mulai dari kelas I sampai kelas VI terdapat fasilitas kebersihan yang meliputi sapu lidi, sapu lantai, kemoceng, serok sampah, pembersih kaca, alat pel, dan tiga jenis tempat sampah pilah. Selain di dalam kelas, sekolah juga menyediakan bak sampah diluar kelas yang dibagi menjadi tiga jenis sampah. Tempat pembuangan akhir sekolah terletak di belakang sekolah, yang terbagi menjadi tiga jenis sampah pula. Sekolah menyediakan tempat cuci tangan di setiap depan kelas, dan di tempat strategis seperti di sebelah kantin. Fasilitas kebersihan kamar mandi sudah mencukupi, di setiap kamar mandi terdapat alat kebersihan yang meliputi sabun, sikat kamar mandi, dan bak sampah. Hasil wawancara dan observasi berkaitan dengan fasilitas yang diberikan sekolah diperkuat dengan hasil dokumentasi. Hasil dokumentasi sekolah yang menyediakan faslitas alat kebersihan dan tempat cuci tangan. Ruang yang disediakan sekolah dalam penanaman karakter cinta lingkungan antara lain, sekolah menyediakan ruang untuk siswa 73 menanam tanaman. Ruang taman sekolah berada di depan ruang kelas II dan III, di depan ruang kelas V dan VI. Di depan kelas I sampai dengan kelas VI terdapat tanaman bunga yang ditanam di pot bunga. Pot bunga tertata rapi di depan setiap kelas. Di belakang kelas I dan II terdapat tanaman apotik hidup. Di belakang ruang guru terdapat tanaman sayuran. Di sebelah taman di depan kelas V juga terdapat kolam ikan. Membudayakan karakter cinta lingkungan tidak terlepas dari motivasi yang diberikan kepala sekolah maupun guru kepada siswa, agar siswa senantiasa mencintai lingkungan. Hasil wawancara dengan kepala sekolah, An didapat data bahwa kepala sekolah dan guru senantiasa memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan bantuan atau nasehat untuk senantiasa cinta terhadap lingkungan. Hasil wawancara dengan guru juga menyampaikan hal senada. Hasil wawancara dengan siswa yang menjadi objek dari motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru, menyatakan bahwa kepala sekolah dan guru senantiasa memberikan motivasi untuk peduli dan cinta lingkungan. Dari hasil observasi juga menunjukkan bahwa kepala sekolah dan guru senantiasa memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu cinta lingkungan. Salah satu contohya ketika upacara, pembina upacara memotivasi siswa untuk menjaga kebersihan kelas dan membuang sampah pada tempat dan sesuai jenisnya. Nn juga memotivasi siswa untuk merawat tanaman yang ada di depan kelas. 74 Hasil wawancara dan observasi tentang motivasi siswa yang diberikan kepala sekolah dan guru kepada siswa diperkuat dengan hasil dokumentasi. Terdapat hasil dokumentasi berupa gambar, ketika guru memberikan motivasi kepada siswa saat menyiram tanaman. Gambar 12. Guru memotivasi siswa dalam merawat tanaman. Pengembangan budaya sekolah dalam penanaman karakter cinta lingkungan, menurut kepala sekolah tidak terlepas dari hadiah dan hukuman yang diterapkan sekolah. Hasil wawancara dengan kepala sekolah, An didapat data bahwa sekolah memberikan peringatan kepada siswa yang melanggar tata tertib yang berkaitan dengan lingkungan. Selain itu, sekolah memiliki program Kapten Wow, yang bertugas sebagai penyelamat lingkungan di lingkungan sekolah. Setiap kelas memiliki salah satu siswa yang bertugas menjadi Kapten Wow, jika di kelas ada didiwa yang merusak lingkungan dan fasilitas sekolah, maka Kapten Wow bertugas mengingatkan dan memberi hukuman berupa kalung dari barang-barang bekas. Selain hukuman, ada pula hadiah yang diberkan kepada siswa jika ada perombaan yang berhubungan dengan lingkungan, misalnya lomba kebersihan kelas. Hasil wawancara 75 dengan guru juga menunjukkan hal yang senada. Salah satu siswa, Rz mengungkapkan jika merusak lingkungan ada hukuman dan diberikan hadiah ketika memenangkan perlombaan. Dari hasil observasi selama peneliti melakukan penelitian, tentang hadiah dan hukuman yang diberikan sekolah diperoleh hasil sebagai berikut: kepala sekolah dan guru memberi peringatan kepada siswa yang bermain air. Guru juga memberikan peringatan kepada siswa yang membuang sampah sembarangan. Guru memberikan peringatan dan pemahaman kepada siswa untuk tidak merusak lingkungan. Guru dan kepala sekolah memberikan apresiasi dan sanjungan kepada siswa yang rajin merawat dan menyiram tanaman. Sekolah memberikan hadiah hasil lomba antar kelas. Program sekolah dalam penanaman karakter cinta lingkungan tidak terlepas dari nilai-nilai karakter yang dikembangkan. Hasil wawancara dengan salah satu guru, nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan sekolah dalam penanaman karakter cinta lingkungan antara lain tanggung jawab, kerjasama, disiplin, religius, dan kejujuran hasil wawancara dengan guru lainnya terlampir. Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru diperkuat dengan hasil observasi selama peneliti melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil observasi tentang nilai karakter siswa diperoleh hasil bahwa siswa memiliki rasa cinta dan kepedulian tehadap fasilitas dan lingkungan sekolah. Setiap pagi hari anak-anak terbiasa untuk melakukan kebersihan lingkungan sekolah. Setiap pagi siswa yang piket 76 langsung ikut membersihkan halaman sekolah dan merawat tanaman tanpa ada perintah dari kepala sekolah maupun guru. Kecintaan siswa terhadap lingkungan juga terlihat ketika melihat lantai kotor , siswa langsung membersihkannya dengan menyapu. Hasil wawancara dan observasi berkaitan dengan nilai karakter yang dikembangkan sekolah dalam penanaman karakter cinta lingkungan diperkuat dengan hasil dokumentasi. Hasil dokumentasi berupa gambar pada saat siswa yang piket langsung mengambil sapu dan membersihkan halaman. Gambar 13. Dokumentasi siswa sedang piket Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan peneliti. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa budaya sekolah yang dikembangkan berkaitan dengan penanaman karakter cinta lingkungan di Sekolah Dasar Negeri Tamanan diantaranya adalah dengan menyusun program-program cinta lingkungan. Program yang dibudayakan termasuk program SMUTLIS, Jumat Bersih, dan tamanisasi. Sekolah memebrikan fasilitas dan ruang cukup baik bagi 77 siswa. Krpla sekolah dan guru senantiasa memberikan motivasi kepada siswa untuk senantiasa peduli dan cinta terhadap fasilitas dan lingkungan sekolah. Hadiah yang diberikan sekolah sebatas ucapan dan motivasi , sementara untuk hadia hanya pada waktu kegiatan perlombaan. Hukuman yang diberika sekolah berupa peringatan dan pemahaman, selain itu ada program Kapten Wow yang bertugas sebagai penyelamat lingkungan. Karakter yang dikembangkan adalah cinta lingkungan, tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama. Tabel 5. Penanaman karakter cinta lingkungan dalam pengembangan kurikulum sekolah No. Indikator Kegiatan Cara Menanamkan Ciri-ciri Cinta Lingkungan 1. Kegiatan Rutin - Melaksanakan kegiatan piket pagi dan piket setelah pembelajaran selesai. - Melaksanakan kegiatan perawatan tanaman dan lingkungan sekolah SMUTLIS. Pertama, manusia yang cinta terhadap lingkungan, memiliki rasa empati terhadap lingkungan tersebut, manusia akan menjaga lingkungan dengan sepenuh hati supaya lingkungan tidak rusak. 2. Kegiatan Spontan - Memberi peringatan, teguran dan pengertian kepada siswa yan melakukan tindakan kurang baik terhadap lingkungan. Pertama, manusia yang cinta terhadap lingkungan, memiliki rasa empati terhadap lingkungan tersebut, manusia akan menjaga lingkungan dengan sepenuh hati supaya lingkungan tidak rusak. 3. Keteladanan - Penampilan dan pakaian guru yang rapi, lengkap, dan bersih Kedua orang yang mencintai lingkungan akan merasa bahagia dan senang apabila 78 No. Indikator Kegiatan Cara Menanamkan Ciri-ciri Cinta Lingkungan - Guru dan kepala sekolah senantiasa menjaga dan merawat fasilitas sekolah - Ikut terlibat langsung dalam kegiatan sekolah seperti ikut kegiatan SMUTLIS lingkungan yang dicintainya terjaga kelestariannya 4. Pengkondisia n - Menyediakan fasilitas dan kebutuhan anak yang berkaitan dengan cinta lingkungan. - Menempatkan alat kebersihan dan bak sampah pilah di setiap ruang kelas dan pada tempat strategis - Mengkondisikan kamarmandi untuk selalu bersih melibatkan seluruh warga sekolah - Penempatan alat belajar di setiap kelas berdasarkan kreasi setiap kelas - Penataan taman kelas dan taman sekolah melibatkan peserta didik - Pemajangan visi, misi dan tata tertib di setiap ruang kelas dan di tempat strategis. Keempat, orang yang mencintai lingkungan akan berusaha dan berupaya dengan berbagai cara agar lingkungan yang dicintainya tidak rusak dan tetap terjaga kelestariannya. 5. Pengintegrasi an dalam mata pelajaran - Guru mengintegrasikan nilai karakter cinta lingkungan dalam setiap mata pelajaran dengan ppembelajaran yang aktif - Guru senantiasa memberikan bantuan kepada siswa dalam menginternalisasi nilai karakter cinta lingkungan Keempat, orang yang mencintai lingkungan akan berusaha dan berupaya dengan berbagai cara agar lingkungan yang dicintainya tidak rusak dan tetap terjaga kelestariannya. 6. Budaya sekolah - Dengan kegiatan SMUTLIS yang rutin dilakukan setiap pagi sebelum kegiatan pembelajaran Keempat, orang yang mencintai lingkungan akan berusaha dan berupaya dengan berbagai cara agar 79 No. Indikator Kegiatan Cara Menanamkan Ciri-ciri Cinta Lingkungan - Menyediakan fasilitas alat kebersihan dan tempat cuci tangan di setiap depan kelas. - Menyediakan ruang untuk menyalurkan rasa cinta siswa terhadap lingkungan misal taman, dan tempat untuk menanam sayur dan tanaman obat. - Memotivasi siswa supaya selalu peduli dan cinta terhadap lingkungan - Memberikan hadiah dan hukuman bagi siswa yang berbuat kerusakan terhadap lingkungan lingkungan yang dicintainya tidak rusak dan tetap terjaga kelestariannya.

2. Pengembangan Proses Pembelajaran