rencana nanam lagi karena kami kan sibuk anu mau ujian. Wawancara dengan Kuswah, 10 Maret 2012.
Dalam hal pemeliharaan hewan ternak, santri juga diberikan kebebasan selagi lahan yang dimiliki masih memungkinkan contohnya adalah ternak ayam
dan bebek oleh santri yang bernama Kamisin, Kamisin sudah mendapat izin dari para ustadz untuk mengelola ternak pribadinya, ternak ini menurut Kamisin untuk
menambah-nambah biaya mondok dan untuk ongkos pulang. Ternak yang dikelola Kamisin adalah beberapa ekor ayam dan bebek yang teretak di bawah
pohon di lingkungan pesantren. Dengan demikian, diketahui bahwa Pesantren Hidayatullah Medan
mewadahi potensi santri sesuai dengan minat dan bakatnya caranya dengan pemberian tugas khusus kepada santri tertentu, pemetaan potensi santri, dan
memberikan keleluasaan untuk menuangkan ide wirausaha di pesantren. Pesantren Hidayatullah Medan sebaiknya tidak melakukan pembagian tugas yang terlalu
ketat karena dapat menyebabkan meaningless atau teralienasi hal tersebut merupakan ciri masyarakat organik sementara pesantren merupakan masyarakat
dengan solidaritas mekanik.
3. Program Pengabdian Alumni
Program pengabdian alumni adalah salah satu metode agar kegiatan pengkaryaan bisa berjalan setelah penambahan jam belajar formal sampai dengan
pukul 15.00 WIB, program ini sudah berjalan tiga tahun dan khusus hanya diterapkan di pesantren Hidayatullah Medan, tidak di jaringan Hidayatullah
lainnya. Menurut informan, program ini adalah inisiatif dari pimpinan pesantren untuk mencapai visi misi pesantren.
Baru tiga tahun ya, kalau sebelumnya langsung kuliah ke Jakarta, ke Surabaya, sama ke Balikpapan. Tujuannya berdasarkan pengalaman yang
lalu-lalu tidak semuanya meneruskan di Hidayatullah, ternyata sebagian besar waktu itu setelah dapat ijazah langsung pergi gitu aja, sementara kita
ini kan membiayai full, jadi supaya imbang kita biayai mereka, mereka juga harus ngabdi sama kita kan, jadi itu seperti balas jasanya. Kalau keinginan
kita seterusnya mereka itu tetap berada di bawah jaringan Hidayatullah. Wawancara dengan Ust Chairul Anam, 25 Februari 2013
Universitas Sumatera Utara
Dari pemaparan di atas diketahui bahwa ide awal program pengabdian adalah landasan idealisme tauhid dari pesantren, agar santri tidak lepas dari
Hidayatullah. Agar santri terus berada dalam jaringan Hidayatullah dan dapat berkontribusi untuk Hidayatullah di masa yang akan datang. Santri yang
melakukan pengabdian dikenal juga dengan sebutan “santri kelas tujuh”, kelas tujuh ini adalah masa pembelajaran tambahan selama satu tahun untuk
pendewasaan santri seperti dijelaskan informan di bawah:
Sisi pendewasaan agar mereka fokus pada tataran penghayatan, mereka itu kan akan terjun ke masyarakat, maka mereka harus diuji dulu. Tidak
langsung kita lepas, sehingga saat kuliah mereka tidak menyia-nyiakannya karena mereka sudah tahu bagaimana hidup bermasyarakat. Setelah kuliah
mereka biasanya langsung pulang ke sini. Wawancara dengan Ust Ali Hermawan, 18 Februari 2013
Dalam hal ini pesantren ingin menyempurnakan ranah thabiah perangai,
watak, karakter atau dikenal juga dengan ranah afektif sikap. Santri diharapkan mengalami pendewasaan melalui penghayatan selama satu tahun. Informan lain
mengatakan hal berikut: Pengabdian alumni satu tahun saja, nanti setelah satu tahun kita tanya lagi
keinginannya. Tujuan pengabdian ini adalah supaya ada rasa tanggung jawab, kita bukan mau mengungkit apa yang sudah kita berikan, tapi ilmu
itu agar bisa ditularkan ke adik-adiknya. Wawancara dengan Ust Mukhtasim, 25 Februari 2013
Dalam program pengabdian, santri ditempatkan sesuai dengan minat, bakat,
dan kebutuhan SDM dari yayasan. Santri bisa ditugaskan khusus di satu tempat ataupun berpindah-pindah. Contohnya ada yang ditugaskan di Tanjung Morawa
untuk yang bertugas di bangunan dan pendidikan. Berikut adalah pemaparan informan yang mengkuti program pengabdian berpindah-pindah:
Saya pengabdian sudah satu tahun tapi pindah-pindah. Pernah di Yayasan, di BMH pernah, di cabangnya pun pernah, di percut juga pernah. Kalau di
Padang Sidempuan waktu itu merintis masih hutan di situ ya, membabat semua di situ karena masih ilalang semua, baru ada gubuk satu. Saya di
sana dua bulan, mau buka pesantren baru. Di Percut itu ada masjid yang diserahkan ke yayasan karena masjid ini sudah gak ada lagi yang ngurus,
kita yang ngajar ngaji anak-anaknya. Kalau di Tanjung Morawa kemaren itu cari rumput karena waktu itu ada juga ternaknya, cari rumputnya ke
Universitas Sumatera Utara
Beringin pake mobil. Yang diternaknya kambing sama sapi. Wawancara dengan Manik, 17 Februari 2013
Pemaparan Informan yang mengikuti program pengabdian di satu tempat: Tugas yang saya kerjakan di pengabdian ya paling nukang, ngajar, kalau
ada panggilan khotib ya jadi khotib. Kalau ngajar saya dapat ngajar Aliyah malam Senin sama malam Sabtu, dua kali seminggu. Kalau yang di sini ada
enam alumni yang pengabdian. Ini firman, itu Muhammad Zul Arifin, Waspada, Khoirussani, satu lagi tugas di Percut, tapi tinggalnya di sini
juga. Saya baru belajar nanam jagung, yang dibelakang itu, yang di depan sana gak tumbuh, Wawancara dengan Dinul Hak, 19 Februari 2013
Program pengabdian alumni adalah salah satu metode pesantren agar santri dapat diberdayakan dengan maksimal. Ide awalnya adalah idealisme pesantren
agar santri tidak lepas dari jaringan Hidayatullah sehingga di masa depan nanti lulusan dapat memberikan umpan balik feedback kepada Hidayatullah.
Pengkaryaan pada saat santri masih MTs atau MA belum bisa dilakukan secara maksimal karena sebagian besar waktu digunakan untuk belajar materi pendidikan
formal dan kediniyahan yang sudah terjadwal dengan ketat. Adapun tugas program pengabdian berangam disesuaikan dengan minat, bakat, dan kebutuhan
SDM dari yayasan. Pada perkembangannya pengabdian santri juga menjadi tujuan pragmatis yaitu untuk pengembalian biaya-biaya yang sudah digunakan santri
selama mondok.
4. Kurikulum Khas dalam Pendidikan Pemberdayaan