35
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Sugiyono 2015: 307 menjelaskan bahwa dalam penelitian
kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka dikembangkan instrumen
penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan
wawancara. Peneliti menggunakan alat bantu pedoman observasi dan wawancara untuk memudahkan mendapatkan data yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Pedoman observasi dirancang sebagai pedoman mengobservasi penanaman karakter cinta lingkungan secara keseluruhan di
Sekolah Dasar Negeri Tamanan. Pedoman wawancara dirancang sebagai pedoman untuk melakukan wawancara langsung kepada nara sumber, yaitu
kepala sekolah, guru, dan beberapa siswa. Adapun rancangan pedoman observasi dan wawancara peneliti sebagai berikut.
1. Instrumen Observasi
Instrumen observasi digunakan untuk mendapatkan data secara langsung. Data yang diperoleh melalui observasi akan dideskripsikan.
Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010 mengemukakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat dilaksanakan
melalui pendekatan kurikulum dan pengembangan proses pembelajaran. Penanaman karakter cinta lingkungan dikembangkan dari budaya dan
karakter bangsa, maka dari itu peneliti membuat lembar observasi
36 penanaman karakter cinta lingkungan melalui pendekatan kurikulum dan
pengembangan proses pembelajaran. Penanaman karakter cinta lingkungan juga ditinjau dari aspek program kesehatan lingkungan. Instrumen observasi
yang disusun berdasarkan teori dan dikembangkan dari kisi-kisi observasi. Tabel 1. Kisi-kisi lembar observasi sekolah
No Variabel
Indikator Deskripsi aspek yang teramati
1 Kurikulum
Sekolah a.
Program Pengembangan
Diri 1
Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus-menerus dan
konsisten setiap saat. 2
Kegiatan Spontan
Kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga.
3 Keteladanan
Perilaku dan
sikap kepala
sekolah, guru,
dan tenaga
pendidik yang
lain dalam
memberika contoh yang baik bagi peserta didik.
4 Pengkondisian Upaya
sekolah untuk
mendukung penanaman karakter cinta lingkungan.
b. Pengintegrasian
dalam mata
pelajaran Nilai-nilai karakter disampaikan
dalam pengintegrasian dalam mata pelajaran.
c. Budaya Sekolah
Pikiran, kata-kata,
sikap, perbuatan, dan hati setiap warga
sekolah yang tercermin dalam semangat,
perilaku, maupun
simbol serta
slogan khas
identitas mereka. 2
Pengemba ngan Proses
Pembelajaran a.
Pribadi Adanya apresiasi bagi seluruh
warga sekolah yang berkarakter cinta lingkungan.
b. Kelas
Pembelajaran di dalam kelas yang berbasis lingkungan.
c. Sekolah
Kegiatan sekolah
untuk menunjang penanaman karakter
cinta lingkungan. d.
Luar Sekolah Kegiatan ekstrakurikuler dan
kegiatan lain
yang menumbuhkan karakter cinta
lingkungan.
37
No Variabel
Indikator Deskripsi aspek yang teramati
3 Kesehatan
Lingkungan Pendidikan
a. Pemeliharaan
Ruang dan
Bangunan Kegiatan pembersihan ruang dan
bangunan meliputi
intensitas pelaksanaan
kebersihan, penggunaan larutan disinfektan
dalam kegiatan kebersihan dan pengecatan dinding.
b. Pencahayaan dan
Ventilasi Pengaturan pencahayaan dan
ventilasi untuk mendapat udara segar sesuai kebutuhan.
c. Fasilitas Sanitasi Pengelolaan air limbah dan
pembuangan sampah. d.
Kantinwarung Sekolah
Kantin yang
mengutamakan kebersihan dan kesehatan dari
makanan. e.
Bebas dari Jentik Nyamuk
Program sekolah
untuk membasmi
dan mencegah
tumbuhnya jentik nyamuk. f.
Bebas Asap
Rokok Terdapat larangan dan himbauan
untuk tidak
merokok di
lingkungan sekolah. g.
Promosi Hygiene dan
sanitasi sekolah
Sanitasi dilakukan
secara langsung
maupun tidak
langsung.
2. Instrumen Wawancara