Bebas asap rokok Promosi hygiene dan sanitasi sekolah

122

f. Bebas asap rokok

Himbauan dan larangan merokok di lingkungan sekolah sudah tercantum dalam tata tertib sekolah. Kepala sekolah dan guru melakukan himbauan langsung kepada warga sekolah untuk tidak merokok di lingkungan sekolah. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah bebas asap rokok menjelaskan larangan atau himbauan untuk tidak merook di lingkungan sekolah. Peraturan tentang larangan merokok sudah tercantum di dalam tata tertib sekolah. Sekolah mengadakan kerjasama dengan warga sekitar lingkungan sekolah untuk menyepakati aturan bahwa tidak boleh merokok di sekitar lingkungan sekolah dan telah disepakati oleh petingi desa. Kondisi lingkungan sekolah yang bebas asap rokok memiliki dampak positif bagi siswa, sehingga udara yang ada di lingkungan sekolah bersih dan sehat bagi siswa. Kondisi bebas asap rokok juga dapat menjadi teladan bagi siswa agar lebih cinta terhadap lingkungan.

g. Promosi hygiene dan sanitasi sekolah

Sekolah mengajak dan menghimbau siswa selain melalui poster juga melalui kegiatan sosialisasi pada waktu-waktu tertentu, seperti pada saat upacara dan pertemuan dengan wali murid. Sekolah menyediakan fasilitas yang menunjang promosi hygiene dan sanitasi sekolah. Sekolah melakukan promosi hygiene dengan cara memasang poster-poster larangan, ajakan, dan kata-kata bijak. Promosi hygiene dan sanitasi 123 sekolah sesuai dengan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah, sekolah juga harus melakukan promosi hygiene dan sanitasi sekolah. Kesehatan lingkungan sekolah merupakan tindakan nyata yang mencerminkan sikap cinta terhadap lingkungan. Promosi hygiene yang dilakukan sekolah membantu menjaga dan melestarikan lingkungan sekolah sehingga siswa merasa lebih nyaman untuk belajar di sekolah. Promosi hygiene didukung oleh poster-poster larangan dan ajakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Kepala sekolah, guru, dan siswa berperan untuk mengindahkan poster-poster tersebut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penanaman karakter cinta lingkungan di Sekolah Dasar Negeri Tamanan melalui: 1. Pengembangan kurikulum sekolah, meliputi program pengembangan diri, pengintegrasian dalam mata pelajaran, dan budaya sekolah. Program pengembangan diri meliputi kegiatan rutin dengan piket harian pagi dan siang seusai kegiatan pembelajaran, kegiatan spontan dengan memberi teguran atau peringatan kepada siswa yang melakukan pelanggaran terhadap lingkungan, keteladanan kepala sekolah dan guru dengan memberikan contoh sikap dan perilaku yang sopan dan santun terhadap lingkungan, pengkondisian dengan menyediakan fasilitas yang ada di dalam kelas, sekolah dan fasilitas kebersihan yang lengkap, dalam mendukung penanaman karakter cinta lingkungan. Pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan guru dengan cara mengintegrasikan nilai cinta lingkungan dalam mata pelajaran tertentu dengan menyusun program-program sekolah yang berkaitan dengan pengembangan karakter cinta lingkungan. Pengembangan kurikulum sekolah dilakukan dengan cara mengoptimalkan sarana dan prasarana yang disediakan sekolah untuk menunjang program yang disusun sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan.