Pak Muhammad Amin Ibu Agustina

Kasi-nya jarang datang ke kantor, maka Pak Abdul Rajak lebih banyak berperan dalam mengurusi bidangnya itu di Kemenag.

19. Pak Suyatno

Pak Suyatno, S.H. Merupakan seorang laki-laki berusia 38 tahun, sudah menikah dan memiliki satu orang anak. Dia Asli warga Desa Bandar Labuhan dan sudah menajbat sebagai Sekretaris Desa selama 10 tahun. Suayatno lulusan S1 Hukum tahun 2011 di UNHAM. Dia sering berkunjung ke pesantren terutama ketika ada kegiatan-kegiatan besar, Dia juga sering berinteraksi dengan ustadz-ustadz pesantren karena mereka sering datang ke pesantren untuk mengurus administrasi. Selain ustadz, santri juga seraing datang ke kantor desa untuk mengurus administrasi pesantren. Sebagai Sekretaris Desa, dia sering meminta bantuan santri untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan bersama di Desa. Dia juga sempat memantau beberapa kali tentang kegiatan pengkaryaan santri contohnya pertanian dan peternakan. Wawancara dengan Pak Suyatno dilakukan pada 13 Mei 2013 di Kantor Desa Bandar Labuhan. Mulanya penulis berencana mewawancarai Kepala Desanya, akan tetapi diarahkan ke Sekretaris Desa. Sekretaris Desa dianggap lebih paham tentang pesantren karena sudah menjabat selama 10 tahun, sementara Kelapa Desa sering berganti.

4.2.6. Informan dari Orang Tua santri

20. Pak Muhammad Amin

Pak Muhammad Amin merupakan orang tua dari Diki Wahyudi, santri kelas 2 MTs. Pak Amin memiliki 4 orang anak, Diki adalah anak pertamanya. Dia Lahir di Asahan, 18 april 1973. Dia bekerja sebagai buruh harian lepas di Showroom 63. Adapun Latar belakang pendidikannya lulusan STM di Lubuk Pakam. Keluarga Pak Amin saat ini tinggal di Medan Denai. Setiap hari Minggu Pak Amin selalu datang ke pesantren untuk menjenguk anaknya dan mengirimkan Universitas Sumatera Utara bekal. Pak Amin berasal dari keluarga menengah sehingga masih membayar biaya pendidikan anaknya Rp200.000,- perbulan termasuk makan dan biaya semuanya. Adapun biaya normal yang ditetapkan pesantren adalah Rp300.000,-.

21. Ibu Agustina

Ibu Agustina merupakan seorang perempuan orang tua santri, lahir di Nias dan berusia 37 tahun. Dia adalah ibu dari Ridwansyah kelas 2 MA. Ridwanyah merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Ibu Agustina berasal dari Nias, namun saat ini dia tinggal di Sibolga. Dia dan suaminya lulusan SMP di Nias, suaminya bekerja sebagai nelayan dan Ibu Agustina sebagai ibu rumah tangga. Adapun dalam kesehariannya, Ibu Agustina adalah seorang ustadzah dan suaminya seorang ustadz. Dia sudah merasakan manfaat dari ilmu agama walupun hanya lulusan SMP. Dia berharap anak-anaknya dapat hidup lebih baik dengan bekal ilmu agama dari pesantren. Dari kelima orang anaknya ada tiga orang yang nyantri di Hidayatullah, anak pertama yaitu Ridwansyah di Hidayatullah Medan, anak kedua di Hidayatullah Nias, dan anak ketiga di Hidayatullah PPAS Sibolga. Dia berencana memasukkan semua anaknya ke pesantren khususnya ke Hidayatullah. Dia mengatakan bahwa dua anak lainnya yang masih kecil sudah tamat Alquran sehingga akan memudahkan pihak pesantren nantinya. Dia memasukkan anak- anaknya ke Hidayatullah Karena ingin anaknya menjadi anak yang soleh dan gratis. Dia mengatakan bahwa pesantren Hidayatullah sudah banyak membantu keluarganya. Ibu Agustina diwawancarai melalui telepon pada 14 Mei 2013. Dia sudah yang ketigakalinya menjadi informan penelitian mahasiswa dalam beberapa bulan terakhir. Salah satu mahasiswa lain yang pernah berkunjung ke rumah Bu Agustina adalah teman dari peneliti sehingga Ibu Agustina antusias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

22. Pak Burhanuddin