strategi yang tepat untuk mengatasinya, saat ini pesantren belum mampu mem- brack down menurunkan visi misinya agar dipahami bersama mulai dari
pimpinan sampai grass root akar rumput. Sehingga jika terjadi pergantian pimpinan, pesantren tetap mampu melanjutkan program-programnya bukan
membuat program yang benar-benar baru. Kemudian jika ada perubahan dari sisi eksternal misalnya banyaknya dana dari pemerintah maupun bantuan perusahaan,
pesantren dapat menyikapinya dengan baik, jika dana itu justru menyebabkan terganggunya idealisme pesantren maka dana tersebut bisa dipertimbangkan untuk
ditolak.
4.3.5. Bentuk-Bentuk Program Pemberdayaan Berbasis Santri di Pesantren
Hidayatullah Medan
Jika dahulu pesantren hanya mengkaji ilmu-ilmu agama yang bersifat klasik dan “kaku” namun pada saat sekarang ini banyak pesantren yang telah
mengembangkan sayapnya tidak hanya untuk urusan pendidikan agama saja tapi juga merambah urusan lain misalnya kegiatan wirausaha, pertanian, peternakan,
koperasi dan sebagainya yang tidak lepas dari nilai-nilai agama. Adapun bentuk-bentuk program pemberdayaan santri di pesantren
Hidayatullah Medan berdasarkan data lapangan secara umum di antaranya adalah sebagai berikut: pertukangan, piket 24 jam, kegiatan amal soleh, memasak,
pertanian dan peternakan, kebersihan kantor, gotong-royong, mengajar, kreativitas dan seni, administrasi pesantren, membantu keluarga ustadz, dan pengabdian
masyarakat. Berikut adalah hasil analisis terkait bentuk-bentuk program pemberdayaan santri:
1 Pertukangan
Menurut Sekretaris Desa Bandar Labuhan, Pesantren Hidiayatullah baru lima tahun tampak seperti pesantren sesungguhnya, baik dari sisi bangunannya
maupun dari sisi pendidikannya. Dahulunya pesantren hanya terdiri dari beberapa gubuk kayu. Kemudian menurut Ust. Ali Akbar, Kepala Bagian Kependidikan
Yayasan Hidayatullah, kedepannya pesantren akan menjadi pondok modern, elit dan profesional, oleh sebab itu fasilitas harus dilengkapi terus menerus.
Universitas Sumatera Utara
Santri itu bantu juga, maskudnya karena dana gak ada mungkin itu untuk gotong royongnya, saya rasa mungkin gitu. Dulu saya juga ikut di sana
bantu-bantu, tapi sekarang santrinya sudah padai-pandai. Ini gendung- gedung yang banyak ini santri semua yang ngerjain. Macam manapun nanti
itu kan kalau pake santri kan gak ngeluari biaya lagi. Wawancara dengan Pak Burhanuddin, 11 Mei 2013
Semua bangunan pondok pesantren adalah hasil karya santri, bahkan membuat jembatan penyebrangan pesantren juga hasil santri walaupun akhirnya
dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum untuk membangun jembatan permanen. Kerja nukang atau bangunan ini hanya diwajibkan bagi santri Aliyah dan Alumni
laki-laki. Ada enam orang alumni pengabdian yang ditempatkan di Bandar Labuhan dengan tugas utamanya nukang. Dari hasil observasi, nukang juga
dibantu oleh siswa kelas 3 Aliyah setelah selesai UN. Adapun kelas 1 dan 2 diwajibkan membantu pada sore hari selatah Ashar dan pada hari libur. Akhir-
akhir ini kegiatan pengkaryaan lebih diutamakan pada pembuatan bangunan karena adanya bantuan dana dari pemerintah serta adanya target melengkapi
fasilitas dari pondok pesantren. Berikut adalah pemaparan informan: Sekarang kita fokus anak-anak punya keterampilan bangunan. Saya hitung
sudah lebih ada 13 lokal yang mereka bangun. Jadi sesuai dengan kebutuhan kita untuk melengkapi fasilitas infrastruktur sekolah jadi kita
arahkan ke situ dulu. Kita ajari mendesain bangunan dan menghitung bahan.
seperti bangunan ini juga rata-rata kita duntungkan. Kita bisa menyelamatkan dana banyak, kita bandingkan saja kalau saya
memborongkan pembangunan sekolah ini, itu bisa habis 30 juta, tapi dengan tenaga santri paling banter itu habisnya paling cuma 6 juta, jadikan
itu berapa persen bisa dihemat dananya. Wawancara dengan Ust Chairul Anam, 25 Februari 2013
2 Piket 24 Jam
Piket adalah hal yang biasa dijumpai di sekolah umum maupun di pesantren. Dalam piket siswa, biasanya siswa dijadwalkan perkelompok untuk
membersihkan kelas, memelihara mading, dan sejenisnya. Di Pesantren Hidayatullah, piket 24 jam memiliki kesamaan dengan piket di sekolah atau
pesantren pada umumnya. Namun, bedanya dari sisi waktu dan tugasnya yang lebih banyak. Adapun tugas-tugas piket 24 jam yaitu: menjaga kebersihan yang
Universitas Sumatera Utara
meliputi menyapu halaman, memotong rumput, memelihara tanaman hias, membersihkan parit, dan membersihkan ruangan-ruangan tertentu. Kemudian,
santri juga bertugas menjaga keamanan pesantren selama 24 jam, pada malam hari santri melakukan ronda malam. Tugas-tugas seperti itu menurut pihak pesantren
idealnya dikerjakan oleh lima orang karyawan gardener dan scurity per hari, namun pesantren lebih memilih tetap menggunakan pengkaryaan santri untuk hal
tersebut. Konsekuensinya setiap hari ada lima orang santri yang tidak bisa bersekolah karena menjalankan piket.
Piket 24 jam adalah salah satu bentuk pengkaryaan santri yang paling utama di Pesantren Hidayatullah. Tugas piket 24 jam diperuntukkan bagi santri yang
duduk di kelas 2 MTs, Kelas 3 MTs semester 1, Kelas 1 MA, Kelas 2 MA, dan Kelas 3 MA semester 1. Berikut adalah pemaparan informan tentang piket 24 jam:
Tugas piket adalah di bidang kebersihan, keamanan, dan ketertiban. Adapun petugasnya sama selama 24 jam agar tidak banyak santri yang
tidak sekolah jadi selama satu hari satu malam itu petugasnya sama. Wawancara dengan Ust Mukhtasim, 25 Februari 2013
Informan lain dari kalangan santri mengatakan sebagai berikut: Ada namanya piket 24 Jam, sekaligus untuk ronda malam. Dia diberi
kebebasan satu hari itu gak sekolah, tapi dia yang menjaga kebersihan dan fasilitas di seluruh pondok ini. Paginya itu dia mulai membersihkan
asrama, membersihkan ruang makan, masjid, kamar mandi, dan mengutipi sampah yang ada di sini. Pokoknya yang tanggung jawab seharian itu sama
dia, sampai besok subuhnya. Wawancara dengan Milza Mardan Taga, 24 Februari 2013
Informan lain dari kalangan santri mengatakan sebagai berikut: Piketnya siap makan langsung, orangnya ada lima, ada ustadzanya juga
satu. Ustadz itu ngasih-ngasih snack aja sama ngontrol itu tugasnya setiap hari ustadz Abdurrahman. Wawancara dengan Dodi Ferdiansyah, 5 Maret
2013
Piket 24 jam dimanajemen agar dapat berjalan dan tidak mengganggu proses pendidikan di pesantren, berikut adalah penjelasannya menurut informan:
Tidak ada benturan antara tugas pengkaryaan dengan jawal belajar, karena itu sudah kita atur. Misalnya jadwal piket hanya lima orang sehari
Universitas Sumatera Utara
selama 24 jam. Mereka tidak ikut sekolah, tapi kalau ada ujian atau tes itu sudah kita kasih pengarahan supaya ketika waktu tesnya mereka ikut dulu.
Atau misalnya kemarin ada try out, santri kita peringatkan dulu tugas pengkaryaannya ditinggalkan selama try out, setelah itu pekerjaan
dilanjutkan. Jadi, semuanya tidak ada yang terbengkalai. Wawancara dengan Ust. Mukhtasim, 25 Februari 2013
Sependapat dengan informan di atas, informan dari santri menuturkan hal berikut:
Piket itu tidak mengganggu belajar, satu semester itu dapat empat kali aja. Nanti semester depan diganti lagi jadwalnya. Wawancara dengan Milza
Mardan Taga, 24 Februari 2013
Dari sisi informan puteri juga menyampaikan hal yang sama tentang manajemen tugas piket 24 Jam:
Satu asrama itu dibagikan, ketuanya itu kelas 2 Aliyah bawahannya itu dibagi-bagi, perkelompok gitu. Perhari ada yang empat, ada yang lima.
