tahun. Suaminya masih mendapatkan bantuan dana dari pabrik namun jumlahnya tidak mencukupi. Ibu yatinem harus berjualan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Dahulu orang tua Ibu Yatinem pensiun dari kebun kemudian pindah ke
Bandar Labuhan. Setiap hari Ibu Yatinem mampir untuk berjualan ke Pesantren Hidayatullah semenjak santrinya berjumlah 20 orang hingga sudah lebih dari 400
orang saat ini. Ibu Yatinem sering berinteraksi dengan santri dan ustadz, dia juga sering mendapat bantuan dari pesantren khususnya pada hari besar Islam seperti
Idul fitri dan Idul adha.
4.2.5. Informan dari Lembaga Pemenintah Terkait
17. Pak Torang Rambe
Pak Torang Rambe adalah seorang laki-laki, lahir di Tapanuli Selatan, 16 Mei 1972. Menjabat sebagai Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian
Agama Kabupaten Deli Serdang selama dua tahun. Dia telah menempuh pendidikan S1, S2, dan S3. Pendidikan S2-nya dilaksanakan di IAIN Sumatera
Utara. Wawancara dilakukan pada 16 Mei 2013 di Kantor Kemenag Deli Serdang
pada pukul 09.30-10.30. Ketika itu sedang ada tamu dari beberapa madrasah, namun Pak Torang Rambe mempersilahkan peneliti untuk melakukan wawancara
selama satu jam. Ketika itu ia memberi tahukan bahwa dia menangani bagian madrasahnya, sedangkan yang lebih tahu tentang pesantren adalah Pak Abdul
Rajak yang telah diwawancarai peneliti pada 14 Mei 2013.
18. Pak Abdul Rajak
Pak Abdul Rajak merupakan seorang laki-laki, dia sebagai staf Bagian Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kementrian Agama Deli Serdang.
Bidang ini adalah yang mengurusi data-data, pendaftaran pesantren, dan legalitas pesantren. Pak Rajak Sudah bekerja 10 tahun menangani pesantren di Deli
Serdang. Dia juga merupakan pembina dari Ikatan Alumni Pesantren Darul Arafah, salah satu pesantren unggulan di Deli Serdang. Karena Kepala Seksi Pak
Universitas Sumatera Utara
Kasi-nya jarang datang ke kantor, maka Pak Abdul Rajak lebih banyak berperan dalam mengurusi bidangnya itu di Kemenag.
19. Pak Suyatno
Pak Suyatno, S.H. Merupakan seorang laki-laki berusia 38 tahun, sudah menikah dan memiliki satu orang anak. Dia Asli warga Desa Bandar Labuhan
dan sudah menajbat sebagai Sekretaris Desa selama 10 tahun. Suayatno lulusan S1 Hukum tahun 2011 di UNHAM.
Dia sering berkunjung ke pesantren terutama ketika ada kegiatan-kegiatan besar, Dia juga sering berinteraksi dengan ustadz-ustadz pesantren karena mereka
sering datang ke pesantren untuk mengurus administrasi. Selain ustadz, santri juga seraing datang ke kantor desa untuk mengurus administrasi pesantren.
Sebagai Sekretaris Desa, dia sering meminta bantuan santri untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan bersama di Desa. Dia juga sempat memantau
beberapa kali tentang kegiatan pengkaryaan santri contohnya pertanian dan peternakan.
Wawancara dengan Pak Suyatno dilakukan pada 13 Mei 2013 di Kantor Desa Bandar Labuhan. Mulanya penulis berencana mewawancarai Kepala
Desanya, akan tetapi diarahkan ke Sekretaris Desa. Sekretaris Desa dianggap lebih paham tentang pesantren karena sudah menjabat selama 10 tahun, sementara
Kelapa Desa sering berganti.
4.2.6. Informan dari Orang Tua santri