Keterampilan berbicara sebaiknya dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan berbicara yang dicita-citakan. Tujuan utama
berbicara untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, dan kemauan. Tarigan 2008:16, mengungkapkan bahwa:
“Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanyalah sang pembicara
memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya dan dia harus mengetahui
prinsip-prinsip yang mendasar segala sesuatu pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
Jadi pembicara harus memahami, mengerti, dan mengetahui dampak dengan
apa yang ia katakan kepada orang lain. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Abidin 2013:129 terdapat empat tujuan keterampilan berbicara, yaitu:
a Informatif
Informatif maksudnya adalah menyampaikan ide, pendapat, dan gagasan untuk membangun pengetahuan lawan tutur sehingga akan tercipta
komunikasi antara penutur dengan lawan tutur. b
Rekreatif Rekreatif maksudnya adalah penutur memberikan kesan menghibur kepada
lawan tutur. c
Persuasif Persuasif maksudnya adalah penutur berusaha mempengaruhi lawan tutur
agar sesuai dengan yang diharapkan penutur melalui penggunaan bahasa yang memikat.
d Argumentatif
Argumentatif maksudnya adalah penutur meyakinkan lawan tutur atas ide, pendapat, dan gagasan menggunakan alasan-alasan yang logis.
Berdasarkan pernyatan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari keterampilan berbicara adalah pembicara mengungkapkan buah pikirannya
yang berupa ide dan pendapat yang dapat menghibur, memberikan pengaruh atau dampak, dan meyakinkan orang lain.
3. Penilaian Keterampilan Berbicara
Kegiatan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan penilaian. Kegiatan penilaian tidak terfokus pada hasil belajar saja, melainkan ada berbagai
faktor lain seperti proses peserta didik memperoleh dan menangkap materi pembelajaran sehingga dapat dijadikan tolak ukur untuk melakukan kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa penilaian adalah mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Informasi merupakan hal-hal
yang berkaitan langsung dengan peserta didik seperti skor hasil penilaian, hasil pengamatan terhadap materi pembelajaran, hasil mengerjakan tugas, dan lain-lain.
Sehingga pemberian nilai kepada peserta didik yang bersifat objektif dalam Nurgiyantoro, 2012:9.
Penilaian yang diberikan kepada peserta didik memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan yang telah ditetapkan yang berupa
berbagai kompetensi dapat dicapai peserta didik melalui kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan, untuk memberikan penilaian secara objektif terhadap tingkah laku hasil belajar peserta didik, untuk mengetahui kompetensi, pengetahuan,
keterampilan, atau bidang-bidang tertentu yang dimiliki peserta didik, untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan peserta didik dan sekaligus memonitor
kemajuan peserta didik, untuk menentukan apakah peserta didik layak dinaikkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau tidak, dan untuk dijadikan tolak ukur
bagi kegiatan pembelajaran selanjutnya Nurgiyantoro, 2012:30-33. Kemudian, untuk mengukur atau mengetahui keterampilan berbicara peserta
didik dibutuhkan standar penilaian. Dalam penelitian ini, menggunakan standar penilaian
Échelle de Harris Évaluation de l’entretien dirigé menurut Tagliante 1991 : 113-114, yang diuraikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1: Penilaian Keterampilan Berbicara
No Standar Kompetensi Indikator
Skor 1
Expression Orale Prononciation pengucapan
Difficulte de prononciation si graves que le discours est pratiquement
inintelligible. Pengucapan sangat buruk, tidak dapat
dipahami sama sekali.
1
Très difficile à comprendre à cause de sa prononciation, on doit souvent lui
demander de répéter. Pengucapan sangat sulit dipahami,
menghendaki untuk selalu diulang. 2
Difficultés de prononciation qui exigent une attention soutenue et conduisent
quelque fois au malentendu. Kesulitan dalam pengucapan yang
menimbulkan perhatian dan terkadang meyebabkan kesalahpahaman.
3
Toujours intelligible, malgré un accent spécifique.
Pengucapan dapat dipahami, namun seringkali masih ada ucapan asing
4