Mereka gak sekolah karena kan selama 24 jam itu mereka bersih-bersih asrama sama masak itu aja kerjanya yang piket. Wawancara Dengan
Kuswah, 10 Maret 2013
Piket 24 jam adalah salah satu bentuk pengkaryaan santri di pesantren Hidayatullah. Adapun tugas pengaryaan santri secara umum adalah bertanggung
jawab terhadap kebersihan dan keamanan lingkungan pondok pesantren.
3 Bidang Administrasi
Dalam proses pendidikan pondok pesantren tidak terlepas dari administrasi yang meliputi perizinan, laporan, proposal, dan pengelolaan data. Di pesantren
Hidayatullah hal itu banyak dikerjakan oleh santri-santri senior.
Tugas-tugas kantor seperti pengetikan laporan seperti ke DEPAG ke dinas, proposal, dan surat-surat itu santri juga dilibatkan. Wawancara dengan
Ustadz Mukhtasim, 25 Februari 2013 Informan lain juga mengatakan hal yang serupa yaitu sebagai berikut:
Sampai tingkat menyusun tata tertib asrama itu diajari, disuruh membuat surat undangan, proposal, makalah, dan lain lain. Wawancara dengan Ust.
Ali Hermawan, 18 Februari 2013
4 Bidang Kebersihan
Universitas Sumatera Utara
Kebersihan sangat penting di sebuah pesantren, maka untuk menjaga kebersihan ada beberapa bentuk kegiatan yang diprogramkan yaitu amal shalih,
gotong-royong, petugas khusus, dan tugas piket 24 jam. Pertama, kegiatan “amal shalih”, kata “amal shalih” di pesantren
Hidayatullah Medan memiliki pengertian tersendiri, “amal shalih” adalah nama kegiatan memungut sampah bersama-sama setelah melaksanakan shalat Subuh
dan shalat Ashar. Kegiatan “amal shalih” ini dilakukan oleh seluruh santri baik putera maupun puteri, senior maupun junior. Bahkan santri kelas 1 MTs juga ikut
dilibatkan dalam kegiatan amal soleh, padahal dalam pengkaryaan lainnya mereka belum dilibatkan.
Selain belajar biasanya amal soleh, ngutip sampah keliling kampus, itu pagi sama sore, paginya seteleh tadarusan, kalau sore siap Ashar. Daerah
ngutip sampah itu dibagi lokasinya, kalau saya sedang kebagian di belakang rumah Ustadz. Yang baginya Dewan Santri, diganti setiap dua
minggu sekali. Wawancara dengan Dodi Ferdiyansah, 5 Maret 2013
Amal soleh puteri juga ada, di area puterinya aja, putranya di putra aja. Wawancara dengan kuswah, 10 Maret 2013
Kegiatan ngutip sampah secara bersama-sama setiap setelah shalat Subuh dan Ashar adalah kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari sambil santri menuju
ke pondok masing-masing. Kordinasi kegiatan ini dilakukan oleh Dewan Santri dengan pembagian area pengutipan sampah digilir setiap dua minggu sekali.
Kedua, tugas khusus, kebersihan kantor tidak ditugaskan secara bergilir kepada seluruh santri karena menurut informan di kantor banyak hal-hal penting
di kantor sehingga harus ada santri yang bertanggung jawab. Untuk kebersihan kantor ditugaskan kepada dua orang yaitu Arifin dan
Nazrin. Mereka bertugas khusus untuk membersihkan kantor setiap hari biasanya dilaksanakan pada pagi dan malam hari. Adapun yang dibersihkan yaitu lantai,
meja, piring-piring, dan buku-buku. Ketiga, gotong-royong rutin, setiap hari Minggu setiap civitas akademika
pesantren harus ikut bersama-sama dalam kegiata gotong-royong kebersihan pesantren atau desa sekitar.
Universitas Sumatera Utara
...tapi kalo hari minggu itu diwajibkan dari kecil sampai besar ikut gotong royong. Wawancara dengan Milza Mardan Taga, 24 Februari 2013
Santri puteri juga mengadakan gotong-royong secara terpisah dengan santri putera:
Di sini ada kegiatan gotong-royong, ya bersih-bersih asrama, lapangan, lingkungan lah semua di sini. Wawancara dengan Meni, 10 Maret 2013
Dari pemaparan di atas diketahui bahwa santri dikaryakan untuk menangani masalah kebersihan di pesantren. Karena kebersihan dianggap suatu yang penting
karena dianggap sebagai perintah agama, maka pesantren membuat program yang berlapis untuk menangani kebersihan ini yaitu dengan piket 24 jam, tugas khusus,
amal shalih, dan gotong-royong.
