95 berupa gambar penampungan akhir sampah, dan wastafel atau tempat
cuci tangan.
Gambar 20. Dokumentasi tempat penampungan sampah akhir Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi,
peneliti mengambil kesimpulan bahwa fasilitas sanitasi di Sekolah Dasar Negeri Tamanan dalam penanaman karakter cinta lingkungan
sudah baik. Sekolah menyediakan fasilitas sanitasi dengan disesuaikan standar pengelolaan sanitasi. Sarana pembuangan toilet sudah sesuai
standar dialirkan dalam septictank dalam tanah. Pembuangan sampah sudah dipilah sesuai jenisnya. Cuci tangan menggunakan air kran
dengan limbah dialirkan ke peresapan menggunakan paralon.
d. Kantinwarung sekolah
Pengelolaan kantin atau warung sekolah menurut kepala sekolah sebagai berikut:
An : “Masak sendiri semua, kita punya kntin yang setiap bulan didatangi dari BPOM. Makanannya higienis, dan yang
jaga kantin juga pernah mengikuti diklat dengan BPOM dan sudah memiliki sertifikat”. Senin, 25 April 2016
Hasil wawancara dengan kepala sekolah diperkuat dengan
analisis hasil wawancara dengan guru.
96 Mj : “Ya kita sudah mendapatkan piagam bintang dari BPOM,
jadi ya memang makanan disini kami usahakan yang aman-aman, kalau seandainya ada yang tidak aman
langsung kita tegur”. Selasa, 3 Mei 2016 Nn : “Sudah, karena petugas kantin diikutkan dalam diklat-
diklat, dan sudah lolos uji BPOM”. Rabu, 4 Mei 2016 Hasil wawancara dengan guru lain terlampir
Berdasarkan analisis wawancara dengan kepala sekolah dan guru diperoleh hasil bahwa sekolah sudah memiliki kanin sendiri.
Pengelolaan kantinwarung sekolah dilakukan dan dikoordinir oleh pokja dari bebrapa guru. Kantin di sekolah sudah memiliki ijin
menjual makanannya dari BPOM Badan Pemerikasa Obat dan Makanan. Penjual kantin juga sudah mengikuti beberapa kali diklat
dan pelatihan dalam pembuatan makanan sehat dan bergizi. Pokja guru yang mengkoordinir bagian kantin juga setiap hari mengecek
makanan yang dijual di kantin. Makanan dan minuman yang dijual di kantin banyak
dikonsumsu oleh siswa. Sehingga peneliti juga meminta pendapat siswa tentang makanan atau jajanan yang dijual pedagang kantin
dilihat dari kesehatan dan kebersihannya. Hasil wawancara sebagai berikut:
Kh : “Makanannya enak, apalagi kalau pas bikin nasi goreng”. Sabtu, 30 April 2016
Rz: “Iya makanannya sudah sehat dan bersih”. Rabu, 27 April 2016
Hasil wawancara dengan siswa lain terlampir Hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa
diperkuat dengan hasil observasi. Berdasarkan hasil observasi
97 diperoleh hasil data sebagai berikut: penjual kantin menjual makanan
dan jajanan yang aman dikonsumsi siswa, sehat, dan bersih. sebagian makanan yang dijual buatan sendiri, dan setiap hari menunya berganti-
ganti. Terdapat piagam dari BPOM bahwa kantin sekolah sudah memiliki ijin dari BPOM. Sekolah memiliki program pengurangan
penggunaan sampah plastik, sehingga setiap siswa yang membeli makanan menggunakan piring atau mangkuk yang telah disediakan.
Dan jika membeli minum, siswa menggunakan gelas miliknya sendiri. Pedagang dari luar sekolah juga tidak boleh berjualan di lingkungan
sekolah. Hasil wawancara dan observasi diperkuat dengan hasil
dokumentasi penelitian tentang kantin atau warung sekolah. Terdapat dokumentasi berupa gambar kantin atau warung di Sekolah Dasar
Negeri Tamanan.
Gambar 21. Gambar kantin sekolah Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi
tentang kantin atau warung sekolah, peneliti mengambil kesimpulan bahwa kantin sekolah tersedia di samping parkir sepeda siswa.
98 Kondisi kantin bersih, cukup ventilasi dan beratap. Kantin sekolah
menyediakan makan berat, makanan ringan, dan minuman yang sebagian besar adalah buatan sendiri. Untuk emngurangi sampah
plastik, di kantin menggunakan piring, mangkok, dan gelas sendiri. Kantin sekolah juga sudah lolos uji BPOM dalam menjual makanan
sehat dan aman konsumsi. Penjual kantin juga sudah beberapa kali mngikuti diklat. Kantin sekolah yang bersih dapat menunjang
terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
e. Bebas dari jentk nyamuk