5 Bidang Pertanian dan Peternakan
Berdasarkan data lapangan yang diperoleh Arifin 2008: 9 usaha ekonomi yang dilakukan pesantren umumnya menyangkut empat hal pokok, yaitu: a.
Pertanian; b. Peternakan; c. Koperasi Pesantren; dan d. Kerajinan. Pesantren Hidayatullah Medan baru memiliki usaha pertanian dan
peternakan, adapun koperasi pesantren dan kerajinan masih dalam tahap wacana. Terkait dengan program pertanian dan peternakan berikut data-data lapangan yang
ditemukan: Di bidang pertanian kita punya lahan di seberang jembatan sana ditanami
pepaya oleh santri. Untuk saat ini di Bandar Labuhan ini belum menanam lagi tanaman lainnya karena tanahnya terbatas dan sedang dalam proses
pembangunan. Tapi nanti dibelakang asrama puteri ini mau ditanam jagung, ini sedang dibersihkan lahannya. Wawancara Dengan
Ust.Mukhtasim, 25 Februari 2013
...ada, itu sekarang langi ngurus tanaman yang di depan itu , nanam kates Malaysia. Itu santri juga yang ngurus, satu hektare lah. Pertanian itu punya
pesantren. Wawancara dengan Milza Mardan Taga, 24 Februari 2013
Usaha sebelumya itu ada ternak sapi dan ternak kambing, itu yang pernah ada, kemudian pertanian. Kita Pernah menjuarai LM3Lembaga Mandiri
dan Mengakar di Masyarakat di bidang ketahanan panggan. Itu karena kita nanam pisang barangan, jagung manis juga pernah, dan pepaya juga
pernah. Wawancara dengan Ust Chairul Anam, 25 Februari 2013
Universitas Sumatera Utara
Usaha ekonomi produktif pesantren Hidayatullah Medan pernah fokus pada pertanian dan peternakan, akan tetapi di bidang peternakan terdapat kendala-
kendala sehingga harus dihentikan, dari sisi keuntungan pun tidak begitu besar. Sementara, pengkaryaan di bidang lain seperti pertanian dan pertukangan lebih
menguntungkan. Berikut adalah pemaparan informan: ....kadang ada kadang ga ada, kalau di bidang usaha peternakan
pengalaman kita berkata kita hanya untungnya itu sedikit sekali, tapi keuntungan yang banyak dirasakan itu keuntungan dari peningkatan life
skill santri tetapi ini cost-nya tinggi karena santri tidak merasa memiliki, beda sekali, jadinya agak berat, tapi kalau misalnya pertanian itu rata-rata
untung.
Kalau pertanian itu memang lebih untung tapi kendalanya kita masih kekurangan lahan, makanya kita berharap ada partisipan yang tanahnya
bisa kita kelola. Wawancara dengan Ust. Chairul Anam, 25 Februari 2013
6 Membantu Pekerjaan Ustadz
Sebagian Ustadz tinggal di lingkungan pesantren, ada beberapa ustadz yang memiliki usaha seperti berjualan, sementara sebagian besar ustadz lainnya tidak
memiliki usaha lain karena harus fokus pada tanggung jawabnya di pesantren. Beberapa santri diminta untuk membantu ustadz untuk mengerjakan
pekerjaan rumah seperti menyapu dan megepel, terkadang santri juga diminta untuk menjaga warung milik salah satu ustadz. Berikut adalah pemaparan
informan: Pernah, seperti membersikan rumah pimpinan, rumah ustadz Anam itu.
Wawancara dengan Milza Mardan taga, 24 Februari 213 Ada, misalnya bikin kandang ayam, bikin pagar rumah ustadz. Misalnya
ustadznya ada yang mau jualan, baru jualannya dititipkan ke santri. Wawancara dengan Farhan Fadlullah, 24 Februari 2013
Pernah, kalau bantu ustadzahnya rumah lah, bantuin. Kadang kan ustadznya sakit jadi kita bantuin, bersih-bersih rumah, nyuci. Wawancara
dengan Meni, 10 Maret 2013
7 Bidang Pendidikan Menjadi Tenaga Pengajar
Universitas Sumatera Utara
Bagi santri-santri senior dan alumni pengabdian salah satu tugas pengkaryaannya adalah mengajar baik itu mengajar materi kediniyahan maupun
materi umum. Adapun untuk santri puteri, “mengajar” adalah bentuk pengkaryaan utama karena santri puteri tidak dilibatkan dalam kegiatan pertanian, peternakan,
dan pertukangan. Berikut adalah pemaparan informan: Mengajar ngaji misalnya atau menjadi asisten guru, kalau ada guru yang
gak masuk, dia yang menggantikan di situ. Kita akan buka TK dan SD, ya mereka menjadi guru di situ. Wawancara Ust. Chairul Anam, 25 Februari
2013
Pulang kuliah, pulangnya ke pesantren, dia ngajar, terus digaji, gajinya itulah untuk biaya kuliah dia. Tapi yang ngajar tadi itu diseleksi tentunya,
kalau gak layak ada pilihan lain yaitu membantu yayasan. Wawancara dengan Ust. Ali Hermawan, 28 Februari 2013
Tugas yang saya kerjakan di pengabdian ya paling nukang, ngajar, kalau ada panggilan khotib ya jadi khotib. Kalau ngajar saya dapat ngajar Aliyah
malam senin sama malam sabtu, dua kali seminggu, Wawancara dengan Dinul Hak, 19 Februari 2013
Mengajar adalah bentuk pengkaryaan santri. Santri senior dan alumni diberikan tugas mengajar. Bila belum mampu menjadi tenaga pengajar utama
maka mereka akan ditugaskan untuk menggantikan saat ustadz tidak ada.
8 Program Desa Binaan
Ekspansi dakwah pesantren sekaligus sebagai tanggung jawab sosial pesantren untuk mewujudkan masyarakat madani adalah dengan membuat
program desa binaan. Pesantren Hidayatullah Medan memiliki enam desa binaan yaitu Desa Lau Gambir, Desa Beringin, Desa Sinar Kemenangan, Desan Bintang
Meriah, Desa Bandar Labuhan, dan komplek perumahan Tamora. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan:
Jadi selain di dalam, Hidayatullah juga punya lahan dakwah di luar, lahan dakwahnya itu desa binaan. Sementara kita ada enam desa biaan yaitu
Desa Lau Gambir, Desa Beringin, Desa Sinar Kemenangan, Desan Bintang Meriah, Desa Bandar Labuhan, dan komplek perumahan Tamora.
Wawancara dengan Ust Chairul Anam, 25 Februari 2013
Ada penugasan dakwah, tiap jumat itu anak-anak kita kirim ke desa-desa yang tidak punya dai. Tiap Ramadhan ada juga kegiatan Quantum
Ramadhan. Wawancara dengan Ust Ali Akbar, 201 Maret 2013
Universitas Sumatera Utara
Hingga saat ini masih santri putera kelas 3 MA dan Alumni yang dilibatkan dalam program desa binaan, adapun santri puteri belum dilibatkan di desa yang
jauh lokasinya. Santri puteri lebih banyak berpartisipasi mengajar ngaji di Desa Bandar Labuhan. Berikut ini adalah penuturan dari informan:
Puterinya belum pernah ikut ke desa binaan karena itu kan putra aja, puterinya paling di desa ini aja, ada ngajar anak-anaknya Wancara
dengan Meni, 10 Maret 2013
Masyarakat sudah merasakan manfaat dari desa binaan seperti yang disampaikan informan berikut ini: Wah sering, dakwah-dakwah itu sering, ngajar
juga di masyarakat yang puteranya, yang puterinya juga, udah banyak lah orang ini yang pandai-pandai semuanya. Enak loh sama orang ini, bagus. Orang ini kan
tukang dakwah. Wawancara dengan Ibu Yatinem, 5 Maret 2013 Setahu saya, ketika ada acara besar mereka melibatkan masyarakat dan
bahkan aparat desa juga diundang. Baru-baru ini lah ada bantuan dari Bank Sumut, kami selalu diundang. Wwancara dengan Pak Suyatno, 14 Mei 2013
Dalam sumber dokumentasi online, disampaikan bagaimana gambaran pelaksanaan desa binaan, contohnya di Desa Laugambir Kecamatan STM Hilir.
Di sebuah mesjid yang mungil di desa itu selalu diselenggarakan pengajian rutin Terjemah dan Tafsir Alquran pada hari Ahad malam Senin untuk kaum laki-laki
dan hari Jumat siang untuk perempuan. Bagi masyarakat Laugambir pengajian ini sangat dirindukan karena mereka membutuhkan tambahan wawasan mengenai
Islam sehingga mereka bisa bertahan dengan aqidahnya yang benar. Mereka adalah kaum minoritas muslim yang hidup di tengah-tengah mayoritas Kristen.
Seumber: http:Pesantrenhidayatullahmedan. blogspot.com diakses 20 Januari 2013
4.3.6. Manfaat Program Pemberdayaan Santri